Kamis, 15 Mei 2014

Khadija Motivasiku

Bisikan Wanita sholeha

Sosok wanita yang membuatku kagum selain Raden Ajeng Kartini. Wanita yang sangat spektakuler dan fenomenal. Kisahanya bahkan telah dibukukan oleh beberapa penulis terkemuka.

Wanita sholehah itu bernama Khadijah, Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai, ia berasal dari golongan pembesar di Mekkah. Khadijah al-Kubra memiliki ayah bernama Khuwailid bin Asad dan ibunya bernama Fatimah binti Za’idah, ia berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy.

Khadija.
Mulai hari ini, setelah mendengar kisahnya yang disampaikan saat training spektakuler, berhasil menyadarkan tali syarafku bahwa khadijalah sosok wanita yang sepatutnya diagunggkan setelah Ibu kita sendiri. Bukan artis di luar sana yang sama sekali tidak jelas kepbribadiannya.

Selasa, 13 Mei 2014

Cinta Diam Diam

Goresan Hati Sang Penulis

"Cinta" kata yang sangat sakral untuk di teliti. Kadang membuat bahagia, tapi lebih akur dengan kesedihan. Cinta sangat susah di terawang, ketika dia yang berhasil menggapai cintanya, senyum lebar yang akan menyapanya. Namun, bagi dia yang cintanya tertunda, hanya bisa tersenyum paksa.  Sangat bodoh rasanya ketika harus menyimpan perasaan cinta.  Cinta diam diam ternyata lebih sakit dari putus cinta.
Cinta diam diam akan menetaskan banyak air mata hingga membuat sakit kepala.  Banyak alasan untuk mencintai dalam diam, seperti kata syahrini "cinta tapi gengsi" inilah salah satu sikap wanita yang membuat mereka keruh. Cinta tapi mereka gengsi untuk menyampaikan kepada sang pujangga.  Kata rebvblik "izinkan aku mencintaimu" masa bodo dengan kata itu, hanya izin untuk mencintainya tidak akan menjernihkan perasaan.
Cinta diam diam tidak akan pernah menyelesaikan masalah cinta. Memang susah untuk menyampaikan ke dia, terkadang ada seorang yang sudah di beri sinyal cinta tapi  dia sama sekali tidak peka. Wanita hanya bisa memunggu si pria menyatakan perasaanya, persis kalimat di film 5cm "ngak enak yah jadi cewek, kalau suka sama seaeorang hanya bisa menunggu". Kata ungu "cinta dalam hati", hati juga bisa bosan jika cinta disimpan terus.
Afgan selalu mengatakan "jodoh pasti bertemu", bagaimana mau bertemu kalau cinta tidak di presentasikan. Cinta diam diam intinya sakit rasanya seperti perlahan lahan diiris silet.
Cinta diam diam pada akhirnya akan bertepuk sebelah tangan kata donita "pupus". Cinta diam diam akan terasa sakit ketika orang yang kita cintai dekat dan selalu membuat kita tersenyum malu. Lebih sakit jika orang yang kita cintai sudah mulai kita lupakan dan bertahun tahun tak melihat batang hidungnya hingga akhirnya bertemu kembali dalam waktu yang lama.  Akhirnya kita akan mengatakana geisha "lumpuhkan ingatanku".
Kata mario teguh " Jangan biarkan seseorang mencintaimu diam-diam, karena cinta bukan untuk disembunyikan". Kalimat ini sangat tepat untuk pria yang membuat wanita mencintainya secara diam. Ingat ketika wanita mencitaimu diam diam dia "Terkadang, berusaha menghindari mu, bukan berarti membenci, dia menginginkanmu tapi dia tahu bahwa itu salah".
Pada akhirnya wanita harus sadar kalau cinta yang diam diam itu lebih baik di format dalam hardisk otak , memang
"Menyakitkan ketika kamu akhirnya menemukan seseorang yg begitu berarti dalam hidupmu, hanya tuk belajar bagaimana cara melepaskannya." Kata pak mario . Kita harus merelakan ketika cinta kita tak seperti apa yang kita inginkan "tiada guna lagi" kan kata tenvblik. "Kisah tak sempurnah" dan "tak bisa memiliki" mungkin kata yang tepat menurut samson.
Satu hal yang harus pria tahu , bahwa ketika wanita mencintai diam diam, dia akan selalau seperti yovie and nuno untuk selalu "menjaga hati" karena wanita tau kalau dia hanya "manusia biasa" masih banyak yang harus mereka lakukan selain mencintaimu dalam diam.  Walaupun wanita kedepannya akan menemukan yang lain tapi dihtinya kau "takkan terganti" marcell pun sepakat dengan hal itu. rasanya "perih" kata viera jika dia pergi "sejauh mungkin" seperti ungu.
kata jikustik Wanita akan "melupakanmu" ketika dia sudah mampu. Walaupun semuaa akan terasa "hampa" menurut ari lasso. "Jelas sakit" souqy berpendapat. Dan menurut samson yang tersisa hanya "kenangan terindah" saat dia membuat kita tersenyum malu.
"Cinta mungkin akan membuatmu terluka, tapi ia membuatmu semakin dewasa. Jadilah pribadi yang selalu memaafkan, terutama hatimu." Mario teguh.
13 mei 2014.
11.43.

Senin, 12 Mei 2014

MAKALAH "AL-QUR'AN DAN MASA TURUNNYA"

AL QUR’AN DAN MASA TURUNNYA



Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kulia Ulumul Qur’an pada Semester II Program Studi
 Ekonomi Syariah Kelompok 6 Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone


Oleh



KASMIA
ANNORAH BADRIAH
RISKA





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) WATAMPONE
2014



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7 M, menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam membahas masalah agama Islam, kita tidak bisa lepas dari Al-Quran kitab suci umat Islam, yang merupakan firman-firman Allah SWT, yang diturunkan dengan perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai peringatan, petunjuk, tuntunan, dan hukum bagi kehidupan umat manusia.
Ayat-ayat Al-quran yang diterima Nabi muhammad SAW. diterima secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22 tahun, atau tepatnya 22 tahun, 2 bulan, 22 hari, yakni sejak ia berusia 40 tahun sampai belau wafat. Oleh karena itu, perlu diadakan pembahasan lebih lanjut mengenai masa turunnya Al-quran.
Melalui makalah ini, kami mencoba untuk memberikan informasi mengenai masalah tersebut, sehingga pembaca dapat mengetahui sedikit informasi tentang masa turunnya Al-quran.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa pengertian al qur’an?
2.      Bagaimana proses turunnya al qur’an?
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini akan membahas tentang pengertian al qur’an dan proses turunnya al qur’an.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Qur’an
Quran menurut Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan". Sedangkan dari segi kebahasaan, sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. AL-Quran di turunkan dalam tempo 22 tahun,2 bulan,222 hari,yaitu mulai malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW,sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada’ tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H. Al-Qur’an sebagai kitab suci terbesar telah menyedot perhatian banyak orang. Dalam pandangan umat islam, al-Qur’an merupakan teks yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia. kitab suci ini diturunkan untuk menjawab persoalan-persoalan nyata yang muncul di tengah kehidupan manusia. Ia adalah kitab bacaan yang mendapatkan kedudukan istimewa.
Al-Qur’an mempunyai 114 surat, dengan surat terpanjang terdiri atas 286 ayat, yaitu Al Baqarah, dan terpendek terdiri dari 3 ayat, yaitu Al-’Ashr, Al-Kautsar, dan An-Nashr.
Sebagian ulama menyatakan jumlah ayat di Al-Qur’an adalah 6.236, sebagian lagi menyatakan 6.666. Perbedaan jumlah ayat ini disebabkan karena perbedaan pandangan tentang kalimat Basmalah pada setiap awal surat (kecuali At-Taubah), kemudian tentang kata-kata pembuka surat yang terdiri dari susunan huruf-huruf seperti Yaa Siin, Alif Lam Miim, Ha Mim dll. Ada yang memasukkannya sebagai ayat, ada yang tidak mengikutsertakannya sebagai ayat.
Untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama membagi Al-Qur’an dalam 30 juz yang sama panjang, dan dalam 60 hizb (biasanya ditulis di bagian pinggir Al-Qur’an).
Masing-masing hizb dibagi lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub’ (seperempat), an-nisf (seperdua), dan as-salasah (tiga perempat).
Selanjutnya Al-Qur’an dibagi pula dalam 554 ruku’, yaitu bagian yang terdiri atas beberapa ayat. Setiap satu ruku’ ditandai dengan huruf ‘ain di sebelah pinggirnya. Surat yang panjang berisi beberapa ruku’, sedang surat yang pendek hanya berisi satu ruku’.
Nisf Al-Qur’an (tanda pertengahan Al-Qur’an), terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafal walyatalattaf yang artinya: “hendaklah ia berlaku lemah lembut”.
B. Masa Turunnya Al Qur’an
1. Pengertian Nuzulul Qur’an (Turunnya Al-Qur’an )
Menurut Jumhurul Ulama’  arti  Nuzulul Qur’an itu secara hakiki tidak cocok untuk Al-Qur’an sebagai kalam Allah yang berada pada dzat-Nya. Sebab , dengan memakai ungkapan “diturunkan” menghendaki adanya materi kalimat atau lafal atau tulisan huruf yang riel yang harus diturunkan. Karena itu harus menggunakan arti majazi, yaitu menetapkan / memantapkan / memberitahukan /menyampaikan Al-Qur’an, baik di sampaikan Al-Qur’an itu ke Lauhil Mahfudz atau ke Baitul Izzah di langit dunia, maupun kepada Nabi Muhammad SAW. 
2. Tahap-tahap Al-Qur’an di turunakan
Yang dimaksud dengan “ tahap-tahap turunnya Al-Qur’an” ialah tertib dari fase-fase disampaikan kitab suci Al-Qur’an, mulai dari sisi Allah hingga langsung kepada Nabi Muhammad SAW, kitab suci ini tidak seperti kitab-kitab suci sebelumnya. Sebab kitab suci ini diturunkan secara bertahap, sehingga betul-betul menunjukkan kemukjizatannya. 
            Allah SWT telah memberikan penghormatan kepada Al-Qur’an dengan membuat turnnya tiga tahap;
a) Tahap Pertama Turun Di Lauh Mahfudz (اللوح المحفوظ )
sebagaimana dalm firman allah:
بل هو قرأن مجيد . في لوح محفوظ.
Artinya: bahkan yang di dustakan itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang tersimpan di Lauhul Mahfudz ( QS. Al-Buruj 21).
Wujudnya Al-Qur’an di Lauhu Mahfudz adalah dalam suatu cara dan tempat yang tidak bisa diketahui kecuali oleh Allah sendiri. dalam Lauhul Mahfudz Al-Qur’an berupa kumpualn lengkap tidak terpisah-pisah.
Hikmah dari Tanazul tahap pertama ini adalah seperti hikmah dari eksistensi Lauhul Mahfudz itu sendiridan fungsinya sebagai tempat catatan umum dari segala hal yang ditentukan dan diputuskan Allah dari segala makhluq alam dan semua kejadian. Dan membuktikan kebesaran kekuasaan Allah SWT dan keluasaan ilmunya serta kekuatan kehendak dan kebijaksanaa-Nya
b) Tahap Kedua Di Baitul Izzah (بيت العزة )
yaitu tempat mulia di langit yaitu langit pertama, atau langit yang terdekat dengan bumi. Berdasarkan firman allah:
إِِِِنَّا أَنْزَلْناَهُ فِى لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
Artinya: sesungguhanya kami menurunkannya (al-qur’an )pada suatu malam yang diberkahi. (QS. Ad-dukhan: 3)
Ayat tersebut menunjukkan turunnya Al-Qur’an tahap kedua ini dan cara turunnya, yaitu secara sekaligus turun seluruh isi al-qur’an dari lauhul mahfudz ke baitul izzah, sebelum di sampaikan ke nabi Muhammad SAW
c) Tahap ketiga.
Al-Qur’an turun dari dari Baitul Izzah di langit dunia langsung kepada nabi Muhammad. Artinya, Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad, baik melalui perantara Malaikat Jibril ataupun secara langsung ke dalam hati sanubari nabi Muhammad SAW, maupun dari balik tabir.
      Dalilnya ayat Al-Qur’an antara lain:
ولقد أنزلناه إليك ايت بينت
Artinya: dan sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas.” (Q.S. al-baqoroh:99)
نزل به الروح الامين . على قلبك لتكون من المنذربن
Artinya: ia (al-qur’an ) dibawa turun oleh Ar-Ruhul Al-Amin (Jibril) kedalam hatimu (Muhammad)agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan.” (Q.S. asy-syu’ara: 193-194)
3. Sejarah turunnya al-qur’an kepada nabi Muhammad SAW.
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara, antara lain:
a) Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati Nabi Muhammad SAW tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Nabi SAW tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada di dalam hatinya.
b) Malaikat Jibril menampakkan dirinya sebagai manusia laki-laki dan mengucapkan kata-kata di hadapan Nabi SAW.
c) Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti bunyi gemerincing lonceng. Menurut Nabi SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin yang sangat dingin.
d) Malaikat Jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujudnya yang asli.
Setiap kali mendapat wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Beliau dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan Jibril kepadanya. Hafalan Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.
a) Waktu turunya alqur’an
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari sebuah surat atau sebuah surat ynag pendek secara lengkap. Dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu lebih kurang 23 tahun, yakni 13 tahun waktu nabi masih tingggal di makkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu nabi hijrah ke madinah.
Sedangka permulaan turunya Al-Qur’an  adalah pada malam lailatul qadar, tanggal 17 Ramadhan pada waktu Nabi telah berusia 41 tahun bertepatan  tanggal 6 Agustus 610 M, sewaktu beliau sedang berkhalwat (meditasi ) di dalam gua hira’ di atas Jabal Nur. Ayat yang pertama kali turun adalah 1-5 surah al-alaq:
إقراء با سم ربك الذى خلق.خلق الإنسان من علق. إقراء وربك الآكرم. الذى علم بالقلم . علم الإنسان مالم يعلم
Sedangkan wahyu yang terakhir yang diterima Nabi Muhammad SAW adalahsurat Al-Maidah:3, pada waktu nabi sedang berwukuf di Arafah melaukan Haji Wada’pada tanggal 9 Dzul hijjah 10 H, yaitu ayat:
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتى ورضيت لكم الاسلام دينا.
Artinya:  pada hari ini telah ku-sempurnakan untukmu agamamu dan telah ku-cukupkan nikmat-ku kepadamu, serta ku-ridhai bagimu Islam sebagai agamamu
b) Periodesasi turunya alqur’an
Masa turunnya Al-Qur’an sealam 22 tahun lebih tersebut terbagi dalam dua periode, sebagai berikut:
1) Periode pertama adalah Makkah.
Yaitu, Wahyu Ilahi yang diturunkan sebelum hijrah tersebut di sebut surat/ ayat makkiyah merupakan 19/30 dari Al-Qur’an, yang menurut Ahli Tahkiq selama 12 tahun 5 bulan dan lebih 13 hari. Dan terdiri dari 90 surah yang mencakup 4.773 ayat. surat dan ayatnya pendek-pendek dangaya bahasanya singkat-padat ( Ijaz ), karena sasaran pertama dan utama pada periode ini adalah orang-orang arab asli ( Suku Quraisy )yang sudah tentu paham benar akan bahasa Arab. Mengenai isi surat/ayat Makkiyah pada umumnya berupa ajakan untuk bertauhid yang murni atau ketuhanan yang Maha Esa secara murni dan juga tentang pembinaan mental dan akhlaq.
2) Periode kedua adalah periode Madinah.
Yaitu, wahyu Ilahi yang turun sesudah hijrah disebut surat/ayat Madaniyyah dan merupakan 11/30 dari Al-Qur’an. Selam 9 tahun 9 bulan lebih 9 hari, yang terdiri dari 24 surah yang meliputi 1463 ayat.  surat dan ayatnya panjang-panjang dan gaya bahasanya panjang lebar dan lebih jelas ( Ithnab ), karena sasarannya bukan hanya orang-orang arab asli, melainkanjuga non arab dari berbagai bangsa  yang telah mulai masuk islam dan sudah tentu mereka belum menguasai bahasa arab. Mengenai isi surat/ayat Madaniyyah pada umumnya berupa norma-norma hukum untuk pembentukan dan pembinaan suatu masyarakat / umat islam dan Negara yang adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.






BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai pembahasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.     Al- qur’an diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan cara berangsur – angsur , sebagai pedoman hidup, al- quran merupakan kitab yang paling sempurna dari kitab lainnya . dikarenakan di dalam al – Qur’an terdapat peraturan – peraturan yang dapat menyelamatkan manusia dari kesengsaraan, dari keadaan hina , dan dari segala kejelekan  selama hidup di dunia  sampai akhirat kelak.
2.      Pengertian turunnya alqur’an ialah menetapkan / memantapkan / memberitahukan /menyampaikan Al-Qur’an, baik di sampaikan Al-Qur’an itu ke Lauhil Mahfudz atau ke Baitul Izzah di langit dunia, maupun kepada Nabi Muhammad.
3.      Tahap-tahap turunnya Al-Qur’an” ialah tertib dari fase-fase disampaikan kitab suci Al-Qur’an, mulai dari sisi Allah hingga langsung kepada Nabi Muhammad SAW, kitab suci ini tidak seperti kitab-kitab suci sebelumnya. Sebab kitab suci ini diturunkan secara bertahap, sehingga betul-betul menunjukkan kemukjizatannya. 
4.      Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari sebuah surat atau sebuah surat ynag pendek secara lengkap. Dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu lebih kurang 23 tahun, yakni 13 tahun waktu nabi masih tingggal di makkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu nabi hijrah ke madinah.
5.      Sedangka permulaan turunya Al-Qur’an  adalah pada malam Lailatul Qadar, tanggal 17 Ramadhan pada waktu Nabi telah berusia 41 tahun bertepatan  tanggal 6 Agustus 610 M, sewaktu beliau sedang berkhalwat (meditasi ) di dalam gua hira’ di atas Jabal Nur. Ayat yang pertama kali turun adalah 1-5 surah Al-Alaq:
B. Saran
Melalui makalah ini, penulis akan memberikan saran kepada pembaca mengenai  pembahasan yang terkait dengan makalah sebagai berikut :
1.      Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi.




DAFTAR PUSTAKA

http://zahraa02.wordpress.com/2012/01/12/makalah-aik-i/


MAKALAH "OBJEK DAN METODE FILSAFAT"

OBJEK FILSAFAT DAN METODE FILSAFAT




Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kulia Filsafat 
Umum pada Semester II Program Studi Ekonomi Syariah Kelompok 6 Sekolah
 Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone



Oleh


KASMIA
AISYAH
SURADI
RISKA



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) WATAMPONE
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Filsafat berasal dari perkataan Yunani yaitu filos dan sofia yang berarti cinta kebijaksaan atau belajar, ilmu pengetahuan. Lebih dari itu dapat diartikan cinta belajar pada umumnya, dalam proses pertumbuhan ilmu-ilmu (sciences) hanya ada di dalam apa yang kita sebut sekarang filsafat. Untuk alas an inilah sering dikatakan bahwa filsafat adalah induk atau ratu ilmu ilmu pengetahuan.
Filsafat berasal dari kata Yunani Philein, cinta, Sophia, kebijaksaan yakni ilmu yang aling umum yaitu usaha mencari kebijaksaan asalnya, penjelasan rasional dari sesuatu, prinsip-prinsip umum yang menerapkan segala fakta, dalam artian tidak dapat dibedakan denganscience. Secara popular diartikan sebagai ilmu dari pada ilmu, kritik dan sistematika atau organisasi dari semua ilmu pengetahuan yang berasal dari ilmu empiris, pelajaran yang rasional, pelajaran biasa atau dimanapun.
Bertanya tentang apakah filsafat itu, biasanya sama dengan menanyakan apakah materi atau objek filsafat itu dan metodenya. Dalam satu pengertian-pengertian apakah yang di ambil atau dipakai oleh ahli filsafat itu sebagai materi-jawabaan atas pertanyaan tersebut pastilah “sesuatu, segala sesuatu,......” menurut brauner dan burn, maka arti filsafat dapat dipahami dengan mengetahui apakah objek filsafat itu, apakah yang diselidiki oleh filsafat. Dengan dasar ini, maka kami mengangkat tema tentang bagaiamana objek filsafat yang ada pada dunia filosofi.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Bagaimana objek filsafat?
2.      Bagamana metode filsafat?
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini akan membahas tentang objek filsafat, selain itu makalah ini membahas metode filsafat.




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Objek Filsafat   
1. Pengertian Objek Filsafat
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahwa dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan.Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek,yang dibedakan menjadi dua,yaitu objek material dan objek formal.
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipIkirkan. Objek yang dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat itu bukan main luasnya”, tulis Louis Katt Soff, yaitumeliouti segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dan mungkin ada menurut akal piirannya. Jadi objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.
Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan formal. Objek material ini banyak yang sama dengan objek material sains. Sains memiliki objek material yang empiris. Filsafat menyelidiki objek filsafat itu juga tetapi bukan bagian yang empiris melainkan bagian yang abstrak. Sedang objek formal filsafat tiada lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat (yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).
Dari uraian yang tertera diatas, maka jelaslah bahwa:
1. Objek materia filsafat ialah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yakni:
1.    Hakekat Tuhan
2.    Hakekat Alam, dan
3.    Hakekat Manusia.
Objek Material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu  sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.
Objek material dari filsafat ad beberapa istilah dari pada cendikiawan, namun semua itu sebenarnya tidak ad yang bertentangan,
1)      Mohammad Noor Syam berpendapat, ‘Parah ahli membedakan bahwa objek filsafat itu atas objek material dan objek material filsafat; segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.
2)      Podjawijatna berpendapat, objek material filsafat adalah ada dan yang mungkin ada
3)      Oemar Amir Hoesain berpendapat, masalah lapangan penyelidikan filsafat adalah karena manusia memiliki kecenderungan hendak berfikir tentang segala sesuatu dalam alam semesta, terhadap segala yang ada dan mungkin ada.
4)      H.A Dardiri berpendapat, objek material itu adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupunada dalamkemungkinan.
5)      Abbas Hamami M. Berpendapat filsafat objek materil itu adalah ada yang mengatakan, alam semesta, semua keberadaan, masalah hidup, masalah manusia,masalah tuhan dan lainnya. Karena untuk menjadikan satu pendapat tentang tumpuan yang berbeda akhirnya dikatakan bahwa segala sesuatu yang adalah yang merupakan objek materil.
Setelah meneropong dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa objek material dari filsafat sangat luas mencakup segala sesuatu yang ada.
2.    Objek formal filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai ke akhirya) tentang objek materi filsafat (sarwa-yang-ada).
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebihmenaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmupengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagimanusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuanyakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologi.
2.      Penyelidikan dan pembagian filsafat menurut objeknya
Dalam buku Filsafat Agama: Titik Temu Akal dengan Wahyu karangan Dr. H. Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau yang berwujud inilah yang menjadi penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah:
1.    Ada Umum
Adalah menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya. Dalam bahasa Erops, Ada Umum ini disebut “Ontologia” yang berasal dari kata Yunani “Onontos” yang berarti ada dan dalam bahasa arab sering menggunakan Untulugia dan ilmu kainat.
2.      Ada Mutlak
Adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan dan tidak berpenghabisan dan harus terus ada, karena adanya dengan pasti. Ia merupakan asal segala sesuatu. Ini disebut Tuhan. Dalam bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam bahasa arab “Ilah atau Allah.
3.      Comologia
Yaitu filsafat yang mencari hakikat alam, dipelajari apakah sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya dengan Ada Mutlak. Cosmologia ini ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu karena dimungkinkan Allah. Ada tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin lenyap sewaktu-waktu pada suatu masa.
4.      Antropologia
Antropolgia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak, maka juga menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu sebenarnya, apakah kemampuan-kemampuannya dan apakah pendorong tindakannya. Semua ini diselidiki dan dibahas dalam Antropolgia.
5.      Etika
Adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah tingkah laku manusia yang dipandang baik dan buruk serta tingkah laku manusia mana yang membedakannya dengan lain-lain makhluk.
6.      Logika
Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia untuk mengetahui kebenaran. Tanpa kepastian tentang logika, maka semua penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya tanpa akal budi maka tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu, dipersoalkan apakah manusia mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari kebenaran.

B.  Metode Filsafat   
Istilah metode berasal dari kata Yunani, methodeuo yang berarti mengikuti jejak atau mengusut, menyelidiki dan meneliti yang berasal dari kata methodos dari akar kata meta (dengan) dan hodos (jalan). Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tertentu. Metode yang benar dan tepat akan menjamin kebenaran yang diraih.
Oleh karena itu, setiap cabang ilmu pengetahuan harus mengembangkan metodologi yang sesuai dengan objek studi ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini merupakan suatu keharusan karena sesungguhnya tidak ada satu metode yang cocok digunakan bagi semua bidang ilmu pengetahuan. Filsafat pun memiliki metode sendiri, namun harus ditegaskan pula bahwa filsafat sesungguhnya tidak memiliki metode tunggal yang digunakan oleh semua filsuf sejak zaman purba hingga sekarang ini. Dapat dikatakan bahwa jumlah filsafat adalah sebanyak jumlah filsufnya. Sangat banyak metode filsafat yang digunakan oleh para filsuf dari dahulu sampai sekarang ini.
1.    Metode Zeno : Reductio ad Absurdum
Memang Zeno dikenal sebagai seorang pemikir jenius yang berhasil mengembangkan metode untuk meraih kebenaran, dengan membuktikan kesalahan premis-premis lawan, yang caranya ialah mereduksikannya menjadi suatu kontradiksi sehingga konklusinya pun menjadi mustahil ( reduction ad absurdum ).
Zeno sependapat dengan Parmenides yang mengatakan bahwa realitas yang sesungguhnya di alam semesta ini hanya satu. Untuk mempertahankan monisme dari serangan plularisme, dengan metode reductio ad absurdum Zeno mengatakan bahwa seandainya ada banyak titik yang terdapat di antara titik A dan titik B, berarti kita juga harus mengakui adanya suatu jumlah tak terbatas karena akan senantiasa terdapat titik di antara titik-titik itu, dan demikian seterusnya. Akan tetapi, ternyata bahwa orang dapat berjalan dari A ke B, dan itu berarti bahwa jarak A ke B dapat dilintasi. Oleh karena itu, hipotesis semula, yang menyatakan bahwa ada banyak titik yang terdapat di antara titik A dan B adalah tidak benar. Jadi, jelas bahwa pluralitas itu absurd, tidak masuk akal, dan mustahil.
Parmenides juga pernah mengatakan bawha tidak ada ruang kosong, yang berarti bahwa yang ada tidak berada dalama ada yang lain karena yang ada senantiasa mengisi seluruh tempat. Parmenides pun pernah mengatakan bahwa jika ruang kosong itu tidak ada, berarti bahwa gerak pun tidak ada. Untuk membuktikan kebenaran ajaran gurunya itu, Zeno mengemukakan empat contoh sebagai berikut :
1)      Dikotomi paradox.
2)      Akhilles, si juara lari.
3)      Anak Panah
4)      Benda yang bergerak bertentangan.
Metode Zeno member nilai abadi bagi filsafat karena memang tidak satu pun pernyataam yang melahirkan pertentangan dapat dianggap benar. Metode yang dikembangkan oleh Zeno sangat berguna dalam suatu perdebatan karena dengan metode itu ia telah member dasar yang kokoh bagi argumentasi-argumentasi yang rasional dan logis. Zeno juga dikenal sebagai orang pertama yang menggunakan metode dialektik, dalam arti mencari kebeneran lewat perdebatan atau bersoal jawab secara sistematis.
2.    Metode Sokrates : Maieutik Dialektis Kritis Induktif 
Bagi Sokrates, kebenaran objektif yang hendak digapai bukanlah semata-mata untuk membangun suatu ilmu pengetahuan teoritis yang abstrak, tetapi justru untuk meraih kebajikan karena, menurut Sokrates, filsafat adalah upaya untuk mencapai kebajikan. Kebajikan itu harus tampak lewat tingkah laku manusianyang pantas, yang baik dan terpuji. Untuk menggapai kebenaran objektif itu, Sokrates menggunakan suatu metode yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang amat erat digenggamnya.
Sokrates begitu yakin bahwa pengetahuan akan kebenaran objektif itu tersimpan dalam jiwa setiap orang sejak masa praeksistensinya. Karena itu, Sokrates tidak pernah mengajar tentang kebenaran itu, melainkan berupaya untuk menolong untuk mengungkapkan apa yang memang ada dan tersimpan dalam jiwa seseorang. Sokrates merasa terpanggil utnuk melakukan tugas yang mirip ibunya (ibunya adalah bidan), maka cara yang digunakannya pun disebutnya maieutika tekne (teknik kebidanan).
3.    Metode Plato : Deduktif Spekulatif Transendental
Plato memusatkan perhatiannya pada pada bidang yang amat luas, yaitu mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Dari berbagai ilmu pengetahuan yang diminatinya itu, eksaktalah bidang ilmu yang memperoleh tempat istimewa. Pada umumnya para ahli membagi dialog-dialog Plato ke dalam tiga periode :
1)      periode dialog-dialog awal, disebut juga sebagai oeriode penyelidikan (inquiry)
2)      periode dialog-dialog pertengahan, disebut juga sebagai periode spekulasi/pemikiran (speculation).
3)      periode dialog-dialog akhir, disebut juga sebagai periode kritisisme, penilaian dan aplikasi (critism, appraisal, and application).
Inti dan dasar dari seluruh filsafat Plato ialah ajaran-ajaran tentang ide-ide. Plato percaya bahwa ide yang tertangkap oleh pikiran lebih nyata daripada objek-objek material yang terlihat oleh mata. Hanya ide yang merupakan realitas yang sesungguhnya dan abadi
4.    Metode Aristoteles: Silogistis Deduktif
Aristoteles mengatakan bahwa ada dua metode yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru. Kedua metode itu disebut metode induktif dan metode deduktif. Induksi ialah cara menarik konklusi yang bersifat umum dari hal-hal khusus. Deduktif adalah cara menarik konklusi yang bertolak dari sifat umum ke khusus. Baik deduksi maupun induksi, keduanya dipaparkan oleh Aristoteles di dalam logika
Inti logika adalah silogisme. Silogisme merupakan alat dan mekanisme penalaran untuk menarik konklusi yang benar berdasarkan premis-premis yang benar. Bagi Aristoteles, metode deduksi merupakan metode terbaik untuk memperoleh konklusi demi mencapai kebenaran dan pengetahuan baru. Demikianlah metodenya dikenal sebagai metode silogistis deduktif.
Immanuel Kant mengatakan bahwa logika yang diciptakan Aristoteles sejak semula sudah sempurna sehingga tidak mungkin bertambah sedikit pun.
5.    Metode Plotinos :Kontemplatif-Mistis
Plotinos merupaka filsuf neoplatonis. Filsafat Plotinos didasarkan pada ajaran Plato, khususnya mengenai ide kebaikan selaku ide yang tertinggi di dalam filsafat Plato. Karena Plotinos menggunakan istilah-istilah dan mengembangkan dasar-dasar pemikiran Plato, filsafat Plotinos disebut neoplatonisme. Tetapi tidak berarti ia hanya mempelajari filsafat Plato, ia mempelajari berbagai filsafat lainnya. Filsafat Plotinos merupakan sintesis dari semua filsafat yang mendahuluinya walaupun memang terlihat dengan jelas bahwa pengaruh Platonisme sangat dominan
Filsafat Plotinos merupakan suatu sistem yang hendak menjelaskan asal mula dan tujuan seluruh realitas, termasuk manusia. Menurutnya filsafat bukan hanya merupakan doktrin melainkan juga merupakan suatu jalan kehidupan. Karena itu metode Plotinos disebut metode kontemplatif-mistis.
6.    Metode Descartes: Skeptis
Filsafat Descartes yang paling terkenal yaitu: cogito ergo sum, (aku berpikir maka aku ada). Bagi Descartes, manusia harus menjadi titik berangkat dari pemikiran yang rasional demi mencapai kebenaran yang pasti. Untuk mencapai kebenaran yang pasti itu, rasio harus berperan semaksimal mungkin.
Cara untuk mencapai kebenaran dengan pasti, membutuhkan keraguan. Apabila melalui keraguan yang begitu radikal ada suatu kebenaran yang saggup bertahan sehingga tidak mungkin lagi diragukan kebenarannya, maka kebenaran itu adalah kebenaran yang pasti. Setelah meragukan segala sesuatu, Descartes menemukan bahwa ada satu hal yang tidak dapat diragukan, yaitu: saya sedang meragukan segala sesuatu, sedang berpikir, dan jika saya sedang berpikir itu berarti tidak dapat diragukan lagi bahwa saya pasti ada. Ini karena tidak mungkin yang tidak ada dapat berpikir dan dapat meragukan segala sesuatu.
7.    Metode Francis Bacon: Induktif
Secara umum dapat dikatakan bahwa pandangan-pandangan Bacon bersifat praktis, konkret, dan utilitaris. Untuk mengenal sifat-sifat segala sesuatu, dibutuhkan penelitian-penelitian yang empiris. Pengalamanlah yang menjadi dasar pengetahuan. Pengetahuan itu sangat penting dan sangat diperlukan oleh manusia karena hanya dengan pengetahuanlah manusia sanggup menaklukka alam kodrat.
Menurut Bacon, logika silogistis tradisional tidak sanggup menghasilkan penemuan-penemuan empiris. Ia mengatakan bahwa logika silogistis tradisional hanya dapat membantu mewujudka konsekuensi deduktif dari apa yang sebenarnya telah diketahui. Agar pengetahuan itu berkembang dan memperoleh pengetahuan baru, metode deduktif harus ditinggalkan dan diganti dengan metode induktif.
Metode induktif adalah penarikan kesimpulan dari hal-hal khusus ke hal-hal yang umum. Bacon memang bukan penemu metode induktif, namun ia berupaya memperbaiki dan menyempurnakan metode itu melalui pengkombinasian metode induktif tradisional dengan eksperimentasi yang cermat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas penulis dapat disimpulkan bahwa objek material filsafat adalah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yakni hakekat Tuhan, alam, dan Manusia. Sedangkan objek fformal filsafat adalah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai ke akhirya) tentang objek materi filsafat (sarwa-yang-ada).
Penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah sebagai berikut:
1.      Ada Umum adalah menyelidiki apa yang ditinjau secara umum.
2.      Ada Mutlak adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya.
3.      Comologia yaitu filsafat yang mencari hakikat alam.
4.      Antropologia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak, maka juga menjadi objek pembahasan.
5.      Etika adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia.
6.      Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia untuk mengetahui kebenaran. Maka penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika.
Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa objek filsafat itu sama dengan objek ilmu pengetahuan bila ditinjau secara material dan berbeda bila secara formal
Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tertentu. Metode yang benar dan tepat akan menjamin kebenaran yang diraih.
B. Saran
Ada pun saran dari kami adalah semoga penemuan-penemuan filsafat di bidang ilmu pengetahuan yang ada atau pun yang nanti nya akan berkembang lagi dapat di gunakan sebaik mungkin dan dapat bermafaat bagi semua masyarakat dunia.
DAFTRA PUSTAKA

Sudarto, 1997, Metodologi penelitian Filsafat,  PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Pengikut