Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Januari 2013

Kemenangan milik EXACTONE (2012-2013)

Assalamualaikum WR.WB
Hai teman-teman..
hmhmhm
aku punya cerita nih.. 
nih pengalaman yang sangat menrik untuk q dan khusunya untuk my exactone



TAPI jangan ketawain bahasa yang aku pakai.. soalnya masih penulis pemula.. hehehe

Pagi yang cerah sperti biasa ke skull, aku harus bertarung melawan terik panasnya matahari dengan tas jinjin yang hampir aku bawa terus selama Porseni kali ini.. mikirkan kenapa sa mesti bawa tas jinjin itu.. hmhmh. tas jinjin itu berisi laptop. Penting banget dibawa.. semua hasil rekaman suara, lagu yang sudah tiga malam begadang untuk mendownload mereka dan editan movie maker kemarin ada di penyimpanan data D. hampinir lupa Naskah Drama juga ada disitu. tapi tenang naskahnya sudah aku print semalam. Pasti teman-teman udah bisa nebak apa maksud dari itu semua. yah siiippp. kelas aku akan mengikuti lomba drama untuk porseni kali ini. kami mengambil tema dengan Kabaret. judulnya pangeran mencari cinta.  
Sampai di depan kelas... treeeettt.. Aku jengkel.. kenapa tidak. kelas masih kosong. OMG.. sudah jam 09.00 teman-teman belum tiba di skul.. aku sibuk Ngesms teman2 untuk ngumpulin mereka. alhasil mereka semua berhasil kukumpulkan jam 12.45.. untng saja mereka berhasil merayuku jadi aku tidak sempatnaik darah.
OK. latihan dimulai. ada 15 pemain dalam kabaret ini termasuk aku. teman aku nanda menjadi pangerannya tapi sebenarnya nanda itu perempuan. hehehe. kami mecoba membuat kabaret ini terlihat lucu agar penonton tidak bosan. kami latihan samapi selesai jam 18.15.
Besoknya kita latihan lagi dan sperti biasnya tak ada yang tepat waktu..
ditengah-tenga latihan .. aku shook.. Anggi, salah satu pemain tiba-tiba harus berangkat ke makassar siang ini. gilak kan.. padahal pentasnya sisa dua hari.. tapi aku juga tidak boleh nyalain anggi. terpaksa pada saat itu aku dan teman-teman segera mencari penggatinya. Jessika, salah satu teman dekat anggi bersedia menggantikan anggi.. latihan dimulai. tapi aduuhh.. ada gangguan lagi. Khamsia, harus pulang karna sesuatu hal (biasa perempuan) dia berjanji akan kembali tapiii gatwatttt.. ibunya melarangnya keluar rumah. yah kami latihannya tidak lengkap.
esoknya lagi kami latihan tapi hanya sebentar waktu yang tersisa kami guunakan untuk melengkapi segala busana dan peralatan yang digunakan.
hari pementasan tiba. aku sudah bilang untuk kumpul diskul jam 07.00.. tapi alhasil mereka datang jam 09.00. tapi jessika belum datang. dia akan datang ke skul setelah shalt jumat. karna dia yakin kita akan tampil setelah shalat jumat dengan nomor urut 17. 
tapi masalahnya bukan itu lagi. kita mau persiapan dan gladi. truss Nanda si peran utama harus ke makasar setelah shalat jumat. akhirnya kami meminta kepada panitia untuk mempercepat penampilan kami yaitu penampilan terkhir sebelum shalat jumat. panitia menyetujuinya. 
gilakk.. jessika belum juga tiba di skul padahal kita sudah mau tampil. 
OK jessika sudah tiba kami gladi sebentar dan menuju ke aula. tapiiii.. Streesssss.. penampilan itu tadi trakhir , kami sudah minta kepada panitia tapi panitia bilang ini  permintaan juri. Panitia bilang akan dilanjut setelah shalt jumat dan kelas kami akan tampil pertama.
Hhmhmh. aku dan teman-teman kembali ke kelas untuk istirahat.... dan akhirnya Nanda mendapat telfon dari ibunya untuk segara pulang, ibunya sudah marah-marah. Nanda bingung mau pilih keluarganya atau kami.
Nanda mengatakan kau harus pulang, aku mau ke makassar dari tadi ibuku marah marah. tak ada jalan lain aku harus merelakan nanda. Air mataku mengantar kepergian nanda. (nanda kembali pliss....)
fineeee. aku tak dapat lagi menahan air mata ini. air mataku tumah dipelukan jessika. bagaimana kita mau tampil salah satu peran utama pergi mau ganti pemain juga susah. jika kita tidak tampil sia-sia perjuangan latihan kita.
tapi semua teman-teman meberikan suppourt. tenang mia. kita bisa. kata mereka. masih ada waktu lagi untuk latihan. kita bisa minta panitia untuk mengundurkan waktu tampil kita. tapi salah satu temanku tidak setuju. menurnya panitia akan jengkel jika ters-terus minta perubahan waktu.
akhirnya kami latihan juga. saat itu kami bingung menentukan siapa yang akan menggantikan nanda. dan akhirnya ku merelakan diri untuk menggantikan nanda, berhubung juga aku hapal semua teks nanda. dan teman -teman setuju karena mereka tau aku yang yang merefisi naskah drama yang aku dapat diinternet. dan posisiku digantikan oleh yuyun.
tapi pas latihan aku takut, aku tiba-tiba mundur aku tak sanggup dan spertinya aku juga tidak cocok di posisi itu. kata teman-teman aku lebih baik diposisi yaumil yang sebagai raja dan yaumil ke posisi nanda sebagai pangeran.
Setelah itu aku menyarankan kepada teman-teman untuk segera memakai busana mereka karna waktu tidak lama lagi.
setelah semua sudah memakai busana tiba-tiba ada telfon dari nanda yang mengatakan aku akan kembali aku sudah mendapat izin dari ayah. 
tau ngak saat itu aku sangat terharu, aku menangis lagi. heheheh dan kami semua merasa senang kembali.
saat itu yuyun sudah mau melepaskan busananya. aku bilang sudah yun jangan. yuyun juga terlanjur sudah make up. nah aku belum. butuh waktu lagi kan.. aku mempercaykan peranku kepada yuyun. aku yakin dia bisa dan tak akan mengecewakanku.
teman-teman juga meminta agar aku yang menjadi pembuka perkenalan dan sebagai operator.. dan pada akhirnya aku menjadi pembuka perkenalan. memang aku tak tampil tapil dalam drama tapi aku sempat naik panggung looohh.. 
tapii ada halangan lagi. tiba-tiba motor nanda mogok saat di perjalanan menuju ke skul. riska yang saat itu melihat kami bingung langsung pergi menancapkan gas motornya melaju dengan kecepatan tinggi untuk mengambil nanda.
penampilan kami selesai. eeehh. dibelakang panggung aku nangis lagi. terharu  ngeliat drama kabaret ini sukses..  kelihatan dari respon para penonton dan juri..
kami semua senaang...kami berpelukan. 
dan pada saat pengenguman kami mendapat juara 2... sayang kami tak mendapat juara 1.
tapi kata nanda "NO WHAT-WHAT LAH" hahahaha..


"WALAU SERIBU COBAAN YANG DATANG TETAPLAH TEGAR DAN TERUS BERUSAHA KARNA DIBALIK SEMUA ITU MENGANDUNG SEBUAH KEMENANGAN"

Itu dia cerita aku.
untuk XII IPA 1.. Makasih atas suppoourt kalian.. tanpa kalian semua ini takkan berhasil
I LOVE U.......

Jumat, 17 Agustus 2012

Setia Hanya Pada Satu Hati



            
  This is real this is me………………..”  Lagu itu sangat jelas terdengar ditelinga Mia hingga membuat dia mampu sedikit membuka mata.  Suara itu terdengar dari hp kecil mia yang menandakan waktunya untuk kembali ke alam nyata dan meninggalakan alam mimpi. Setelah beberapa menit dia sudah berdandan rapi, siap berangkat sekolah. Mia memandangi dirinya yang sudah terlihat manis di depan cermin. Dia mencium kedua tangan orang tuanya dan berlari menuju garasi tempat mobilnya diparkir tanpa menghiraukan makanan yang ada diatas meja. Walaupun sebenarnya dia sangat ingin mencicipi makanan itu. Tahan! Titik! Nggak ada tapi-tapian lagi! Apapun yang terjadi dia harus bisa. Apalagi kalo bukan harus langsing! Itu misi terpentingnya. Itu cita-citanya yang paling diimpikan dari dulu. Sebenernya kalo dipikir-pikir Mia tuh nggak gendut tapi dianya saja yang merasa gendut dan harus menurunkan porsi makannya.
            Mobil Honda Jess merah yang mia kemudikan berhenti tepat diparkiran sekolahnya. Seperti sekolah lain pada umumnya, sebagian besar siswa SMAN  01 WATAMPONE akan masuk kelas menjelang detik-detik terakhir bel berbunyi, apalagi sekarang masih kurang 15 menit dari on time-nya jam masuk. Beda dengan siswa lain, Mia yang memang hoby datang lebih awal dibanding teman-temanya, lebih senang berdiam diri di kelas membaca buku pelajaran menunggu bel berbunyi.
            Namun hari ini terasa berbeda, lima menit mia berdiam diri dikelasnya tepat diruang XI IPA1, sesuatu yang tidak mia sangka-sangka terjadi. Rizal yang sudah enam bulan bersama Mia menghampirinya.
            “hai, pagi benar, sudah sarapan? Ni buku catatanku yang kemarin kamu pesan”  Sapa Rizal sambil menyodorkan buku dan merebahkan punggungnya di sebelah Mia.
            “sudah,,,,ni liad perut udah buncit” balasnya dengan berbohong ditemani sedikit senyuman melengkung dibibir. Mia sudah tahu, kalau dia mengatakan yang sebenarnya dia akan mendapatkan omelan dari Risal.
            “soal bukunya, makasih banget yaa,,,” sambung mia yang perkataanya tadi sempat terpotong.
            “iya,,, aku kembali ke kelas dulu, lima menit lagi masuk. Ingat! Kalau pelajaran berlangsung, pikirannya jangan aku terus, focus ke pelajaran dan kembali ke Allah” jelas Rizal dengan nada sedikit bercanda
            ???????? Mia terdiam menahan tawanya
            “memamng iya kan, kamu kalau ngak diperingatain,,,,,,,,!!! Sambung rizal yang segera berlari menuju ruangnya XI IPA2, ketika melihat Mia mengambil ancang-ancang untuk memukul jidatnya.
            Entah bagaimana warna wajah Mia pada saat itu. Namun, mia tahu Rizal berhasil sedikit mempermalukannya.
            Saat jam pelajaran dimulai, Asiyah yang memang satu tempat duduk dengan Mia, melirik buku catatan Rizal yang tadi dipinjamkan kepada Mia. “itu buku milik rizal kan,??ternyata Rizal anak yang rajin, catatanya rapih dan besih, tulisannya juga sangat bagus. Beda banget dengan kamu, yang catatanya hanya bisa dibaca oleh pemiliknya. Aku heran dengan rizal, kok dia bisa suka dengan siswI yang tulisannya ngak karuan. Untung saja otak kamu tidak sekaruan tulisan kamu” bisik asiyah dengan nada bercanda disusul tawanya yang hampir tidak didengar.
            Sepulang sekolah, untuk pertama kalinya Mia meminta Rizal untuk mengantarkannya ke tokoh buku. Tapi sialnya Rizal tidak bisa dengan alasan ada kegiatan pelatihan basket,  kebetulan Rizal juga salah satu pemain basket disekolahny, dia juga cukup hebat dalam permainan itu.
            Walaupun Mia meras sedikit kecewa tapi dia berusaha mengerti dengan kesibukan Rizal, dia tidak ingin mengecewakan Rizal. Akhirnya, Mia mengajak teman-temannya untuk menemaninya. Asiyah,ade,devi,diana dan cici yang memang teman-teman yang paling dekat dengan Mia dengan senang hati menerima tawaraannya.
            Dengan mengendarai mobil Mia, mereka semua sudah tiba di depan tokoh buku. Mia masuk disusul dengan teman-temannya. Setelah beberapa menit mencari buku, tiba-tiba,,,,,,,,
            “mia, lihat ke sana, itu bukannya Rizal??”  tanya asiyah
            “iya, tapi kok dia dengan wanita, kalau ngak salah wanita itu siswa disekolah kita.” Lanjut ade yang merasa mengenali wanita beursama rizal
            “ehhh, iya, wanita itu adik kelas kita, kalau tidak salah namaya siska” tambah cici yang tidak kalah hebohnya
            “bukannya siska udah dari dulu suka dengan rizal?” gerutu devi
            “iya,, tapi kan siska sudah tau kalau Rizal udah ada yang punya” tambah Diana yang tidak mau kalah hebohnya
            “dasar,,, wanita centil, rizal juga, kok maunya jalan dengan wanita lain, sudah tahu mia membutuhkannya hari ini ” cetus cici yang amarahnya sudah naik karna tidak terima temannya diperlakukan seperti itu
            Mia tidak berkata sedikit pun, dia merasa sedikit kecewa. Mia kembali mengingat alasan Rizal tidak menemaninya. “Ah! Apa benar Rizal bohong! Atau memang ada alasan lain risal pergi dengan siska,,, aku tidak boleh berprasangka buruk!tidak boleh!tidak!” bisik mia dalam hati dengan menahan air mata yang hampir meluap.
            “kita datangi rizal saja, minta penjelasan….” Teriak devi yang berhasil membebaskan mia dari lamunan
            “ngak usah tadi…..” belum sempat mia menyelesaikan kalimatnya, teman-temanya sudah lebih dulu berlari menuju rizal dan menghiraukan perkataan mia
            Mia yang tadi belum selesai bicara menyusul temanp-temannya sebelum nanti rizal mendapat gumpalan pertanyaan dan amarah dari teman-temannya.
            “kalian ngapain berdua disini?”  teriak cici dengan nada keras
Risal sangat kaget melihat kehadiran teman-teman mia  disusul mia yang mengekor dibelkang. Belum sempat Rizal menjawab, mia lebih dahulu menjawab pertanyaanya.
            “kalian sih tadi tiba-tiba lari, tadi aku belum sempat jelasin kalian udah naik darah,, rizal itu sudah sms aku, katanya hari ini dia mau nemenin siska membeli buku, jadi kalian ngak usah marah dan berfikir yang tidak-tidak kepada rizal” Mia berusaha menjelaskan kepada teman-temannya walaupun sebenarnya dia berbohong. Mia Cuman tidak ingin melihat Rizal jelek dimata temant-temanya. Itulah sikap mia yang membuatnya disenangi para teman-temaya, dia begitu baik dan selalu berusah menyembunyikan kejelekan orang lain.
            “mia, kamu ini kenapa sih, masih saja memebela rizal” gerutu devi
            “ah kalian ini salah paham, sudahlah, jangan dipermasalahkan, ayo kita pulang” tambah Mia dengan tidak sengaja mendapati Rizal ingin mengeluarka kalimat.
            “baikalha, kalau memang tidak maslah, jangan menyesal di akhirya” jelas ade
Teman-teman mia pun menuruti keinginan mia untuk pulang. Mereka bergegas menuju mobil. belum sempat mia keluar dari tokoh, mia langsung mendapati rizal dibelakangnya.
            “mia,, aku mau bicara,,,,” kata rizal yang akhirnya berhasil mengeluarkan kata-kata
            “besok saja, mama sudah menunggu dirumah, udah soreh” balasku dengan nada yang sangat melemah.
            “tapi mia,,, aku,,,,,,,”
            “sudah ya, aku pulang.” Mia memotong pembicaraan Rizal.
            “mia,,,, tolong dengarin aku” teriak rizal yang berhasil menarik tangan mia
Mia tidak membalas lagi perkataan Rizal, dia melepaskan tangannya dari genggaman rizal. Dia Berlalu meninggalkan Rizal. Sepertinya  siska menyadari bahwa Mia sedang marah dan itu membuat sisaka senang karna lebih membuka peluang untuk merebut rizal.
            “sudahlah ka, cewek kayak ka mia itu tidak pantas dengan kakak, dia juga kelihatan sangat keras kepala. Beda banget dengan karakter kakak” kata siska yang kemudian mendekat kea rah rizal
            “d siska,  tolong jangan pernah lagi menjele-jelekkan mia dihadapan kakak, kakak tidak suka” balas rizal yang berusaha tenang
            “tapi ka, itu memang benar. Kak aku suka sama kak rizal, aku janji tidak akan mengecewakan kakak” timpal siska
            “maaf ya dik, kakak hanya menganggap siska itu adik kakak. Kakak hanya menyanyangi kan mia.”  Jelas rizal
            “tapi, kalau kakak memang tidak suka sama aku kenapa kakak mau jalan sama aku dan berbohong kepada kak mia?” tambah siska sedikit penasaran
            “itu karna rasa hormatku kepada kakak d’siska, dia yang memintaku untuk menemani adik, karna dia ada keperluan mendadak sehingga tidak bisa menemani adik. Kakak juga terpaksa berbohong kepada kak mia, karna kakak tahu ini tidak akan membuat dia senang. Tapi sekarang kakak menyesal, tidak seharusnya kakak berbohong kepada kak mia. Berbohong malah membuat dia sedih dan kecewa” jelas rizal dengan penuh penyesalan
            “jadi ka rizal benar-benar menyanyangi kak mia? Dan tidak pernah sayang sama aku? Air mata siska mulai berjatuhan
            “d’kak rizal sayang siska sebagai adik ngak lebih, sudah jangan nangis. Mari kakak antar pulang”
            Siska menurut begitu saja dan tidak melanjutkan pembicaraa, dia hanya sempat berkata “terimah kasih” begitu sampai dirumahnya. Sepertinya dia sangat kecewa atas pengakuan rizal terhadapnya.
            Kembali malam bercerita bersama gelap, sunyi, dan kekosongan. Terselip satu pijar yang menusuk jiwa dan menggetarkan segala keangkuhan , suara tawa kecil terdengar di ruang tamu. Tapi Mia tidak menghiraukan. Dia jug masih tidak mempedulikan hp nya yang dari tadi merengek-rengek minta di angkat. Sudah ada lebih 15 panggilan masuk dari rizal dan 4 sms masuk tapi mia belum juga berniat membukanya. Dia sedang sibuk memandang langit seakan-akan hanya langit itu yang mengerti prasaannya kini.
            Mia berdiri di depan kelasnya sambil memendang ke arah bawah, memperhatikan gerak-gerik para siswa yang baru datang sampai menuju di anak tanggak yang paling atas. Saat itu pula mia melihat sosok Rizal yang baru tiba dan akan menaiki anak tangga.  Ternyata mia menyadari bahwa rizal akan menghampirinya, tapi sebelum itu terjadi mia sudah berhasil masuk ke ruang kelas seakan-akan tidak melihat rizal. Rizal menyadari bahwa mia berusah menghindar darinya. Rizal  sangat menyesal karna perbuatannya sendiri wanita yang dia sayangi menjauhinya dan merasa bersedih.
            Saat istirahat, mia tengah duduk di bangku taman sekolah sambil menyimak buku refrensi Adam Tidak Diusir Dari Surga.
            “haiii” seorang memanggil mia dari arah belakang. Suara itu tidak asing lagi ditelinga mia. Yah. Rizal. Dia ingin begitu saja berlalu dari rizal, tapi rizal berhasil mendapati dirinya. Rizal menarik tangan mia dan berkata.
            “aku mau meluruskan soal yang kemarin” jelas rizal
Mia mengangkat wajahnya dan menatap rizal. “soal apa? Ngak ada yang perlu diluruskan. Aku ngak marah. Sudah ya zal. Aku sibuk” mencoba melepaskan tangannya dari genggaman rizal
            “HEI,,!!!!!!  Bentak rizal
            “kamu ini apa-apan zal. Aku sibuk, aku ngak punya banyak waktu ngurusin masalah ini”
“Aku tahu kamu ngak marah tapi kamu cemburu. Tolong maaf kan aku, aku menyesal telah berbohong. Aku cuman tidak ingin kamu sakit kalau aku jalan dengan siska. Tapi aku baru sadar kalau aku berbohong malah membuat kamu lebih sakit” kata rizal dengan nada yang semakin menurun
“!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Mia tak mengeluarkan kata sedikitpun, dia hanya memandang keras wajah rizal
“dan kamu , mengapa kamu berbohong dihadapan teman-temanmu? Kamu selalu seperti itu. menyembunyikan kejelekan orang lain. Apa kamu sadar. Itu akan membuat kamu lebih sakit” tambah rizal
“zal, sudahlah. Sekali lagi aku bilang aku tidak marah apalagi cemburu. Aku cuman ingin sendiri sekarang”
“maksud kamu? Kamu menyerah dari aku? Mia tolong jangan bersikap seperti ini padaku… aku sayang…………”
            “zal. Sudah. Aku sudah tidak sayang sama kamu.”
            “baik.. lihat aku. Lihat mataku. Katakana kalau kamu tidak sayang lagi sama aku” balas rizal dengan memaksa mia untuk terus menatap matanya
            “zall,, akuuuuu…………….” Mia tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Air matanya sudah terlanjur membanjirinya
            “sudahh. Jangan kamu lanjut lagi, aku tahu kamu masih sayang sama aku, jadi jangan pernah mengeluarkan kalimat itu lagi” bisikan halus rizal ditelinga mia begitu terasa. Napas hangatnya menerpa kulit mia. Selanjutnya, mia hanya pasrah ketika rizal memeluknya
            “aku sayang sama kamu, aku akan selalu berusah setia hanya kepada kamu. Karna kamu adalah pilihanku. Jadi jangan pernah menangis karna aku, karna aku akan terluka kalau itu terjadi.,” kalimat terkhir rizal itu membuat hati mia kembali sejuk dan api yang tadi membara telah padam seketika.

Arti Sebuah Perjuangan


           


Pagi ini aku sudah bersiap-siap , semua barang yang kuperlukan sudah siap di dalam tas yang cukup sederahana. Hari ini adalah hari pertama pemelajaran khusus bagi siswa yang mengikuti lomba pengetahuan, yang dilaksanakan selama 15 hari di tempat yang sudah ditentukan oleh sekolah. Aku termasuk salah satu siswa dari 8 siswa yang terpilih. Karna itu aku harus bersiap-siap memberaskan barang-barang yang akan ku bawah ke tempat itu, menurut informasi yang sudah sampai ditelingaku kami dilarang keras pulang kerumah selama 15 hari untuk mengambil barang-barang yang tertinggal .
            Setelah semua barang sudah siap aku bergegas membuka pintu rumah untuk menunggu bus yang akan mengangkutku ke tempat tersebut, belum sempat akau membuka pintu, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras diikitu suara gedoran pintu, tak salah lagi seorang di luar sana sudah pasti ibuku. Tanpa sadar aku meneteskan air mata, aku sangat kecewa semalam ibu tidak pulang ke rumah, ibuku selalu saja seperti itu. Setelah ayah meninggal ibu berubah, kini ia sering sekali pulang larut malam, membawa laki-laki yang sudah beristri kerumah bahkan ibu sekali-kali menginap dirumah laki-laki itu.
setelah membuka pintu tiba-tiba ibu mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan hatiku.
“ dari mana saja kamu? Ibu sudah lama menunggu disini, dasar anak tak tahu untung,” kata ibu dengan  nada keras
“maaf bu…………ibu dari mana semalaman,  mengapa ibu tidak pulang-pulang? akau khawatir…..” belum sempat aku melanjutkan perkataanku, tiba-tiba ibu memotong pembicaraanku.
“lancang sekali kamu berkata seperti itu kepada ibu, syukur-syukur ibu mau pulang, ibu cari uang untuk hidup kita, sana minggir ibu mau mau mandi”  berjalan dengan tergopoh-gopoh.
Aku tak dapat lagi menahan tangisku, aku lalu berkata pada ibu.
“bu, aku tidak minta apa-apa dari ibi aku hanya butuh perhatian dari ibu, ibu sudah berubah, aku sudah tidak melihat lagi sosok ibuku yang dulu” aku berkata denagn keras disertai tangisku yang tak dapat kutahan
Ibu tiba-tiba menatapku kencang, dia tidak berkata-kata lagi, dia mendekatiku, tak disangka ibuku menamparku dengan sangat keras.
Suara bus berhasil menghentikan perkelahianku dengan ibu.
“bu, aku berangkat, “ tak kujelaskan lagi kepada ibu aku akan kemana, karna sudah pasti dia tidak menghiraukannya.
Dengan tubuh yang sudah kaku aku meninggalkan ibuku dan bergegas menaiki bus. Aku memilih duduk dikursi paling pojok. Bus pun bergerak dengan kencangnya, di dalam bus aku tak mengiraukan teman-temanku, aku masih tak mampu untuk berhenti menangis. Aku berusaha menyembunykan air mataku ini agar teman-teman tidak tahu., tanpa kusadari ternyata bus berhenti di rumah Risky.
Setelah Risky naik didalam bus, Indri yang memang sangat kagum padanya langsung berteriak
“Riskyyyyyyy,,   duduk disampingku, kursi ini masih kosong” teriaknyna dengan nada gembira
“iya, terimah kasih, tapi saya lebih senang duduk dipojok” balasnya dengan nada lembut
            “Risky, kamu kok gitu” balas Indri dengan wajah manjanya

Aku sangat kaget ternyata Risky memilih duduk di sampingku. Aku tidak mengiraukannya, aku takut berbicara dengannya, aku takut jika aku ketahuan sudah nangis.

            “hey, Nia” sapa Risky
“kenapa kamu diam saja? Tunggu dulu ,, kamu habis nagis?” ucapnya dengan nada sedikit khawatir
“kalau ada maslah kamu boleh cerita tapi kalau kamu ngak mau juag ngak papa, ni tisyu, hapus air mata mu, aku ngakk mau ngellihat kamu nangis lagi” ucapnya lagi karna dari tadi aku tidak membalas perkataanya.
            “mmm,, thx,” kataku sambil mengapus air mataku dengan  tisyu

Tanpa kusadari ternyata dari tadi indri memperhatikanku dengan risky, dia memasang wajah keceawa padaku. Dia beranggapan kalau aku akan merebut risky darinya.

Tepat pukul 12.00 siang bus berhenti di tempat tujuan, aku bergegas mengangkat tasku yang dari tadi ku pangku.

“sini biar aku yang mengangkatnya, kamu kelihatan pucat, bisa-bisa kamu pingsan” katanya dengan sedikit becanda

Dari kejauhan indry berteriak
            “risky,, bantu aku mengangta barangku, ini berat sekali” teriaknya dengan nada yang manja
            “tapiiii……….” Kata risky yang langsung aku potong
            “udah, sana gih, bantu indry, dia lebih butuh pertolonganmu, aku ngak apa-apa      kok”kataku dengan sedikit senyuman
            “serius kamu ngak apa-apa?”
            “iyaaa,”
Risky pun berlari meninggalkanku. Aku berusaha mengangkat barang-barangku yang tidak begitu berat.  Aku baru sadar ternyata sekarang kami semua berda di villa milik bu faidah. Aku pun memasuki villa tersebut.  tepat berada di ruangan tengah , kami semua di panggil berkumpul untuk membagi ruang kamar.
“baik, anak-anak disini kalian selama 15 hari akan memperoleh pelajaran khusus dari para dosen yang berkualitas, jadi ibu mohon kalian bisa serius. Baik ibu akan membagi ruangan tidur untuk kalian semua, ini kertas, disini kalian bisa membaca di mana letak kamar kalian dan tata tertib yang berlaku. Hari ini kalian bisa istirahat sepuasnya tapi ingat besok tepat pukul 07.00 pagi kalian semua sudah harus berada di ruangan pembelajaran” kata bu faidah dengan tegasnya sambil membagikan beberapa kertas
Setelah membaca kertas tersebut, ternyata aku berada di kamar lantai dua. Dilantai dua ada 4 kamar, di kamar tersebut dihuni oleh para siswa wanita. Sedangkan siswa pria berada  di kamar lantai 3.

Malam harinya tepatnya setelah makan aku dan teman-teman berkumpul di taman  villa sambil menyusun rencana untuk besok pagi.
“jadi besok kita harus belajar exstra, saya harap teman-teman bisa bekerja sama dengan baik” kata yuli sang sekertaris osis.
“tapi ingat, kalian juga harus menjaga kesehatan, agar tepat hari H nya kalian bisa berhasil” sambung risky yang memang menjabat sebagai ketua osis
“mmm, risky perhatian sekali sih” kata indri sembil memeluk boneka kesayangannya

            Sudah 2 jam berlau kami berbincang-bincang. aldo pun angkat bicara
            “teman-teman, aku sudah ngantuk nih, istirahat yuk” kata aldol yang dari tadi menguap
            “iya, aku juga nih” sambung ardi
            “iya , ini juga sudah larut malam” tambah rendy
            “tapi masih ada yang mau dibahas” timpal risky
            “besok saja ngebahasnya, aku juga udah ngantuk ni” balas indry dengan wajah manjanya
            “iya, ki,  anak-anak udah pada ngantuk” tambah feby
            “ok, kalau begitu  semua kembali ke kamar masing-masing”

            Belum sempat mereka seemua beranjak, Aku yang dari tadi hanya diam, bergegas meninggalkan mereka disusul aldo dan ardi
            “nia, bukumu ketinggalan” teriak yuli
            “oh iya,,, “
            “kamu kenapa sih, dari tadi diam” tambah feby
            “aku ngak apa-apa, aku hanya tidak eanak badan” balasku
            “kamu sakit ? mau aku carikan obat” tambah rendy
            “ngak usah, aku ngak apa-apa” balasku
            “okelah, sana gih istirahat, nanti masuk angin” balas rendy

            Akupun meninggalkan mereka, tidak cukup berapa menit mereka semua sudah berada di kamar untuk beristirahat. Aku berusaha menutup mata, tapi juga tidak bisa, aku teringat ibu dirumah. Tanpa piker panjang, karna aku tak bisa tidur, aku keluar kamar menuju taman villa.  Di taman villa aku ditemani oleh suara music melalui handset yang terpasang ditelingaku.
            “nagapan malam-malam disini? Nanti masuk angin”
Suara itu berhasil membangunkanku dari lamunanku, akupun membuka handset yang terpasang ditelingaku. Saat aku berbalik ternyata suara itu adalah suara risky.  Tanpa izin dariku dia langsung duduk tepat disampingku

            “ngapan malam-malam disini” ngelanjutin pertanyaanya yang tak sempat ku balas tadi
            “mmm, ngak bisa tidur, “ balasku
            “kamu memikirkan sesuatu?”
“ngak, aku cuman ngak bisa tidur, mungkin karna tempatnya yang masih asing bagiku, lantas ngapain kamu disini?”
            “cari angin, diatas panas” balasnya sambil melirik hp yang sedang aku pegang
            “he, balikin, jangan diliat”
“hahahaha, bang toyib,aku cinta kau, kesepian,, lagu-lagu di hpmu udah ketingglan semua” katanya sambil terwa membaca judul lagu yang ada di hpku
            “masa sih, udah sini balikin”

            “pemandangan yang sangat indah” kata seseorang di belakang kami
            “oh indri, ngapain?
“tenyata setelah aku tertidur kamu datang kemari untuk menemui risky?” timpalnya tanpa menghiraukan pertanyaanku
“tidak, aku sudah lebih duluan tadi disini, aku tadi ngak bisa tidur, sekarang aku juga sudah mau masuk” balsaku dan mengambil hp yang ada ditangan risky
            Aku pun berlalu meninggalkan mereka berdua
            “aku masuk dulu,” kata risky
“kamu ini kenapa, selalu menghindar dariku, setelah nia masuk, kamu juga mau masuk, ada apa dengan kalian”
“sudahlah, udara sangat dingin , nanti kamu masuk angin, nih pakai” kata risky sambil menyodorkan jaket yang tadi ia pakai
            “kamu pengertian sekali, makasih” balas indry dengan wajah yang berseri-seri.

Akhirnya mereka semua meninggalkan taman dan menuju ke kamar masing-masing.
Keesokan harinya selepas sarapan kami diharapkan berkumpul di ruang pembelajaran  diruang ini sudah ada seorang dosen yang tampak sangat berwibawah dan bertanggung jawab. Dia adalah dosen yang akan membawakan materi khusus untuk BIOLOGI. Kami semua sudah siap menerima materi tersebut. dosen itu biasa dipanggil dengan sebutan pak jamal.
Pada pembelajaran kali ini kami dibagi kelompok , setiap kelompok terdiri dari 2 orang , aku bersama aldo, yuli dengan ardi, feby dengan rendy dan risky dengan indri. Pada saat pembelajaran dimulai aku dan aldo selalu saja tertwa lepas karna materi yang kami peraktikkan sedikit lucu bagi kami, tanpa sadar  ternyata dari tadi risky memperhatikan kami. Akhirnya pelajaran Ipa selesai kami bahas setelah 4 jam berlalu.
            Siang harinya tepat jam 12.33 waktu istirahat, aku menelpon ibu dirumah, sialnya ketika aku telpon ternyata ibu tidak mengaktifkan hpnya, aku mulai merasa sedih dan sedikit demi sedikit air mataku jatuh.
            “pammmmmmmmmmm” teriak aldo bersama teman-teman yang lain
Aku tidak langsung balik ke mereka tapi kuhapus dulu air mata yang masih tersisa ini
            “yaa, kalian mengagetkan aku” kataku dengan suara  yang hampir hilang
“ngapain disini, ayo kita makan,,, lapaaaaarrr” kata feby sambil meremas-remas perutnya
“ya, kalian duluan saja, aku masih kenyang, kalau kalian sudah selesai makan, kalian ke taman ya, aku tunggu kalian disana, kita akan membahas suatu materi ” balasku sambil berlalu meningglkan mereka, saat itu juga aku juga merasa lega karna diantara mereka tidak ada yang sadar kalau aku baru saja menangis, kalau mereka tahu pasti mereka mengeluarkan seribu pertanyaan tentang hal ini.

            Disisi lain teman-teman yang sudah siap makan tiba-tiba risky angkat bicara
“teman-teman, kalian makan saja duluan, aku ada keperluan mendadak” kata risky dengan nada sedikit cemas
“yaa ki, tadi nia ngak mau ikut makan, sekarang kamu juga, aaaa,,, acara makannya ngak seruh”balas  indri dengan wajah cemberut
            “yaa,, harus gimana, ada masalah mendadak sih”
            “ya sudahlah, tapi kalau urusan kamu dah selesai kembali ya” balas yuli
            “sip,,,sip” berlalu meninggalkan teman-teman

            Risky yang katanya tadi ada keperluan mendadak ternyata berbohong, dia berlalu dari teman-tamannya hanya untuk pergi menghampiri aku.

            “heii,,” sapa risky kepadaku sambil menarik kursi
            “ya, ngak makan ?”
            “kenyang,,, kamu tadi nangis? Ada masalah apa? Cerita saja ma aku?

Aku sangat kaget ketika pertanyaan itu muncul dari mulut risky, aku pikir tak ada yang mengetahuinya, omg, dasar aku yang ceroboh,,,
“eeee,mmm, nangis? Kapan?,, aku ngak pernah nangis kok, mata kamu tuh yang salah intip” balasku dengan sedikit kaku ditambah dengan senyuman paksa
            “kamu bohong”
“bohong apa sih,, ah udahlah jangan bahas itu, mending kamu baca buku ini, entar jam 14.00 kita akan masuk materi”
            “kamu ini kenapa sihhh? Selalu menghindar dariku, kamu takut ma indri? “
“ki, kamu lagi ngawur ya? Sudahlah, aku mau ke wc dulu, kamu baca saja buku itu” kataku sambil menunjuk sebuah buku dan berbelik akan meninggalkannya
            “niaa,…….” Katanya sambil menarik tanganku

Belum sempat aku melepaskan tanganku dari genggaman risky, teman-teman sudah datang. Sebelum aldo mengeluarkan jurusnya, secepat kilat aku melepaskan tanganku dari genggaman riskly.
            “wooww, kalian serasi tau, udah jadian ya” kata aldo sambil cengengesan
Aku tidak membalas perkataan aldo, aku berlalu meninggalkan mereka, aku juga tidak merasa enak hati dengan indri, pasti dia salah paham lagi denganku.

“katanya ada sesuatu yang penting, jadi itu yang penting?” kata yuli setelah aku berlalu meninggalkan mereka
“ngak, tadi memang ada keperluan tapi sudah selesai, pas itu aku mau kembali ke ruang makan, aku lihat si nia, aku samperin dia” balasnya dengan nada yang terputus-putus
            “nyamperin atau ngenembak” kata ardi sambil mengambil sebuah buku
            “nembak kaliiiiii” tambah rendy disusul dengan tawa aldo
“ahhh, sudah lah, jangan ngebahas itu, sana belajar, entar lagi materi FISIKA akan dimulai” teriak feby sambil melemparkan buku ke teman-temannya. Indri yang memang cemburu melihatku dengan risky hanya diam, tidak mengeluakan sepatah katapun.

            Tepat jam 14.00 kami semua bergegas menuju ruangan pembelajaran. Kali ini pelajaran fisika yang akan dibawakan oleh dosen yang biasa disapa dengn sebutan pak issh, dia adalah dosen dari UNHAS Makassar.
            “selamat siang anak-anak? Bagaimana masih semangat? Sapanya dengan lembut
            “siang pak, pastiii “ serentak kami menjawab
“yah syukurlah, hari ini baru hari pertama, perjuangan kalian masih ada 14 hari, jadi kalian harus semangat,,, baik bapak akan menjelaskan materi terlebih dahulu, setelah itu kalian akan kuberikan soal-soal untk dijawab”
           
            Setelah satu jam memberika penjelasan materi tentang fisika Pak issh dengan tegasnya membagikan soal-soal untuk dijawab.

            “baik, bapak kasi waktu satu jam untuk menyelasikan soal-soal itu”
            “apa? Satu jam pak, waktunya sedikit sekali” balas aldo sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.
            “iya pak, mana soalnya ada 100 , mana cukup pak” tambah ardi
            "kalian ini murid-murid pilihan sudah pantasnya kalian menjawab soal fisika 100 dengan waktu sejam” timpal pak issh
            “tapi, pak………….” Lanjut indri yang kemudian dipotong oleh pak issh
            “ah sudahlah, cepat kerjakan, waktu kalian sudah berlalu lima menit karna perdebatan ini”
            “apa???????????” tambah rendy
            “cepat kerjakan” terisk psk issh

Satu jam pun berlalu, pak issh menyuruh kami mengumpul pekerjakan kami.
“Yah cepat, kumpul waktu sudah habis” begitulah kata-katanya
Setelah semua pekerjaan terkumpul pak issh berlalu meninggalkan ruangan.
“uuhh,dasar dosen galak, awalnya saja lembut, ujung-ujungnya,,,,,,”kata rendy setelah pak ish meninggalkan ruangan
“ah sudahlh, ini sebuah tantangan, mau ngak mau kita harus jalani” balas yuli sambil membereskan buku-bukunya
“ya, ayo istirahat, otakku sudah lelah nih” kata feby
“aku juga.. mau mandi, gerah”tambah indri
“ya, sudahlah, kita istirahat” kata risky mengakhiri pembicaraan

Keesokan harinya tepatnya setelah sarapan kami memasuki ruang pembelajaran. Hari ini materi yang dibawakan adalah KIMIA dibawkan oleh ibu Nuraini yang juga mengajar di UNHAS.
“Pagi anak-anak” sapa bu nuraini
“pagi bu”
“baiklah, pagi ini ibu akan menjelaskan, hari ini tidak ada soal, ibu hanya memberi kesempatan kepada kalian untuk bertnya sesuatu yang kurang jelas”
“baik bu”

Setelah beberapa menit berlalu aku yang memang ahli dalam kimia mengacungkan tangan berniat ingin bertanya, tapi sialnya aku lebih di dahului oleh risky

            “iya, risky silahkan” kata bu nuraini
Setelah pertanyaan dari risky selesai aku diberi kesempatan untuk bertanya, begitulah seterusnya samapi selesai, bahkan sekali-kali aku berdebat dengan risky jika ada suatu masalah yang kurang sependapat diantara kami.
setelah pelajaran kimia berlalu,tepatnya jam 12.00 kami di mendapat panggilan dari PAK ilham yang memang bertanggung jawab atas kegiatan ini.

“baik, kalian sudah berkumpul disini, bapak ingin memberitahukan bahwa lomba pengetahuan kali ini sekolah yang  merupakan lawan kita yaitu SMAN 2 WATAMPONE dan SMAN 3 WATAMPONE, kalian sudah tahu bahwa kedua sekolah itu terkenal hebatnya diatambah fasilitas pembelajaran mereka juga berkualitas, khususnya SMAN 2 WTP yang mendatangkan guru pembimbing dari luar Negri, jadi bapak harap kalian bisa belajar dengan sungguh-sungghu, mengerti?”
“mengerti pak “ serentak kami menjawab
“oh, iya, karna yuli dan ardi yang memang terkenal hebat di fisika dan kemariin mendapat nilai yang sempurnah bapak harap bisa membantu teman-temanya, agar nanti kalian bisa bekerja sama dengan baik, ingat kompetisi seperti sangat penting, jadi kalian harus serius”
“baik pak” balas yuli dan ardi
           
Tepat jam 14.00 kami memasuki ruang pembelajaran untuk memperoleh materi Bahasa Inggris. Materi ini di bawakan oleh dosen yang biasa disapa dengan panggilan Mr. Kevin

            “good afternoun” sapa mr.kevin
“hari ini bapak hanya menjelaskan dan jika ada pertanyaan silahkan, besok bapak akan  beri soal-soal untuk kalian jawab”
            “baik pak”
Indri dan aldo yang memang sangat ahli dalam bahasa inggris tidak hentinya bertnya kepada mr.kevin jika ada yang kurang jelas bagi mereka.
            Begitulah waktu terus bejalan selama 8 hari berlalu, feby dan rendy yang memamng hebat di biologi hampir tiap malam mengunjungi ruang praktek untuk menguji suatu hal.
Hari ini adalah hari ke 11, tepat jam makan siang feby mendapat telfon dari rumahnya.
“yah, ada apa ma? Apa ? kapan ?, sakit apa? ………………….”begiulah kata-kata feby yang sempat kudengar saat mendapat telpon dari ibu nya
“ada apa feb, kenapa kamu nangis?” kataku sambil memberinya sebuah tisyu
“yah, ada apa ? ayolah cerita ma kami, siapa tahu kami dapat meringankan beban kamu” tambah indri
            “ayahku, …..” kata feby belum sempat melanjUtkan.
            “ada apa dengan ayahmu?” tambh yuli
            “ayahku, masuk rumah sakit,,,”
            “kamu mau kami minta ijinkan untuk pulang dulu” kata rendy
            “ngak usah, kata ibu ayah sudah agak mendingan, dan lusa sudah bisa pulang”
“yah sudah kalau begitu, sudah jangan nangis, kami bersamamu” kata rendy yang memang dari dulu menaruh prasaan pada veby begitupun dengan veby, tapi tak ada yang berani menyatakan perasaan mereka.

            Malam harinya setelah makan malam risky,aldo,ardi dan rendy saling berbincang serius di taman.
            “sudahlak ren, cepat katakan. Kalo kamu suka ma veby” kata ardi
“iya, mumpun kita semua disini, nanti kalo kita sudah keluar dari sini veby diambil orang” tambah aldo
            “takut,,,, “ balas rendy
            “takut kenapa.. toh dia juga kelihatan suka ma kamu” timpal risky
            “iya, nanti kami bantu deh” tambah aldo
            “Serius ya kalian, bantu aku.”
            “iya,, “ kata ardi sambil buka twiteran
            “kalo, kamu ki, ?” kata aldo
            “apaaan?”
            “pilih siapa? Nia atau indri?”
            “apa sih, pilih-pilih, aku pilih kamu” balas risky sambil tertwa
            “Aku jadi penasaran kamu itu suka nia atau indri?” tamah ardi
“akhir-akhir ini kamu selalu bersama nia, tapi kamu dengan indri seperti permen karet” lanjut rendy
            “ah, kalian ini, aku itu suka ma ni,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,” rendi hampir saja keceplosan
            “yah, ayo,, mau bilang apa,, nia kan? Balas aldo
            “ah sudahlah, mending kita nyusun rencana untuk rendy dan veby besok”

Malam itu mereka menyusun rencana untuk menyatuhkan veby dan rendi, besok harinya setelah makan siang mereka menjalankan rencana. Aldo dan ardi mengajak veby ke taman dengan alasan rendy jatuh dan pingsan. Sedangkan risky menjelaskna rencana mereaka ke yuli,nia, dan indri tentang rencana mereka. Akhirnya siang itu rencana mereka berjalan
            “mana dia,, ngak ada siapa-siapa? Kata veby dengan penuh kebingunan
            “tunggu, kamu tunggu disini” kata ardi dan aldo, yang sengaja meningglknanya dan member kesempatan kepada rendy menghapiri rendy.
            “loh, kok kamu,,,, katanya kamu pingsan” kata vebu dengan sedikit malu
            “ ngak, mereka bohong, oh ya veb, ada sesuatu yang ingn kutnyakan”
            “apa, kelihatannya serius”
            “kamu, maaaa,,,uuu,,, ngak, jadi pa,,,aa,,ccc,,,aaaaa,rrr, aku?” kata rendy dngan sangat hati-hati
Belum sempat veby menjawab,kami semua muncul dari tempat persembunyian sambil berteriak
            “trima….trima…trima…..”
Veby pun mengangguk tanda terima…
            “horeeeee,, spontan kami berteriak”
Kuliad indri sangat senang sampai-sampai memeluk risky, risky hanya bisa pasrah. Dia  sebenarnya ingin melepaskan pelukan indri ketika dia sadar kalau aku memperhatikan mereka. Tapi risky tidak enak hati pada indri..  siang itu tepatnya hari ke 11 kami veby dan rendi jadian. Mereka tampak bahagia sekali.

Malam harinya tanpa teruduga indri mengunjungi kamarku.
“boleh masuk?“ kata  indri memulai pembicaraan
“mmm. Ya , pasti, maaf berantakan”
“iyaa,,’
“ada apa? Tumben kesini” kataku sambil membuka buku
“ada sesuatu yang ingin kutanyakan,, boleh?” kata indri dengan boneka kesayangannya
“yahh, apa?”
“kamu tahu kan aku suka ma risky tapi kamu sahaba aku, aku ngak tahu harus bagaimana kalau kamu juga suka ma risky” katanya sambil memegang tanganku
“iya, aku suka ma risky………..” belum sempat aku ngelanjutin indri langsung nangis
“tapi kamu jangan salah paham,aku suka risky seperti aku suka kamu, dan teman-teman yang lain, jadi kamu ngak usah nangis” balasku sambil menghapus air matanya.
“serius,, kamu ngak cinta dia,, oh nia, aku sungguh bangga punya sahabat kayak kamu
“iya, aku juga”
Kami pun berpelukan, tanpa kusadari ternyata risky mendengar perbincangan kami
            “kamu bohong nia” kata risky dalam hati.

            Malam ini adalah malam ke 12 kami, tepat jam 11.00 malam, aku berusaha menghubungi ibu, tapi ibu tidak mau menerima telponku, kata asistennya ibu lagi keluar. Sedihh sekali aku malam itu. aku berjalan menuju taman mencari suasana sepi untuk menghibur hati.  Aku duduk di kursi taman sambil merebahkan punggungku
            “ngapain disini?” ni pakai nanti masuk angiin” kata risky sambil memberikan jaketnya
            “kamu ngapain disini? “
            “jaga kamu, tahu-tahu nanti kamu pingsan” balas risky dengan sedikit nercanda    
            “kamu bisa saja’
            “aku mengganggu yah,, “
            “Sedikit sih” balasku dengan nada bercanda
            “nia, aku boleh nanya sesuatu ngak?”
            “ya,, “
            “kamu bohongkan tentang yang kemarin kamu bilang ke indri”
Spontan aku heran, aku baru sadar ternyata kemarin malam risky mendengar pembicaraanku dengan indri
            “bohong apa?” sedikit bingung
            “kamu bohongkan, kalau kamu ngak saya suka ma aku”
            “kamu bicara apa sih,, ah sudahlah, aku mau masuk”
            “niaa……” berteriak sembil menarik tanganku yang belum sempat meninggalkannya
Aku menatapnya, takut mengeluarka sepatah kata.
            “nia, lihat aku, katakana kalau kamu ngak suka atau pun sayang ma aku” kata risky yang semakin keras menggengam tanganku. Dia tamapak sedikut marah
            “nia, ayo katakana, kalau ngak kamu katakana berarti terbuktu kalau kamu bohong”
            “aaa..kkuu.. ngak suka maupun sayang sama kamu, puas.” Kataku sambil melepaskan tanganku dari genggamannya dan berlalu meningglkannya.
Malam itu Aku tak dapat menahan air mata ini, kubiarkan mengalir sampai aku tertidur. Ternyata tanpa kusadari lagi ternya saat perbincangnku dengan risky ditaman disaksikan oleh aldo,ardi dan rendy .
            “kasihan ya risky” kata ardi malam itu
            “iya, dia tak dapat bersama nia, gara-gara nia dan indri bersahabat” balas aldo
            “apa yang harus kita lakukan untuk dia” tambah rendy
            “entahlah, masalahnya rumit” kata ardi yang menutup pembicaraan mereka. Mereka pun meninggalkan taman dan memasuki kamar masing-masing. Sedangkan risky masih berada di taman berdiam diri.
            Hari ini adalah hari ke 15 kami, di ruang pembalajaran kami diberi soal-soal lumayan banyak, semua soal mata pelajaran sudah tersedia, mulai dari kimia,biologi,fisika,dan bahasa inggris. Karna hari terakhir kami diberi tes petama yaitu soal campuran.  Setiap orang diberi lembar soal semua pelajaran yang akan dilimbakan. Tes ke dua kami di bagi kelompok tiap kelompok berdasarkan kemampunya. Indri dan aldo pelajaran bhs inggris, yuli dan ardi pelajaran fisika, feby dan rendy biologi dan risky dan aku pelajaran kimia.  Pada tes ke dua ini sangat dibutuhkan kerja sama tim.  Saat tes kedua di mulai risky berbicara padaku
            “masih marah?” kata risky
            “ngapain marah , nanti cepat tua” balasku
            “dasar kamu” katanya sambil memukul kepalaku dengan pulpen yang dipegangnya
            “aauuuu, sakit tau”
            “biarin, week “
            “ah sudahlha, ayo jawab soalnya,, oh iya coba liad no 3, caranya gimana yah a, aku lupa”
            “oh, yang ini sih mudah, ni liad,”
Begitulah tes ke dua berjalan sampai waktu habis , semua kelompok asyik berdiskusi mengenai masalahnya masing-masung. Tes ke tiga yaitu tes rebutan. Tes rebutan ini sangat seruh ditambah yuli dan ardi yang selalu berdebat gara-gara kalau soal fisika muncul keduanya selalu merasa kalau dial ah yang duluan mengacungkan tangan.

            Malam harinya kami menyiapkan semua barang karna besok kami akan pulang dan akan bertempur.  Semua barang diharapkan kumpul diruang tengah.
            “eh, mala ini jangan ada yang tidur, mala ini malam terakhir kita, bagaimana kalo kita seruh-seuhan” kata yuli memulai pembicaraan.
            “iya, setuju” serentak semua berteriak
            “besok kita akan bertempur, kita harus berusaha untuk menang” teriak rendy yang baru muncul dari wc
            “setuju, menang,menang” teriak semuanya

            Keesokan harinya tepatnya jam 09.00 kami semua sudah tiba di lokasi perlombaan, lomba pertama kami melawan dua sekolah dari awangpone dan kami menang, begitu seterusnya sampai perlombaan ke empat yang membawa kami masuk final.
Final ini kami melawan sekolah SMAN 2 Watampone , sman 3 tidak berhasil lolos final karna dikalahkan oleh sekolah sman 2 wtp.
            “ah , kita masuk final, kita harus bisa menang” kata yuli memeberi semangat teman-temannya.
            “iya, yang penting kerja sama kita”  tambah ardi
            “yang penting kalian harus ingat bahwa pada sesi rebutan kita harus cepat” kata risky
            “ya”  teriak semuanya

Perlombaan pun dimulai tepat jam 08.45 malam. Pada sesi campuran nilai seri dan pada saat sesi kelompok kami menang dengan nilai 345 sedangkan sman 2 wtp mendapat nilai 320, yang membwa kami menang di sesi kelompok yaitu kelompok yuli dan ardi dalam mata pelajaran fisika. Tapi sayangnya pada sesi ke tiga yaitu rebutan,  pada pertanyaan terakhir yaitu fisika, yuli berhasil mendahului lawan tapi hanya karna salah sebut satuan jawaban yuli salah dan akhirnya soal itu berhasil dijawab oleh lawan. Karan hal itu kami kalah, tapi kalah bukan masalah kami tetap harus bangga karna sudah masuk final.
            “aku menyesal teman-teman, aku minta maaf” kata yuli saat acara sudah selesai
            “sudah lah, ini bukan salah kamu, kamu sudah berusaha” kataku
            “iya nak, sudahlah, kalian masuk final ibu juga sudah sangat bangga, liad, kita cuman kalah satu angka, itu bukan masalah’ tambah bu faidah diikuti para dosen yang telah memberi kami bimbingan.
            “ya,, ini lah kemenagan kita, kemenagan kerja sam tim” tambah aldo
Serentak kami semua bergembira.
           
            Tepat jam 12.00 malam seluruh acara selesai dan kami kembali kerumah masing-masing.
Ibu tidak menggunci pintu itu sudah kebiasaanya. Dia sudah tidur pastinya. Aku memasuki kamar dan bergegas mandi dan mencucu seluruh pakaian kotor yang belum sempat ku cuci.  Setelah mandi aku berniat untuk tidur, belum sempat aku merebahkan badan aku mendengar suara bunyi di hp. Ku buka ah, ternyata sms dari risky

Selamat tidur, beristirahatlah, kamu pasti lelah, ingat besok masuk sekloah jangan sempai molor… by risky
            Seminggu setelah lomba itu ujian sekolah sudah dimulai…
Hari pertama ujian aku yang memang satu kelas dengan rendy,feby, dan ardi sedang asyik belajar sebelum ujian dimulai. 
            “eh, ngak nyangkah ya, ujian sudah tiba” kata feby membuka kebisuan
            “iya , heheh, ngak lama lakgi kita kulya” balas rendy
Sementara itu risky yang satu kelas dengan indri,yuli dan aldo sedang asyik bercanda.
            “habis ujian ini kita kerumah nia , rindu masa lalu, sekalian blajar bareng” kata indri
            “rencana yang tepat” balas aldo

            Setelah ujian pertama selesai indri dan kawan-kawan kerumah, katanya mau belajar tapi yang jadi maen.
            “hmhm, katanya mau blajar” sahut nia
            “ah, kita kan lagi ngumpul, maunya makan saja ah” timpal veby
            “oh iya, ngomong-ngomong ibu kamu kemana” kata yuli
            “ibu? Jarang dirumah, sibuk dengan urusannya dikantor” balasku
            “kamu pasti sangat kesepian “ tambah aldo

            Baru satu jam teman-teman dirtumah, tiba-tiba suara gedoran pintu terdengar begitu keras.aku sudah tahu kalau itu adalah ibu.
            “siapa di di dalam?’ tanya ibuku
            “teman-teman nia”
            “anak se cuek kamu ternya punya teman juga, cuiiih pasti kamu bayar dia yah supaya dia mau berteman dengan kamu”
            “sudahlah bu, aku nagk mau berdebat dengan ibu di depan teman-temanq”
            “kenapa? Malu ? dasar anak gila, tak tahu untung, sana ibu mau mandi, ada janji”
            “ibu mau keluar lagi? Istirahat lah dulu bu, ibu baru saja dri kantor, ibu jangan mau dong dibodohi sama cowok mata keranjang itu, dia itu Cuman mau uang ibu”
            “ apa katamu, dasar anak durhaka,, “ bersiap-siap ibu menapmarku tapi ditahan oleh risky
            “tante ini apa-apa an sih, nia itu anak tante” sahut rsidky
            “;lancang sekali kamu, kamu siapa,? Pacarnya? “
            “jangan sekali-kali tante memukul dia lagi, atau tante saya lapor ke polisi” tambah risky
            “kamu ini makin kurang ajar ya,, sana pulang,, aku muak sama kalian semua
            “ma,, apasih, dia teman-temanb nia”  timpalku
            “sudh lah nia, lain kali kami kesini” kata yuli
            “lain hari kami pasti kesini” tambah ardi
            “jaga dirimu, kalau ada apa-apa telfon aku” lanjut indri
            “ sana pulanggggggggg,,,,” teriak ibuku sambil membanting kursi
            “baik tante, kami akan pulang, tapi jagan sekali-kali tante mencba menapr nia lagi” kata risky dengan nada marah
            “pulang,, “ kata ibu berlalu meninggalkan kmi menuju kamarnya
            “maaf, keadaanya nagk baik sekarang” kataku
            “ya sudah lah, kami pulang dulu, jaga dirimu “ kata rendy
            “byyyy”

            Seminggu sudah berlalu, ujian sudah selesai. Di taman sekolah Risky memberanikan diri berbicara pada indri.
            “indri, aku mengajakmu kesini karna sesuatu yang ingin kukatakan padamu” kata risky
            “iya, ada apa ki” balas indri dengan wajag yang berserih serih
            “aku tahu kamu suka aku, aku senang kalau ada orang yang suka ma aku, tapi kamu harus tahu kalau aku sayang ma kamu ngak lebih dari teman, aku suka ma nia, kamu ngak marah kan ma nia kalau nia jadaian ma aku”
            “mmma, aku ngak nyangka kamu mau ngongin ini, kamu suka ma sahabatku, tapi nagak apalhah, aku terimah, dan aku cukup senagng karna kamu udah bilang yang sejujurnya, aku terimah semuanya. Tapi ingat jaga nia, jagan buat dia sakit hati, kalau sampai dia nangis karna kamu, aku tending kamu’
            “pasti bozzzz”

Dilain tempat aku sudah tiba dirumah, kudapati ibu menangis
            “ada apa bu? Kenapa ibu nangis?
            “dia laki-laki bajingan, betul yang kamu katakana dia cuman mau unag ibu”
            “tuh kan bu, sudahlah jangan difikirkan lagi toh ibu juga sudah tahu yang debenarnya”
            “nia, ibu minta maaf, ibu juga menyesal sllma ini ibu kasar ma kamu”
            “iya bi, mia udah maafin ibu, jauh-jauh hari” kataku sambil memeluk ibu

            Hari ini adalah hari penentuan kelulusan, Alhamdulillah aku lulus dan semua teman-temanq juga lulus.
            “hei bagaimana, kalian semua luluskan?’ kataku kepada teman-teman yang sedang berkumpul di taman sekolah
            “Alhamdulillah, kami lulus” teriak semuanya
            “bagaimana kalau nanti malam kalian kerumah kita makan malam, ibu juga mau bertemu kalian” kataku
            “oke, tunggu kami” balas aldo
            “ aku pergi dulu, ibu menubggu dirumah, mau aku bantuin masak” kataku sambil berlalu meningglkan mereka
            “niaaaaa,,,,,,’ teriak risky sambil menghampiriku
            “ya,, ni untukmu “ sambil memberikan sebuah buku
            “ok, thx, byy”

            Malam harinya dirumah, semua teman-temanku sudah datang, sebelum makan malam, ibu menyapa teman-temanku dan meminta maaf atas perbuatannya dulu. Setelah makan malam kami semua berjalan menuju pantai yang kebetulan dekat dari rumahku. Sesampainya di pantai, tiba-tiba risky menarikku pergi ke suatu tempat.
            “ki, lepas,, nanti indri liad, aku ngak mau dia marah ma aku”
            “jangan piker dia, ada sesuatu yang ingin kukatakan paadamu”
Belum sempat risky bilang apa-apa indri dan teman-teman yang lain telah ada dihadapan kami berdua
            “apa-apa kamu nia, aku anggap kamu sahabat, tapi kamu ngerebut risky dari akau” kata indri
            “iya sahabat macam apa kamu ini” tambah yuli
            “tunggu dulu, ini ngak seperti yang kalian liad, ayolah, jangan seperti ini, mala mini kita mau senang-senag, aku nagk mau ngerusak malam ini ‘ kataku
            “kamu sendiri yang negrusakin mala mini , kau khianati aku” tambah indri
            “ayol;ah indri jangan seperti ini, aku sungguh ngak punya persaan ma risky”
            “ngak punya tapi ngapain kamu mau ditarik ma risky” timpal veby
            “kalian semua kenapa sih, ngehakimi aku seperti ini” kataku lagi
            “sudah lah, masalah seperti ini jangan dibesar besarin” kata rendy dan aldo
            “kamu jahat nia “ sahut indri lagi
Aku sudah ngak bisa nahann air mataku jatuh, aku menagis sekncang kencangnya, teman-temanku memenciku ngak ada yang mau dengerin aku. Ditenga tangisanku secara samar-samar kudenagr teman-teman saling berbisik. Aldo dan ardi yang daru tadi diam menghampiriku
            “sudahlah, jangan nangis, mereka lagi emosi,” kata aldo
            “sini, supaya kamu ngak nagis,,” tambah ardi sambil  menarikku ke suatu tempat
            “kita ngapain disini, aku mau pulang, perasaan ku ngak enak”
            “kamu diam disitu , jangan kemana-mana” teriak aldo meninggalkanku

Lima meit berlalu, mereka tak kembali kembali, aku tambha sedih, kini kusdari mereka membenci sampai-samapt tega meninggalkanku, aku pun bergegas pulang, baru  dua kali aku melangkah tibah-tiba risky muncul.
            “mana yang lain?”
            “sudah pulang” kata risky
            “kalau begitu ayo kita pulang, nanti indri dan teman-teman semakin marah ma aku, jika melihat aku dan kamu”
            “dia takkan marah,”
            “kalua kamu ngak mau pulang, aku duluan”
            “nia,, aku sayang ma kamu” kata risky sambil menrik tanganku
            “ki,apan-apan kamu, nanti indri ma…..” blm smpt aku selesai bicara risky memotong pembicaraanku
            “sudah, jangan bahas indri, percaya padaku indri takkan marah”
            “kamu nngawur ya/ jelas tadi indri dan anak – anak marah ma aku karna kamu, dan kamu tadi tidakj bcra sepatah pun, kamu tidak menjelaskan ke merka…”
            “sudah, ? masih ada yang ingin kamu katakana?
            “tidak ,,,”
            “kamu mau jadi pacar aku”
            “ah, sduahlah, ayo pulang nanti in….” belum selesai aku berbicara tiba-tiba teman-temanku muncul dan berteriak “trima….trima”
            “trima saja nia, aku ngak papa, aku sudah tidak punya perasan sama laki-laki bajingan itu” teriak indri disusul denganketawanya yang sangat keras.
Saat itu aku baru sadar renyata tadi semua teman-temanku mengerjaiki, sial mereka berhasil membuat aku nangiss.
            “heii,, bagaimana” kata risky yang dari tadi menunggu jawaban
            “apanya yang bagaimana?”
            “aduh, anak ini , dasar lemot”
            “iya atau tidak?”
            “ya aku terima” kata teman-temanku
            “hei diam kalian, bukan kalian yang aku tanya” kata risky
            “yeee, bajingan kita marah” terian  rendy
            “ya atau tidak” sekali lagi risky minta jawaban
            “maaaf ki………..”
            “aku tahu kamu mau ngomong kayak gitu” memasang wajah sedih
“ki, maaf ki, aku ngak bisa nolak kamu”
“jadi, kamu nerima aku” katanya dengan memasang wajah yang ceriah
“ya”
“makasih nia” katanya sambil merikku kepelukannya
“yehhhhhh, ada yang baru jadian nih” teriak semua teman-temanku.



                                                                                                           

Pengikut