ANALISIS PERBEDAAN PENGGUNAAN KLAUSA MAJEMUK BERTINGKAT DAN KLAUSA MAJEMUK SETARA DALAM WACANA ARGUMENTASI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Bahasa Indonesia
KASMIA
NIS 14914
KELAS XI IPA1
SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
ANALISIS PERBEDAAN PENGGUNAAN KLAUSA MAJEMUK BERTINGKAT DAN KLAUSA MAJEMUK SETARA DALAM WACANA ARGUMENTASI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Bahasa Indonesia
KASMIA
NIS 14914
KELAS XI IPA1
SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN
2011/201
PENGESAHAN
Makalah siswa bernama Kasmia, NIS 14914, Kelas XI IPA1 yang berjudul “Analisis Perbedaan Penggunaan Klausa Majemuk Setara Dan Klausa Mejemuk Bertingkat Dalam Wacana Argumentasi” telah diperiksa dan diteliti oleh guru pembimbing karya tulis kelas XI SMA Negeri 1 Watampone dan dinyatakan dapat diterima.
Watampone, Mei 2012
Pembimbing,
Hj. Habibah Arsyad S.Pd.,M.Pd
NIP 19580109 198103 2 008
ii |
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kekuatan dan kemampuan sehingga penulis dapat merampungkan makalah ini sebagai tugas mata pelajaran bahasa Indonesia pada semester II. Mengingat kemampuan penulis sangat terbatas, maka penyelesaian makalah ini tidak luput dari hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan. Akan tetapi, penulis mendapatkan bantuan dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimah kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis. Rasa terimah kasih penulis khususnya disampaikan kepada :
1. Ibu Hj. Habibah Arsyad S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing karya tulis sekaligus guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Yang membimbing, memberikan pengarahan, serta masukan-masukan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2. Orang tua penulis yang senantiasa memberikan dorongan dan bantuan baik berupa material maupun spiritual dalam menyelesaikan masalah ini.
3. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesiakan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tentu saja jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis akan meminta maaf atas kekurangan dan berterima kasih seandainya ada koreksi dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan makalah ini kepada para pembaca yang berminat dengan harapan semoga bermanfaat adanya.
Watampone, Mei 2012
iii |
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
E. Sistematika Penulisan 2
II KERANGKA TEORI 4
A. Kerangka PikIr 4
B. Hipotesis 10
III METODOLOGI 11
A. Jenis Tulisan 11
B. Objek Tulisan 11
C. Pengumpulan Data 11
IV PEMBAHASAN 12
A. Wacana Argumentasi 12
B. Tinjauan Penggunaan Klausa Majemuk Setara
iv |
C.
v |
dalam Wacana Argumentasi 13
D. Analisis Penggunaan Klausa Majemuk Setara
dalam Wacana Argumentasi 14
E. Analisis Penggunaan Klausa Majemuk Bertingkat dalam Wacana Argumentasi 16
V PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia salah satu alat komunikasi, dimana pengembangan bahasa Indonesia semakin menjadi tuntutan bagi masyarakat Indonesia. Namun kenyataanya di era globalisasi yang sedang berkembang , kebayakan orang-orang sibuk mendalami bahasa internasional jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Mengingat kedudukanya, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa negara yang wajib dipelajari bagi penduduk negara Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi perlu adanya pembinaan dan pengembangan guna memperkuat kualitas manusia, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara. Maka klausa dalam bahasa Indonesia haruslah bersifat efektif agar dapat dipahami orang lain.
Dalam bahasa Indonesia, harusnya ada keselarasan terutama dalam hal penggunaan klausa. Mengingat banyaknya kekeliruan yang terjadi dalam penggunaan klausa, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah mengenai klausa mejemuk setara dan klausa majemuk bertingkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat mengembil kesimpulan berupa permasalahan yang akan dibahas.
Permasalahan itu sebagai berikut :
1. Adakah pemahaman penulis tentang penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat ?
2.
1 |
C.
2 |
Adapun tujuan yang inigin dicapai dalam penyusunan makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan penulis tentang perbedaan penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat.
2. Meningkatkan rasa tanggung jawab penulis dengan itikad terhadap tugas yang dibebankan kepada siswa.
3. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.
4. Menambah wawasan tentang penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Sebagai wahana untuk melatih penulis dalam membuat makalah tentang klausa.
2. Dapat menambah wawasan penulis mengenai penggunaan klausa. Khususnya pada pengunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat.
3. Dapat menambah perbendaharaan literature perpustakaan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penulisan ini, maka terlebih dahulu penulis akan menguraikan sistematika penulisannya agar lebih mudah dipahami dalam memecahkan masalah yang ada, didalam makalah ini dibagi lima bab yang terdiri dari :
Bab I : Bab ini merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
Bab II : Bab ini merupakan bab kerangka teori yang memuat kerangka piker dan hipotesis.
3 |
Bab IV : Bab ini merupakan bab pembahasan yang memuat tentang analisi terhadap masalah yang dibahas.
Bab V : Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran.
II KERANGKA TEORI
A. Kerangka Pikir
1. Pengertian Klausa, Klausa Majemuk Setara , Klausa Majemuk Bertingkat dan Wacana Argumentasi
a. Klusa
Klausa merupakan tataran didalam sintaksis yang berada di atas tataran frase dan di bawah tataran kalimat. Dalam berbagai karya linguistik mungkin ada perbedaan konsep karena pengunaan teori analisis yang berbeda. Sebagaimana para ahli saling berbeda dalam mendefinisikan klausa. Di dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa pengertian klausa menurut para ahli.
Pengertian klausa menurut para ahli, yaitu :
1) Badudu
Klausa adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian daripada kalimat yang lebih besar.
2) Prof. Drs.M.Ramlan
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari P (predika), baik disertai oleh S (subjek), O (objek), Pel(aku), dan ket(erangan) ataupun tidak.
3) Jos Daniel Parere
Klausa adalah sebuah kalimat yang memenuhi salah satu pola dasar kalimat inti dengan dua atau lebih unsur pusat.
4) Kridalaksana
Klausa adalah satuan gramatik berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.
5) Tarigan
4 |
5 |
b. Klausa Majemuk Setara
Klausa majemuk setara adalah klausa yang di dalamnya terdapat kalimat majemuk setara, dimana setiap klausa memiliki kedudukan yang sama . kalimat majemuk setara ini dibangun dengan dua klausa atau lebih yang saling menerangkan.
c. Klausa Majemuk Bertingkat
Klausa majemuk bertingkat adalah klausa yang terdiri dari dua klausa atau lebih dan kedua klausa tersebut memiliki kedudukan yang setara. Artinya ada dua dua klausa yang menjadi induk klausa dan lainnya menjadi anak klausa atau klausa bawahan. Induk klausa sering disebut induk kalimat, sedangkan klausa bawahan sering disebut anak kalimat.
d. Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Di dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa pengertian menurut para ahli.
Pengertian wacana agrumentasi menurut para ahli.
1) Dawud dkk
Dalam bukunya “Bahasa dan sastra Indonesia” halaman 208, wacana argumentasi ialah seperangkat kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang mendukung kalimat lain.
2)
6 |
Dalam bukunya “Bahasa Indonesia untuk kelas II SMP”, wacana argumentasi ialah paragraph bila bertolak dari adnya masalah yang biasanya bersifat kontroversi yang berbeda-beda.
3) Asrul dkk
Dalam bukunya “Dari Narasi hingga Argumentasi” yaitu wacana yang memparkan bukti yang berisi tentang tiga hal pokok yakni alas an, pernyataan, dan pembenaran.
Dari beberapa pendapat pakar di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa wacana argumentasi adalah sebuah paragraph yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudakan untuk meyakinkan pembaca. Selain itu, paragraph tersebut dikembangkan dengan pola pengembangan sebab akibat. Hubungan sebab akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak menuju suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat. Efek yang muncul dapat berupa efek tunggal dan efek jamak (bersama-sama)
2. Fungsi Klausa
Fungsi klausa yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai subjek
b. Sebagai predikat
c. Sebagai kata penghubung
d. Sebagai pelengkap setelah kata kerja penuh
3. Cirri-Ciri Klausa
Cirri-ciri klausa antara lain yaitu :
a.
7 |
b. Sekurang-kurangnya terdiri atas satu predikat.
c. Mempunyai gatra seperti predikat (klausa predikatnya nominal)
d. Klausa dapat dibedakan berdasarkan distribunsi satuannya dan berdasarkan fungsinya.
e. Pada umumnya klausa, baik tunggal maupun jamak, berpotensi menjadi kalimat.
f. Kalimat inti terdiri atas klausa tunggal, sedangkan kalimat majemuk terdiri atas lebih dari satu klausa.
4. Jenis-Jenis Klausa
Jenis-jenis klausa menurut para ahli antara lain :
a. Widjono
Klausa terbagi atas tiga bagian yaitu :
1) Klausa Majemuk Setara
Klausa majemuk setara adalah klausa yang setiap klausa memiliki kedudukan yang sama dan dibangun dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling membangun.
2) Klausa Majemuk Bertingkat
Klausa majemuk bertingkat adalah klausa yang dibangun dengan dua klausa atau lebih yang berfungsi menerangkan klausa lainnya.
3) Klausa Gabungan Majemuk Setara dan Majemuk Bertingkat
Klausa gabungan mejumuk setara dan bertingkat terdiri dari tiga klausa atau lebih.
b. Abdul Chaer
Klausa terbagi atas dua bagian yaitu :
1) Berdasarkan Struktur
8 |
a) Klausa Bebas
Klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang kurangnya mempunyai S dan P; dan karena itu mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
b) Klausa Terikat
Klausa terikat adalah klausa yang memiliki struktur tidak lengkap. Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin hanya subjek saja, mungkin hanya objek saja, atau juga hanya berupa keterangan saja. Oleh karena itu, klausa terikat tidak mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
2) Berdasarkan Kategori Unsur Segimental yang Menjadi Predikatnya
a) Klausa Verbal
Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verbal.
b) Klausa Nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau prase nominal
c) Klausa Ajektifal
Klausa ajektifal adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frase.
d) Klausa Adverbial
Klausa adverbiall adalah klausa yang predikatnya berupa adverbia.
e) Klausa Proposisional
Klausa proposisional adalah klausa yang predikatnya berupa preposisi.
f) Klausa Numeral
Kluasa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia.
5.
9 |
Jenis-jenis wacana anatara lain yaitu :
a. Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
b. Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu deskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi faktual/ekspositoris.
c. Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
d. Persuasif
Persuasi adalah wacana yang mampu mengajak, mempengaruhi dan membujuk atau tulisan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu.
e. Wacana Argumentasi
Argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
B.
10 |
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hal yang diteliti. Dalam makalah ini , hipotesis yang dikemukakan sebagai berikut :
1. Penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat dalam wacan argumentasi pada halaman internet terdapat beberpa kekeliruan karena pada menguunakan kalimat yang sulit dipahami oleh pembaca dan tidak mengikuti aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
2. Dalam wacana argumentasi , klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat sudah banyak ditemukan namun masih banyak terdapat beberapa klausa yang sulit dimengerti.
III METODOLOGI
A. Jenis Tulisan
Makalah ini merupakan jenis tulisan argumentasi dan eksposisi. Tulisan ini beisi berbagai gagasan-gagasan , alasan-alasan, penjelasan-penjelasan dan contoh-contoh. Sebagai pembuktian dan tidak lepas dari penjelasan-penjelasan berupa opini.
B. Objek Tulisan
Dalam penyusunan makalah ini , penulis mengambil objek tulisan mengenai “Penggunaan Klausa Majemuk Setara dan Klausa Majemuk Bertingkat dalam Wacana Argumentasi”. Sasaran utama dari penulisan makalah ini adalah peningkatan wawasan dan pengetahuan siswa pada umumnya dan penulis pada khususnya tentang penggunaan klausa mejemuk setara dan klausa mejemuk bertingkat.
C. Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah, penulis menggunakan metode library search, itu metode yang digunakan dalam mengempulkan data dan membaca buku atau penyusunan dengan meneliti dan mengumpulkan informasi dari berbagai buku yang akan dibahas dengan menggunakan tekhnik sebagai berikut :
1. Mengutip langsung, yaitu mengambil pendapat atau data yang terdapat dalam literature untuk dimasukkan dalam karya tulis , dengan tidak mengubah reaksinya.
2. Mengutip tidak langsung, yaitu meringkas pendapat yang terdapat dalam literature kemudian dimasukkan kedalam makalah.
11 |
IV PEMBAHASAN
A. Wacana Argumentasi
Maraknya Facebook di Indonesia
Facebook, tak asing lagi rasanya mendengar kata itu. Tentu saja, bagaimana tidak? Sudah lama sekali Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini dan Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster. Hampir sebagian besar pengguna Friendster (Fs) beralih ke Facebook (FB) setelah facebokk masuk dalam kehidupan di bumi. Ada apa gerangan dengan semua ini?
Facebook merupakan sebuah website yang berbasis jaringan sosial. Menurut pengamatan, ternyata FB memberikan fasilitas yang cukup banyak bagi penggunanya di samping fasilitas yang didapat, pengguna diberi kemudahan dalam mengakses, dan kemudahan chating secara online dengan teman.
Di Indonesia, sekarang ini sedang heboh – hebohnya mengenai Facebook. Tak hanya kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun gila facebook setelah facebook merajalela. Begitu cepatnya Facebook menarik perhatian masyarakat dan Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul.
Menurut saya, Facebook memiliki dampak positif dan facebokk juga memiklli dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Positifnya, facebook sarana untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kita tidak “gaptek” isttilahnya.
12 |
13 |
Dikutip langsung dari Gudang elmu
File : ///C:/User/documents/wacana/html
Rabu,11 Mei 2010
B. Tinjauan Penggunaan Klausa Majemuk Setara dalam Wacana Argumentasi
Pada wacana “Maraknya Facebook di Indonesia” terdapat beberapa kata menggunakan klausa majemuk setara yang di garis bawah satu yaitu :
1. Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini dan Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster.
2. Pengguna diberi kemudahan dalam mengakses, dan kemudahan chating secara online dengan teman.
3. Facebook menarik perhatian masyarakat dan Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul.
4. Facebook memiliki dampak positif dan facebokk juga memiklli dampak negatif dalam kehidupan masyarakat.
5. Facebook seakan menyihir para penggunanya dan membuat penggnanya terobsesi. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook?
C. Tinjauan Penggunaan Klausa Majemuk Bertingkat dalam Wacana Argumentasi.
14 |
1. Pengguna Friendster (Fs) beralih ke Facebook (FB) setelah facebokk masuk dalam kehidupan di bumi.
2. Kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun gila facebook setelah facebook merajalela.
3. Facebook lebih banyak merugikan setelah dikabarkan anak-anak perempuan yang di culik, akibat berkenalan dengan orang asing di facebook.
D. Analisis Penggunaan Klausa Majemuk Setara dalam Wacana Argumentasi
Pada wacana “Maraknya Facebook di Indonesia” terdapat beberapa kata menggunakan klausa majemuk setara yang di garis bawah satu yaitu :
1. Pada paragraph pertama kalimat kedua terdapat klausa majemuk setara yaitu “Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini dan Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster”.
Proses morfofonemikanya :
Facebook masuk dalam kehidupan di bumi klausa pertama
Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi friendster klausa kedua.
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
2. Pada paragraph kedua kalimat kedua terdapat klausa majemuk setara yaitu “Pengguna diberi kemudahan dalam mengakses dan kemudahan chating secara online dengan teman”.
Proses morfofonemikanya :
Pengguna diberi kemudahan dalam mengakses klausa pertama
Kemudahan chating secara online dengan teman klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
3.
15 |
Proses morfofonemikanya :
Facebook menarik perhatian masyarakat klausa pertama
Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul klausa kedua.
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
4. Pada paragraph keempat kalimat pertama terdapat klausa majemuk setara yaitu “Facebook memiliki dampak positif dan facebokk juga memiklli dampak negatif dalam kehidupan masyarakat”.
Proses morfofonemikanya :
Facebook memiliki dampak positif klausa pertama
facebokk juga memiklli dampak negatif dalam kehidupan masyarakat klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
6. Pada paragraph kelima kalimat keliam terdapat klausa majemuk setara yaitun “Facebook seakan menyihir para penggunanya dan membuat penggnanya terobsesi. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook?”
Proses morfofonemikanya :
Facebook seakan menyihir para penggunanya klausa pertama
Membuat penggnanya terobsesi. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook?” klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
16 |
E. Analisis Penggunaan Klausa Majemuk Bertingkat dalam Wacana Argumentasi
Pada wacana “Maraknya Facebook di Indonesia” terdapat beberapa kata menggunakan klausa majemuk setara yang di garis bawah dua yaitu :
1. Pada paragraph pertama kalimat ketiga terdapat klausa majemuk bertingkat yaitu “Pengguna Friendster (Fs) beralih ke Facebook (FB) setelah facebokk masuk dalam kehidupan di bumi”.
Proses morfofonemikanya :
Pengguna Friendster (Fs) beralih ke Facebook (FB) klausa pertama
Facebokk masuk dalam kehidupan di bumi klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “setelah” membuktikan bahwa kedua klausa di atas merupakan klausa bertingkat atau terdapat unsur yang menjelaskan dan unsur yang dijelaskan.
2. Pada paragraph ketiga kalimat kedua terdapat klausa majemuk bertingkat yaitu “Kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun gila facebook setelah facebook merajalela”.
Proses morfofonemikanya :
Kalangan remaja saja, anak SD klausa pertama
Orang tua pun gila facebook setelah facebook merajalela klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “bahkan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas merupakan klausa bertingkat atau terdapat unsur yang menjelaskan dan unsur yang dijelaskan
3. Pada paragraph kelima kalimat pertama terdapat klausa majemuk bertingkat yaitu “Facebook lebih banyak merugikan setelah dikabarkan anak-anak perempuan yang di culik, akibat berkenalan dengan orang asing di facebook”.
17 |
Facebook lebih banyak merugikan klausa pertama
Dikabarkan anak-anak perempuan yang di culik, akibat berkenalan dengan orang asing di facebook klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “setelah” membuktikan bahwa kedua klausa di atas merupakan klausa bertingkat atau terdapat unsur yang menjelaskan dan unsur yang dijelaskan
Ketiga kalimat di atas dikatakan klausa majemuk bertingkat karena terdapat dua klausa yang saling menerangkan terhadap klausa atasan dan klausa bawahan atau terdapat klausa induk dan klausa anak.
V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah memperhatikan uraian tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan materi materi yang dibahas, yaitu :
1. Penggunaan klausa majemuk setara terdiri atas klausa pertama dan klausa kedua yang bersifat tidak saling menerangkan atau sederajat.
2. Penggunaan klausa majemuk bertingkat terdiri atas klausa induk dan klausa anak yang saling menerangkan.
3. Pada wacana argumentasi, klausa majemuk sudah banyak ditemukan namun dalam wacana tersebut masih banyak kalimat yang kurang diketahui, apakah kalimat tersebut tersebut klausa majemuk atau sebaliknya.
4. Penggunaan klausa majemuk dalam wacana argumentasi masih terdapat kekeliruan karena pada umumnya menggunakan kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah yang ada.
B. Saran
Setelah menarik kesimpulan, penulis juga memberikan saran yang diajukan kepada siswa :
1. Sebaiknya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia diluangkan waktu untuk membahas sacara khusus tentang penggunaan klausa.
2. Agar generasi lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat dalam wacana argumentasi.
3. Sebaiknya diperpustakan disediakan buku-buku acuan tentang penggunaan klausa atau lebih umumnya mengenai sintaksis.
18 |
DAFTAR PUSTAKA
Badudu. Dalam Wildan Taufik. 2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Chair,Abdul. Dalam Wildan Taufik. 2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Dawud,dkk.. 2007. Bahasa Paragraf Argumentasi. jakarta: http:/paragraph_ argumentasi.blogspot.com
Kridalaksana. Dalam Wildan Taufik. 2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Mafrukhi,dkk..2006. Kompim Bahasa Indonesia untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Parere,Jospaniel. Dalam Wildan Taufik. 2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Ramlan,M. Dalam Wildan Taufik .2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Taringan. Dalam Wildan Taufik.2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab. jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Turkan,Paulus. 2005. Mahir Berbahasa Indonesia 3. Jakarta : yudistira
Widjono. Dalam Firdawati. 2011. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta : SMA Negeri 1 Watampone.
Yudha,Sahid.2012. Buku ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Jakarta : Citra Nusantara.
19 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar