Selasa, 13 Januari 2015

Ketika langit Membelah Kulit

Sinar itu mulai tampak tersenyum menyapa seluruh makhluk bumi, sinarnya bermain di daratan kulit tak berdosa. Sinar itu bahkan senantiasa menemani bayangan ketika aku berdiri memperhatikan puluhan pasang kaki berlari memasuki sebuah ruangan, tempat para mahasiswa baru disatukan. Naluri ini mulai berdialog bersama kenangan saat aku seperti mereka dulu. Berlari karena takut akan sebuah hukuman bahkan diantaranya rela membuang sisa makanannya ketika ada sebuah panggilan. Disiplin akan waktu untuk pembentukan karackter katanya. Aku terpaku pada seorang mahasiswa yang mulai hilang keseimbangan, keringatnya menjalar di seluruh tubuh tapi aku salut karena dia mampu bertahan.

Bersambung.....

Pengikut