Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Agustus 2012

RESENSI FIKSI


MAHLIGAI CINTA FIRDAUS
1.      Latar Belakang Karya
1.1    Judul                               :           Mahligai Cinta Firdaus
1.2    Penulis                            :           Moon El-Faqir
1.3    Penerbit                         :           Hikmah (PT Mizam Publika)
1.4    Tahun Terbit                  :           Mei 2009 (Cetakan pertama)
1.5    Tebal Karya                    :           Vii ­+ 342 halaman
1.6   Gambar Kulit                   :           Menggambarkan seorang wanita yang                                                         berjilbab  dengan khayalan berkunjung                                                         ke sebuah mesjid melewati jurang yang                                                             sangat   curam untuk bertemu dengan                                                          nabi Muhammad dan bunda Aisyah. 
1.7   Tema                               :           Kesengsaraan Membawa Nikmat
1.8   ISBN                                 :           978-979-19645-3-1
1.9   Sinopsis                           :
            Noor Najmy Laila, hanya seorang gadis lugu yang bercita-cita menjadi seorang guru. Najmi tinggal di daerah Kabupaten Bekasi, kampung Cibarusuh. Seperti kebanyakan gadis di desanya, Najmy dinikahkan saat usianya baru beranjak 14 tahun dengan seorang ustadz, Raden Ahmad Noor yang telah berumur dua puluh Sembilan tahun. Dalam perkawinanya, Najmy memperoleh tiga buah hati, dia adalah Raden Noor Fauziah , Raden Noor Muhammad Fuady dan Raden Ummaniyah Saida. Kedua orang tua Najmi, Hindun dan Raden Mukhtar Arief Mustafah telah meninggal sejak Najmi berusia empat puluh tahun. Saudaranya, Sofiah kakak tertua dan Adawiyah adik perempuan satu-satunya, serta Juwaeni, Baharuddin dan si bungsu Zulfaz yang merupakan adik laki-lakinya.
Ketika berbagai cobaan yang tak henti-hentinya mengikis ketegarnnya,   Najmy senantiasa teringat akan mimpinya di suatu malam, mimpi yang mampu membakar spiritnya hingga kini, mimpi itu tidak akan pernah Najmy lupakan walau sekarang tiga puluh lima tahun sudah berlalu. Mimpi itu menggambarkan bahwa dia telah menyusuri suatu jembatan maut yang curam. Setelah sampai di tepi jembatan, Najmi melihat sebuah cahaya, seperti cahaya lampu lentera. Di tepi jembatan itu dia melihat sebuah taman indah dan luas dalam Al-Qur’an tentang pesona firdaus. Di tempat itu dia melihat sebuah mesjid yang bercat putih. Berapa menit Najmi berdiri dihadapan mesjid itu, dia melihat sosok yang tak pernah dia lihat diikuti seorang wanita yang sangat asing baginya, dia adalah Nabi Muhammad dan bunda Aisyah.
            Setelah tiga hari pernikahan, Najmi dibawah pindah ke rumah orang tua suaminya, Nyai Raden Siti Khalifa dan Kiai Raden Achmad, namun Kiai Raden Achmad telah meninggal ketika suami Najmi masih kecil. Rumah itu  persis terletak di belakang Mesjid Al-Mujahidin. Semenjak Najmi tinggal seatap dengan mertuanya, Najmi banyak menghadapi dilema. Ibu mertuanya lebih banyak menunjukkan sikap benci , kesal dan terkadang kasar, ditamabah Najmi harus ikut mencari nafkah karena suaminya tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari, padahal suaminya telah menjadi pegawai tetap ditambah pendapatannya mengajar sebagai guru di Madrasah. Ketika Najmi tak tahan dengan tekanan dan makian dari ibu mertuanya, Najmi terkadang pulang kerumah orang tuanya hanya untuk  meminta nasihat agar hatinya bisa terhibur. Kesengsaraan Najmi yang paling sakit yaitu pada saat Najmi hamil pertama, suaminya, Noor tidak pernah memberinya uang nafkah untuk belanja sehari-hari. Jangankan untuk mencukupi kebutuhannya sebagai istri, untuk membeli beras, lauk-lauk dan kebutuhan rumah tangga pun, tak pernah najmi terima. Ditengah kehidupan yang amat menyiksa. Dalam keadaan hamil muda, Najmi mendapat panggilan ke Bekasi untuk mengikuti tes ujian masuk calon guru agama.  Setelah Najmi diangkat menjadi pegawai negeri, dia tak pernah menerima gaji karna tanpa sepengetahuannya gajinya diambil oleh suaminya. Ketika ditanya, suaminya hanya berkata bahwa uang itu digunakan untuk mengganti biaya pernikahan di kantor Dapartemen Agama.
            Najmi meretas takdirnya dengan kepasrahan dan hati tersenyum. Kelahiran anak pertamanya, Saidah membuat Najmi melipatgandakan kesabaran demi kebahagiaan anaknya. Najmi sangat bersyukur karena kehadiran anak pertamnya membuat mertuanya sedikit demi sedikit berubah terhadapnya. Walaupun mertuanya hanya menyayangi cucunya tapi dia tetap bersyukur atas perubahan sikap mertuanya. Setelah Saidah tumbuh lebih dari dua tahun, Najmi melahirkan lagi seorang anak lelaki, Fuady.
Saat najmi mengajar, kedua anaknya dititipkan kepada orang tuanya. Tahun ketujuh penikahan Najmi memperoleh seorang anak perempuan, Fauziah. Ketiga buah hati Najmi tumbuh kian besar, bertambah pula catatan jumlah utang yang menjadi beban, akhirnya Noor memulai tugas barunya di Kacamatan Cabang Bungin yang letaknya sangat jauh dari rumah dan hanya pulang dua sampai tiga minggu sekali kerumah.
            Sudah hampir sebulan Noor tidak pulang, hingga suatu malam suaminya pulang juga. Najmi merasakan keanehan sikap suaminya, suaminya tidak menunjukkan rasa rindu padanya dan anak-anaknya. Hingga Terbit matahari Noor berkata pada Najmi bahwa Noor ingin mengajak Najmi ikut bersama Noor bertugas di tempat kerjanya, tapi Najmi menolak. Ternyata keinginan suami Najim mengajaknya ikut bersama, karna Noor ingin menikah lagi dengan seorang wanita yang akan melunasi hutang-hutang dan memberikannya rumah. Sebenarnya Najmi  tidak mau mengizinkan suaminya menikah lagi tapi karna Noor mangancam akan mengubur dirinya hidup-hidup maka dengan terpaksa Najmi member izin kepada suaminya. Sebelum  akad pernikan Noor dengan wanita lain, Noor berpesan kepada Najmi agar tidak memberitahukan ke pada siapun tentang perkawinan ini. Najmi hanya dapat bertawaqal dan melaksanakan shalat serta membaca Al-Qur’an untuk menenangkan hatinya yang sedang lemah ini. Tak lebih dari seminggu perkawinan Noor yang telah pergi dengan istri keduanya, Najmin dipanggil pulang oleh orang tuanya, ternyata kedua orang tuanya sudah tahu tentang perkara ini.
            Najmi tak menyangka dalam keadaan dimadu, Najmi mengalami kehamilan yang keempat. Ketika usia kehamilannya memasuki tiga bulan najmi mengalami keguguran. saat itu Noor tidak berada dirumah, Najmi berada dirumah ibunya dan hanya ibunya yang pontang-panting menolongnya. Setelah beberapa hari beristirahat setelah terjadinya keguguran itu, Najmi kembali sehat dan kembali mengurus anak-anaknya. Najmi mengajarkan anak-anaknya ilmu agama sesuai dengan pengetahuannya. Setelah Faudy berusia tujuh  tahun dia dimasukkan ke sekolah dasar, baru saja tiga bulan Faudy bersekolah ,dia terpilih menjadi juara lomba membaca dan menulis. Lain halnya Saidah  memiliki kecerdasan menghafal Al-Qur’an. Suatu hari Najmi menemukan sebuah surat di baju suaminya, surat itu dari istri keduanya yang meminta bercerai karna Noor telah menikah lagi dengan wanita yang lebih kaya dari istri keduanya, dia adalah Rohani. Saat Noor pulang, Najmi langsung menyampaikan keinginanya untuk bercerai tapi Noor menolak mentah-mentah dan meminta Najmi untuk lebih bersabar. Najmi menangis mendengar jawaban Noor, seketika Najmi teringat kembali pesona senyum rasul dalam mimpinya. Hingga suatu hari Najmi terkena penyakit mata, di bagian kornea matanya ada nanah muncul.
Dua bulan kemudian Najmi hamil lagi dan untuk kedua kalinya Najmi mengalami keguguran. Setelah beberapa minggu kejadian keguguran itu Najmi telah menyelesaikan pendidikan dan dinyatakan lulus meraih ijazah persamaan tingkat SMU. Di kantor tempat kerja Najmi ada seorang pria yang mengaku mengagumi Najmi, dia adalah Pak Mulyadi. Kekaguman Pak Mulyadi terhadap Najmi terdengar sampai ketelinga Noor. Noor sangat marah, Noor mengira permintaan istrinya untuk bercerai karna lelaki itu. kakak Najmi, sofie yang mendengar cerita kepedihan adiknya meminta Najmi untuk bercerai dari Noor, tapi Najmi menolak.
Tanpa diduga Noor kembali kerumah Najmi dan memeberi kabar bahwa dia telah bercerai dari Rohani. Najmi merasa lega kini istri yang dimiliki Noor hanyalah dirinya. Baru sebentar Najmi meraskan kebahagiaan, Najmi diterpa bencana, Najmi dilarikan kerumah sakit Bayu Karta di Karawang karna penyakit dimatanya semakin parah, untung saja kakak Noor, Kak Fatma dan Kak Maryam beserta mertuanya dengan senang hati membiayai perawatan Najmi dirumah sakit. Beberapa bulan setelah peristiwa itu, ibu mertua Najmi jatuh sakit dan meninggal dunia disusul oleh kedua orang tua Najmi yang meninggal dengan penuh senyuman.
Ditengah kehidupan keluarga Najmi, kini telah hadir enam orang anak. Selain Saidah, Fuady, Fauziah, Marjan, ada kedua adiknya Sofar dan Ulya yang tumbuh saling berdekatan. Fuady melanjutkan pendidikanya di perguruan tinggi di Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta di Ciputat dan kini Fuady telah di Wisuda. Fuady bekerja sebagai dosen di Universitas 45 Bekasi juga mengajar di Sekolah Tinggi Ilmi Ekonomi Perbanas, Kuningan Jakarta, sedangkan Noor suami Najmi masih sibuk berdakwah dari mesjid ke mesji lainnya. Untuk memenuhi hasrat najmi mengajar, Fuady mendirikan Lembaga Pendidikan tempat Najmi menyalurkan cita-cita dan kemampuan mengajarkan  ilmu-ilmu agama. Saidah pun juga ikut mengajar, bahkan anak-anak Najmi yang baru lulus perguruan tinggi, menjadi perintis berdirinya Sekolah Karakter Tunas Indonesia. Najmi dan anak-anaknya lebih banyak mengajar di sekolah Diniyah dan TK-Qur’an yang dia kelolah bersama anak-anaknya.
Setelah berapa lama Fuady bekerja, Najmi, Saidah dan Noor diberangkatkan ke tanah suci menunaikan ibadah umrah atas biaya anaknya, Fuady. Tahun berikutnya, Noor meskipun dalam keadaan sakit , atas dukungan Fuady, Noor berangkat ibadah haji dengan  fasilitas ONH plus. Setahun setelahnya, fuady terpilih sebagai ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor dan lima tahun berlalu Fuady terpilih menjadi Sekertaris Jendral Gerakan Pemuda Ansor.
Kini walaupun Noor terbaring sakit dan sudah berulang kali mengalami perawatan khusus cuci darah , Noor masih menunjukkan spirit dakwahnya memimpin shalat jumat dan berkhutbah. Dalam keadaan seperti  ini Noor tak pernah berhenti merokok. Hingga suatu hari Marjan, anak Najmi memanggilnya karna dia melihat ayahnya tidak bergerak dan sangat kaku. Najmi mengira suaminya mengalmi pingsan. Ternyata setelah dihubungi dokter, dokter menjelaskan bahwa Noor telah menghadap sang khaliknya.
Semalam Noor meminta Najmi  tidur disisnya dan Noor ingin sekali menghubungi anak-anaknya. Terutama Fauziah yang berada di Palembang. Najmi melihat keringat dingin membasahi dahi suaminya, Najmi mengira itu hanya reaksi obat dan makanan dan saat senja tiba Noor meminta najmi untuk dibersihkan oleh istrinya sendiri karna ia ingin buang hajat di kamar mandi. Selama tiga hari terakhir Noor menginginkan buang air kecil tetapi tak setetes urin pun keluar. Ternya sata Noor meninggal, Najmi baru menyadari bahwa selama tiga hari ini suaminya berusaha mensucikan dirinya sebelum pagi hari meninggal.
Hingga hari ketujuh Noor meninggal, Najmi teringat perkataan suaminya, bahwa suaminya telah bermimpi rumahnya telah berubah menjadi istana yang megah, di dalam rumah itu Noor melihat kedua orang tuanya yang telah wafat dan juga kakak-kakaknya yang telah pergi. Najmi terus mencari tahu maksud dari mimpi suaminya dan mimpinya dimasa lalu. Semoga saja dengan menyerahkan ke haribaannya, segala takdir dan kasih sayangnya, suaminya memasuki kehidupan yang abadi dalam kebahagiaan dan semoga saja mahligai surga Firdaus menjadi istana persinggahan abadinya, hingga Najmi menyusulnya kelak.
            1.10   Tujuan Pengarang         :           Penulis ingin menyampaikan kepada                                                                         pembaca bahwa seberat apapun ujian                                                                      menghadang   seseorang, kita sebagai                                                                      hamba    tak    boleh   berputus    asa                                                                        melainkan     meningkatkan    semangat                                                                   untuk mencari kebahagiaan.
2.      Jenis Buku
Karya ini adalah jenis karya fiks yaitu sebuah novel yang menceritakan tentang kehidupan seseorang yang terus mengalami kesengsaraan namun akhirnya mencapai sebuah kebahagiaan.


3.      Nilai Buku
3.1   Kelebihan Karya
a.      Tema
Tema yang digunakan sangat menarik karna mampu memberikan gambaran kisah hidup seorang hamba yang selalu mendapat cobaan, tapi dengan adanya ketabahan yang sangat luar biasa  dia bisa menjalani hidup dengan senyuman yang hingga pada akhirnya memperoleh kebahagiaan.
b.      latar
1)      Latar tempat   :
Dalam karya ini latar tempat diceritakan secarah jelas.
a)      Rumah Najmi di Kampung Cibarusah, Bekasi
“sajak lahir Najmi tak pernah meninggalkan kampung Cibarusah, Bekasi yang penuh kenangan ini”. (Halaman 52)
b)      Rumah orang tua Raden Ahmad Noor
“setelah tiga hari pernikahan, Najmi dibawah panda kerumah orang tua Noor yang terletak persis debelakang Mesjid Al-Mujahidin”. (Halaman 99)
c)      Tempat kerja Noor yang baru di Kacamatan Cabang Bungin
“Noor memulai tugas barunya di Kacamatan Cabang Bungin. dalam sepekan, dia hanya pulang dua sampai tiga hari kerumah”. (Halaman 120)


d)      Rumah sakit Bayu Karta di Karawang
“Beruntunglah kak Fatma kakak Noor membawa kendaraan sedan dan segera membawaku ke rumah sakit Bayu Karta di Karawang”. (Halaman 239)
e)      Perguruan Tinggi Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta di Ciputat
“Selepas lulus Aliyah, Fuady meminta izin kepada Najmi untuk mengikuti tes perguruan tinggi di Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta di Ciputat”. (Halaman 269)
f)       Universitas 45 Bekasi dan Sekolah Tinggi Ilmi Ekonomi Perbanas, Kuningan Jakarta.
“Faudy bekerja sebagai dosen di Universitas 45 Bekasi juga mengajar di Sekolah Tinggi Ilmi Ekonomi Perbanas, Kuningan Jakarta,” (Halaman 290)
g)      Kota Palembang
“Saat itulah Noor masih berusaha menghubungi anak-anaknya. Terutama Fauziah yang berada di Palembang”. (Halaman 331)
2)      Latar Suasana
a)      Menyedihkan
“Ibu mertua Najmi lebih banyak menunjukkan sikap benci, kesal dan terkadang kasar kepadanya”. (Halaman 100)
b)      Mengecewakan
“Maksud akang mau menikah lagi? “lirih najmi menahan pedih dan perasaan kecewa”. (Halaman 127)
c)      Menyenangkan
“Najmi, Saidah dan Noor diberangkatkan ke tanah suci menunaikan ibadah umrah atas biaya Fuady”. (Halaman 296)
3)      Latar Waktu
a)      Terbit Fajar
“Hingga terbit fajar, Najmi masih mengenang mimpi semalam”. (Halaman 17)
b)      Malam Hari
“Saat malam tiba, Najmi selalu minta diantar oleh suaminya meskipun sekedar ke kamar mandi”. (Halaman 100)
c)      Siang Menjelang Soreh
“Sering kulihat ibu mertuaku yang sudah tua pergi ke luar rumah, ia pergi di pagi hari dan baru siang menjelang soreh sampai di rumah”. (Halaman 104)

c.       Penokohan dan Perwatakan
Setiap tokoh dalam karya ini digambarkan secara jelas oleh penulis.
1)      Noor Najmy Laila yaitu seorang istri yang memiliki rasa ketabahan yang sangat luar biasa, penyayang, berani, pintar dan tidak mudah putus asa.
2)      Raden Ahmad Noor yaitu seorang suami yang pintar, pekerja keras, dan bertanggung jawab.
3)      Juwaeni yaitu seorang anak yang pintar, penyabar dan baik hati.
4)      Baharuddin  yaitu seorang anak yang pintar dan bertanggung jawab.
5)      Zulfaz  yaitu seorang anak yang penurut dan baik hati.
6)      Adawiyah yaitu seorang anak yang penurut dan penuh kasih sayang.
7)      Sofiah yaitu seorang anak yang tegas,pemberani,keras kepala dan penyayang.
8)      Hindun  yaitu seorang ibu yang penyayang, pekerja keras, sabar dan penuh tanggung jawab.
9)      Raden Mukhtar Arief Mustafah yaitu seorang ayah yang sangat lemah lembut, pengertian dan baik hati.
10)  Raden Noor Fauziah yaitu seorang anak yang lembut,penurut dan pintar.
11)  Raden Noor Muhammad Fuady yaitu seorang anak yang pintar,baik hati, penurut, penyayang dan bertanggung jawab.
12)  Raden Ummaniyah Saida seorang anak yang pintar dan shaleh.
13)  Nyai Raden Siti Khalifa yaitu seorang mertua sekaigus ibu yang cuek, agak kasar dan sayang kepada cucu-cucunya.
14)  Fatma yaitu seorang kakak yang baik dan penyayang.\

d.      Amanat
Dalam karya ini, penulis berhasil menyampaikan amanat cerita kepada pembaca melalui beberapa  kejadian dan beberapa tokoh dalam karya.
    Amanat yang dapat dipetik dari sebuah mahakarya novel Mahligai   Cinta Firdaus  ini yaitu:
1)      Kita haruslah lebih peka terhadap kejadian-kejadian yang terjadi di sekeliling kita. Kita harus menganggapnya tidak biasa sehingga timbullah rasa ingin tahu akan sebabnya. Dari sinilah jiwa kesabaran kita akan tumbuh dan makna hidup akan lebih terasa.
2)      Kita harus lebih menghargai hidup dan tidak menyianyiakan detik dalam hidup hanya untuk sesuatu yang tak bermanfaat.
3)      Hidup untuk belajar, itulah makna yang paling menonjol dalam novel ini. Kita juga tak boleh melupakan sejarah sebab dari sanalah kita dapat mengambil pelajaran dari berbagai perubahan di tiap zaman. Sebab dari pelajaran inilah kita mendapatkan kemampuan untuk mengubah dan menghadapi hidup dengan lebih baik.

e.      Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunaka dalam karya ini yaitu sudut pandang orang pertama, karena cerita yang digambarkan dalam karya ini diceritakan oleh penulis sendiri dan penulis merupakan tokoh utama dalam cerita sehingga tokoh utama dalam karya dengan cepat diketahui.

f.        Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan karya ini adalah gaya bahasa yang mudah dimengerti Pengarang juga menambahkan  beberapa kata, kalimat dan hadist yang indah dan inspiratif.

3.2     Kelemahan Karya
a.      karya ini menggunakan alur campuran (alur maju-mundur).
Alur maju sebab menggunakan urutan cerita yang terus maju yang berarti menggunakan alur maju, namun pada bagian-bagian tertentu menceritakan kembali kejadian yang telah lalu  yang menggunakan alur mundur. Sehingga pembaca terkadang sulit mengerti isi bacaan karena adanya kejadian-kejadian masa lampau.
b.      Karya ini tidak menjelaskan bagaimana asal kejadiannya Fauziah berada di Palembang.
c.       Pengarang tidak memberikan penjelasan secara rinci tentang akhir hidup beberapa tokoh. Misalnya, pada kematian Kiai Raden Achmad, ayah Raden Ahmad Noor.
d.      Pengarang tidak menjelaskan secara rinci kelahiran anaknya yang ketujuh dan kedelapa, Sofar dan Ulya.
e.      Pengarang tidak menjelaskan secara rinci kehadiran Rohani isrti ketiga Raden Ahmad Noor.
f.        Pengarang tidak menjelaskan alasan Raden Ahmad Noor menceraikan istri ketiganya.

            Karya yang inspiratif ini dapat dibaca oleh semua kalangan karna mengingat isi karya ini mengandung banyak amanah yang menjadi pelajaran hidup sekaligus melipatgandakan semangat baru bagi siapa pun yang berputus asa dan mencari kebahagiaan.


Senin, 04 Juni 2012

Makalah BAHASA INDONESIA "ANALISIS PERBEDAAN PENGGUNAAN KLAUSA MAJEMUK BERTINGKAT DAN KLAUSA MAJEMUK SETARA DALAM WACANA ARGUMENTASI"


ANALISIS PERBEDAAN PENGGUNAAN KLAUSA MAJEMUK BERTINGKAT DAN KLAUSA MAJEMUK SETARA DALAM WACANA ARGUMENTASI

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Bahasa Indonesia








KASMIA
NIS 14914
KELAS XI IPA1

SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
ANALISIS PERBEDAAN PENGGUNAAN KLAUSA MAJEMUK BERTINGKAT DAN KLAUSA MAJEMUK SETARA DALAM WACANA ARGUMENTASI

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Bahasa Indonesia









KASMIA
NIS 14914
KELAS XI IPA1

SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN
2011/201
PENGESAHAN
            Makalah siswa bernama Kasmia, NIS 14914, Kelas XI IPA1 yang berjudul “Analisis Perbedaan Penggunaan Klausa Majemuk Setara Dan Klausa Mejemuk Bertingkat Dalam Wacana Argumentasi” telah diperiksa dan diteliti oleh guru pembimbing karya tulis kelas XI SMA Negeri 1 Watampone dan dinyatakan dapat diterima.


Watampone,    Mei 2012

            Pembimbing,

Hj. Habibah Arsyad S.Pd.,M.Pd
NIP 19580109 198103 2 008
ii

 

KATA PENGANTAR
     Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kekuatan dan kemampuan sehingga penulis dapat merampungkan makalah ini sebagai tugas mata pelajaran bahasa Indonesia pada semester II.                                     Mengingat kemampuan penulis sangat terbatas, maka penyelesaian makalah ini tidak luput dari hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan. Akan tetapi, penulis mendapatkan bantuan dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi.                                   Oleh karena itu penulis menyampaikan terimah kasih atas bantuan dan dukungan yang  telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis. Rasa terimah kasih penulis khususnya disampaikan kepada :
1.      Ibu Hj. Habibah Arsyad S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing karya tulis sekaligus guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Yang membimbing, memberikan pengarahan, serta masukan-masukan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2.      Orang tua penulis yang senantiasa memberikan dorongan dan bantuan baik berupa material maupun spiritual dalam menyelesaikan masalah ini.
3.      Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesiakan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tentu saja jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis akan meminta maaf atas kekurangan dan berterima kasih seandainya ada koreksi dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan makalah ini kepada para pembaca yang berminat dengan harapan semoga bermanfaat adanya.

Watampone,    Mei 2012

iii
                                                                                    Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL                                                                                                 i
HALAMAN PENGESAHAN                                                                                   ii
KATA PENGANTAR                                                                                               iii
DAFTAR ISI                                                                                                              iv
I        PENDAHULUAN                                                                                            1
A.    Latar Belakang                                                                                             1
B.     Rumusan Masalah                                                                                        1
C.     Tujuan                                                                                                          2
D.    Manfaat                                                                                                        2
E.     Sistematika Penulisan                                                                                  2
II      KERANGKA TEORI                                                                                       4
A.    Kerangka PikIr                                                                                             4
B.     Hipotesis                                                                                                      10
III     METODOLOGI                                                                                                11
A.    Jenis Tulisan                                                                                                 11
B.     Objek Tulisan                                                                                               11
C.     Pengumpulan Data                                                                                       11
IV     PEMBAHASAN                                                                                               12
A.    Wacana Argumentasi                                                                                   12
B.     Tinjauan Penggunaan Klausa Majemuk Setara
iv
 dalam Wacana Argumentasi                                                                       13
C.    
v
Tinjauan Penggunaan Klausa Majemuk Bertingkat
dalam Wacana Argumentasi                                                                        13
D.    Analisis Penggunaan Klausa Majemuk Setara
dalam Wacana Argumentasi                                                                        14
E.     Analisis Penggunaan Klausa Majemuk Bertingkat                                                                        dalam Wacana Argumentasi                                                                                   16
V      PENUTUP                                                                                                         18
A.    Kesimpulan                                                                                                  18
B.     Saran                                                                                                            18
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                19




I   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                          
      Bahasa Indonesia salah satu alat komunikasi, dimana pengembangan bahasa Indonesia semakin menjadi tuntutan bagi masyarakat Indonesia. Namun kenyataanya di era globalisasi yang sedang berkembang , kebayakan orang-orang sibuk mendalami bahasa internasional jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
      Mengingat kedudukanya, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa negara yang wajib dipelajari bagi penduduk negara Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
      Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi perlu adanya pembinaan dan pengembangan guna memperkuat kualitas manusia, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara. Maka klausa dalam bahasa Indonesia haruslah bersifat efektif agar dapat dipahami orang lain.
      Dalam bahasa Indonesia, harusnya ada keselarasan terutama dalam hal penggunaan klausa. Mengingat banyaknya kekeliruan  yang terjadi dalam penggunaan klausa, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah mengenai klausa mejemuk setara dan klausa majemuk bertingkat.

B.     Rumusan Masalah
      Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat mengembil kesimpulan berupa permasalahan yang akan dibahas.
Permasalahan itu sebagai berikut :
1.      Adakah pemahaman penulis tentang penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat ?
2.     
1
Bagaimana penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat?
C.   
2
Tujuan
            Adapun tujuan yang inigin dicapai dalam penyusunan makalah ini, adalah  sebagai berikut :
1.      Menambah pengetahuan penulis tentang perbedaan penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat.
2.      Meningkatkan rasa tanggung jawab penulis dengan itikad terhadap tugas yang dibebankan kepada siswa.
3.      Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.
4.      Menambah wawasan tentang penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.      Sebagai wahana untuk melatih penulis dalam membuat makalah tentang klausa.
2.      Dapat menambah wawasan penulis mengenai penggunaan klausa. Khususnya pada pengunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat.
3.      Dapat menambah perbendaharaan literature perpustakaan.

E.     Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penulisan ini, maka terlebih dahulu penulis akan menguraikan sistematika penulisannya agar lebih mudah dipahami dalam memecahkan masalah yang ada, didalam makalah ini dibagi lima bab yang terdiri dari :
Bab I     : Bab ini merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
Bab II   : Bab ini merupakan bab kerangka teori yang memuat kerangka piker dan hipotesis.
3
Bab III :   Bab ini merupakan bab metodologi yang memuat jenis tulisan, objek tulisan dan pengumpulan data.
Bab IV  : Bab ini merupakan bab pembahasan yang memuat tentang analisi terhadap masalah yang dibahas.
Bab V      :            Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran.





II  KERANGKA TEORI
A.    Kerangka Pikir
1.      Pengertian Klausa, Klausa Majemuk Setara , Klausa Majemuk Bertingkat dan Wacana Argumentasi
a.    Klusa
     Klausa merupakan tataran didalam sintaksis yang berada di atas tataran frase dan di bawah tataran kalimat. Dalam berbagai karya linguistik mungkin ada perbedaan konsep karena pengunaan teori analisis yang berbeda. Sebagaimana para ahli saling berbeda dalam mendefinisikan klausa. Di dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa pengertian klausa menurut para ahli.
Pengertian klausa menurut para ahli, yaitu :
1)      Badudu
      Klausa adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian daripada kalimat yang lebih besar.
2)      Prof. Drs.M.Ramlan
      Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari P (predika), baik disertai oleh S (subjek), O (objek), Pel(aku), dan ket(erangan) ataupun tidak.
3)      Jos Daniel Parere
      Klausa adalah sebuah kalimat yang memenuhi salah satu pola dasar kalimat inti dengan dua atau lebih unsur pusat.
4)      Kridalaksana
      Klausa adalah satuan gramatik berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.
5)      Tarigan
4
      Klausa adalah kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat.
5
           Dari pendapat pakar di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa klausa adalah satuan-satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif, dengan kata lain, runtutan kata-kata tersebut harus ada yang berfungsi sebagai predikat. Tanpa predikat tidak ada klausa.
b.   Klausa Majemuk Setara
     Klausa majemuk setara adalah klausa yang di dalamnya terdapat kalimat majemuk setara, dimana setiap klausa memiliki kedudukan yang sama . kalimat majemuk setara ini dibangun dengan dua klausa atau lebih yang saling menerangkan.
c.    Klausa Majemuk Bertingkat
     Klausa majemuk bertingkat adalah klausa yang terdiri dari dua klausa atau lebih dan kedua klausa tersebut memiliki kedudukan yang setara. Artinya ada dua dua klausa yang menjadi induk klausa dan lainnya menjadi anak klausa atau klausa bawahan. Induk klausa sering disebut induk kalimat, sedangkan klausa bawahan sering disebut anak kalimat.
d.   Wacana Argumentasi
     Wacana argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Di dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa pengertian menurut para ahli.
Pengertian wacana agrumentasi menurut para ahli.

1)      Dawud dkk
Dalam bukunya “Bahasa dan sastra Indonesia” halaman 208, wacana argumentasi ialah seperangkat kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang mendukung kalimat lain.
2)     
6
Slamet Riyadi
Dalam bukunya “Bahasa Indonesia untuk kelas II SMP”, wacana argumentasi ialah paragraph bila bertolak dari adnya masalah yang biasanya bersifat kontroversi yang berbeda-beda.
3)      Asrul dkk
Dalam bukunya “Dari Narasi hingga Argumentasi” yaitu wacana yang memparkan bukti yang berisi tentang tiga hal pokok yakni alas an, pernyataan, dan pembenaran.
     Dari beberapa pendapat pakar di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa wacana argumentasi adalah sebuah paragraph yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudakan untuk meyakinkan pembaca. Selain itu, paragraph tersebut dikembangkan dengan pola pengembangan sebab akibat. Hubungan sebab akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak menuju suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat. Efek yang muncul dapat berupa efek tunggal dan efek jamak (bersama-sama)

2.      Fungsi Klausa
Fungsi klausa yaitu sebagai berikut :
a.    Sebagai subjek
b.   Sebagai predikat
c.    Sebagai kata penghubung
d.   Sebagai pelengkap setelah kata kerja penuh

3.      Cirri-Ciri Klausa
Cirri-ciri klausa antara lain yaitu :
a.   
7
Menyisi slot dalam tatanan kalimat sehingga dapat menduduki fungsi tertentu.
b.   Sekurang-kurangnya terdiri atas satu predikat.
c.    Mempunyai gatra seperti predikat (klausa predikatnya nominal)
d.   Klausa dapat dibedakan berdasarkan distribunsi satuannya dan berdasarkan fungsinya.
e.    Pada umumnya klausa, baik tunggal maupun jamak, berpotensi menjadi kalimat.
f.    Kalimat inti terdiri atas klausa tunggal, sedangkan kalimat majemuk terdiri atas lebih dari satu klausa.

4.      Jenis-Jenis Klausa
Jenis-jenis klausa menurut para ahli antara lain :
a.    Widjono
Klausa terbagi atas tiga bagian yaitu :
1)      Klausa Majemuk Setara
Klausa majemuk setara adalah klausa yang setiap klausa memiliki kedudukan yang sama dan dibangun dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling membangun.
2)      Klausa Majemuk Bertingkat
Klausa majemuk bertingkat adalah klausa yang dibangun dengan dua klausa atau lebih yang berfungsi menerangkan klausa lainnya.
3)      Klausa Gabungan Majemuk Setara dan Majemuk Bertingkat
Klausa gabungan mejumuk setara dan bertingkat terdiri dari tiga klausa atau lebih.
b.   Abdul Chaer
Klausa terbagi atas dua bagian yaitu :
1)      Berdasarkan Struktur
8
Pembagian klausa berdasarkan struktur terbagi kembali menjadi dua yaitu:
a)      Klausa Bebas
Klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang kurangnya mempunyai S dan P; dan karena itu mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
b)      Klausa Terikat
      Klausa terikat adalah klausa yang memiliki struktur tidak lengkap. Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin hanya subjek saja, mungkin hanya objek saja, atau juga hanya berupa keterangan saja. Oleh karena itu, klausa terikat tidak mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
2)      Berdasarkan Kategori Unsur Segimental yang Menjadi Predikatnya
a)      Klausa Verbal
Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verbal.
b)      Klausa Nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau prase nominal
c)      Klausa Ajektifal
Klausa ajektifal adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frase.
d)     Klausa Adverbial
Klausa adverbiall adalah klausa yang predikatnya berupa adverbia.
e)      Klausa Proposisional
Klausa proposisional adalah klausa yang predikatnya berupa preposisi.
f)       Klausa Numeral
Kluasa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia.
5.     
9
Jenis-Jenis Wacana
Jenis-jenis wacana anatara lain yaitu :
a.    Narasi
     Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif. Unsur-unsur penting dalam  sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
b.   Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu deskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi faktual/ekspositoris.
c.    Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
d.   Persuasif
Persuasi adalah wacana yang mampu mengajak, mempengaruhi dan membujuk atau tulisan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu.
e.    Wacana Argumentasi
Argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat, sikap,  atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
B.    
10
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hal yang diteliti. Dalam makalah ini , hipotesis yang dikemukakan sebagai berikut :
1.      Penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat dalam wacan argumentasi pada halaman internet terdapat beberpa kekeliruan karena pada menguunakan kalimat yang sulit dipahami oleh pembaca dan tidak mengikuti aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
2.      Dalam wacana argumentasi , klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat sudah banyak ditemukan namun masih banyak terdapat beberapa klausa yang sulit dimengerti.
III   METODOLOGI
A.    Jenis Tulisan
Makalah ini merupakan jenis tulisan argumentasi dan eksposisi. Tulisan ini beisi berbagai gagasan-gagasan , alasan-alasan, penjelasan-penjelasan dan contoh-contoh. Sebagai pembuktian dan tidak lepas dari penjelasan-penjelasan berupa opini.
                  
B.     Objek Tulisan
Dalam penyusunan makalah ini , penulis mengambil objek tulisan mengenai “Penggunaan Klausa Majemuk Setara dan Klausa Majemuk Bertingkat dalam Wacana Argumentasi”. Sasaran utama dari penulisan makalah ini adalah peningkatan wawasan dan pengetahuan siswa pada umumnya dan penulis pada khususnya tentang penggunaan klausa mejemuk setara dan klausa mejemuk bertingkat.

C.    Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah, penulis menggunakan metode library search, itu metode yang digunakan dalam mengempulkan data dan membaca buku atau penyusunan dengan meneliti dan mengumpulkan informasi dari berbagai buku yang akan dibahas dengan menggunakan tekhnik sebagai berikut :
1.      Mengutip langsung, yaitu mengambil pendapat atau data yang terdapat dalam literature untuk dimasukkan dalam karya tulis , dengan tidak mengubah reaksinya.
2.      Mengutip tidak langsung, yaitu meringkas pendapat yang terdapat dalam literature kemudian dimasukkan kedalam makalah.
11

 

IV PEMBAHASAN
A.    Wacana Argumentasi
Maraknya Facebook di Indonesia
Facebook, tak asing lagi rasanya mendengar kata itu. Tentu saja, bagaimana tidak? Sudah lama sekali Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini dan Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster. Hampir sebagian besar pengguna Friendster (Fs) beralih ke Facebook (FB) setelah facebokk masuk dalam kehidupan di bumi. Ada apa gerangan dengan semua ini?
Facebook merupakan sebuah website yang berbasis jaringan sosial. Menurut pengamatan, ternyata FB memberikan fasilitas yang cukup banyak bagi penggunanya di samping fasilitas yang didapat, pengguna diberi kemudahan dalam mengakses, dan kemudahan chating secara online dengan teman.
Di Indonesia, sekarang ini sedang heboh – hebohnya mengenai Facebook. Tak hanya kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun gila facebook setelah facebook merajalela. Begitu cepatnya Facebook menarik perhatian masyarakat dan Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul.
Menurut saya, Facebook memiliki dampak positif dan facebokk juga memiklli dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Positifnya, facebook sarana untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kita tidak “gaptek” isttilahnya.
12
Namun dilihat dari sisi negatifnya, bagi saya facebook lebih banyak merugikan setelah dikabarkan anak-anak perempuan yang di culik, akibat berkenalan dengan orang asing di facebook. Tidak hanya itu, Sebagai seorang pelajar, yang tentunya mempunyai kewajiban untuk belajar, Facebook sangat mengganggu terhadap pelajaran saya, baik waktu maupun konsentrasi untuk belajar. Hampir setiap hari orang-orang buka facebook, hanya sekedar update status ataupun chatingan, dan banyak lagi. Dan itu hanya buang-buang waktu saja, padahal masih banyak yang lebih penting yang harus dikerjakan. Namun entah kenapa, facebook seakan menyihir para penggunanya dan membuat penggnanya terobsesi. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook?
13
Belakangan ini, di masyarakat banyak kasus yang terjadi akibat Facebook. Contohnya saja, Ada pula yang melakukan penipuan melalui Facebook. Status Facebook yang mungkinkata-katanya tidak tepat saja, bias menjadi masalah. Jadi sebenarnya Facebook itu penting atu tidak ?

Dikutip langsung dari Gudang elmu
File : ///C:/User/documents/wacana/html
Rabu,11 Mei 2010

B.     Tinjauan Penggunaan Klausa Majemuk Setara dalam Wacana Argumentasi
Pada wacana “Maraknya Facebook di Indonesia” terdapat beberapa kata menggunakan klausa majemuk setara yang di garis bawah satu yaitu :
1.      Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini dan Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster.
2.      Pengguna diberi kemudahan dalam mengakses, dan kemudahan chating secara online dengan teman.
3.      Facebook menarik perhatian masyarakat dan Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul.
4.      Facebook memiliki dampak positif dan facebokk juga memiklli dampak negatif dalam kehidupan masyarakat.
5.      Facebook seakan menyihir para penggunanya dan membuat penggnanya terobsesi. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook?

C.     Tinjauan Penggunaan Klausa Majemuk Bertingkat dalam Wacana Argumentasi.
14
Pada wacana “Maraknya Facebook di Indonesia” terdapat beberapa kata menggunakan klausa majemuk setara yang di garis bawah dua yaitu :
1.      Pengguna Friendster (Fs) beralih ke Facebook (FB) setelah facebokk masuk dalam kehidupan di bumi.
2.      Kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun gila facebook setelah facebook merajalela.
3.      Facebook lebih banyak merugikan setelah dikabarkan anak-anak perempuan yang di culik, akibat berkenalan dengan orang asing di facebook.

D.    Analisis Penggunaan Klausa Majemuk Setara dalam Wacana Argumentasi
Pada wacana “Maraknya Facebook di Indonesia” terdapat beberapa kata menggunakan klausa majemuk setara yang di garis bawah satu yaitu :
1.      Pada paragraph pertama kalimat kedua terdapat klausa majemuk setara yaitu “Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini dan Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster”.
Proses morfofonemikanya :
Facebook masuk dalam kehidupan di bumi klausa         pertama
Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi friendster        klausa kedua.
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
2.      Pada paragraph kedua kalimat kedua terdapat klausa majemuk setara yaitu “Pengguna diberi kemudahan dalam mengakses dan kemudahan chating secara online dengan teman”.
Proses morfofonemikanya :
Pengguna diberi kemudahan dalam mengakses          klausa pertama
Kemudahan chating secara online dengan teman         klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
3.     
15
Pada paragraph keketiga kalimat ketiga terdapat klausa majemuk setara yaitu “Facebook menarik perhatian masyarakat dan Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul”.
Proses morfofonemikanya :
Facebook menarik perhatian masyarakat        klausa pertama
Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul         klausa kedua.
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
4.      Pada paragraph keempat kalimat pertama terdapat klausa majemuk setara yaitu “Facebook memiliki dampak positif dan facebokk juga memiklli dampak negatif dalam kehidupan masyarakat”.
Proses morfofonemikanya :
Facebook memiliki dampak positif            klausa pertama
facebokk juga memiklli dampak negatif dalam kehidupan masyarakat         klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
6.      Pada paragraph kelima kalimat keliam terdapat klausa majemuk setara yaitun “Facebook seakan menyihir para penggunanya dan membuat penggnanya terobsesi. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook?”
Proses morfofonemikanya :
Facebook seakan menyihir para penggunanya          klausa pertama
Membuat penggnanya terobsesi. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook?”        klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “dan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas sederajat.
16
Kelima kalimat di atas dikatakan klausa majemuk setara karena terdapat dua klausa yang tidak saling menerangkan dan todak terdapat unsur yang menjelaskan dan unsure yang dijelaskan.

E.     Analisis Penggunaan Klausa Majemuk Bertingkat dalam Wacana Argumentasi
Pada wacana “Maraknya Facebook di Indonesia” terdapat beberapa kata menggunakan klausa majemuk setara yang di garis bawah dua yaitu :
1.      Pada paragraph pertama kalimat ketiga terdapat klausa majemuk bertingkat yaitu “Pengguna Friendster (Fs) beralih ke Facebook (FB) setelah facebokk masuk dalam kehidupan di bumi”.
Proses morfofonemikanya :
Pengguna Friendster (Fs) beralih ke Facebook (FB)        klausa pertama
Facebokk masuk dalam kehidupan di bumi          klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “setelah” membuktikan bahwa kedua klausa di atas  merupakan klausa bertingkat atau terdapat unsur yang menjelaskan dan unsur yang dijelaskan.
2.      Pada paragraph ketiga kalimat kedua terdapat klausa majemuk bertingkat yaitu “Kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun gila facebook setelah facebook merajalela”.
Proses morfofonemikanya :
Kalangan remaja saja, anak SD         klausa pertama
Orang tua pun gila facebook setelah facebook merajalela         klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “bahkan” membuktikan bahwa kedua klausa di atas  merupakan klausa bertingkat atau terdapat unsur yang menjelaskan dan unsur yang dijelaskan
3.      Pada paragraph kelima kalimat pertama terdapat klausa majemuk bertingkat yaitu “Facebook lebih banyak merugikan setelah dikabarkan anak-anak perempuan yang di culik, akibat berkenalan dengan orang asing di facebook”.
17
Proses morfofonemikanya :
Facebook lebih banyak merugikan         klausa pertama
Dikabarkan anak-anak perempuan yang di culik, akibat berkenalan dengan orang asing di facebook            klausa kedua
Kedua klausa di atas dalam penggabungannya menggunakan “setelah” membuktikan bahwa kedua klausa di atas  merupakan klausa bertingkat atau terdapat unsur yang menjelaskan dan unsur yang dijelaskan
      Ketiga kalimat di atas dikatakan klausa majemuk bertingkat karena terdapat dua klausa yang saling menerangkan terhadap klausa atasan dan klausa bawahan atau terdapat klausa induk dan klausa anak.















 V PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Setelah memperhatikan uraian tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan materi materi yang dibahas, yaitu :
1.      Penggunaan klausa majemuk setara terdiri atas klausa pertama dan klausa kedua yang bersifat tidak saling menerangkan atau sederajat.
2.      Penggunaan klausa majemuk bertingkat terdiri atas klausa induk dan klausa anak yang saling menerangkan.
3.      Pada wacana argumentasi, klausa majemuk sudah banyak ditemukan namun dalam wacana tersebut masih banyak kalimat yang kurang diketahui, apakah kalimat tersebut tersebut klausa majemuk atau sebaliknya.
4.      Penggunaan klausa majemuk dalam wacana argumentasi masih terdapat kekeliruan karena pada umumnya menggunakan kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah yang ada.

B.     Saran
Setelah menarik kesimpulan, penulis juga memberikan saran yang diajukan kepada siswa :
1.      Sebaiknya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia diluangkan waktu untuk membahas sacara khusus tentang penggunaan klausa.
2.      Agar generasi lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan klausa majemuk setara dan klausa majemuk bertingkat dalam wacana argumentasi.
3.      Sebaiknya diperpustakan disediakan buku-buku acuan tentang penggunaan klausa atau lebih umumnya mengenai sintaksis.

18
 
DAFTAR PUSTAKA
Asrul,dkk.(diambil dari http://sertifikasi guru.unm.ac.id/modelmpembelajaraan bahasa Indonesia.pdf)
Badudu. Dalam Wildan Taufik. 2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Chair,Abdul. Dalam Wildan Taufik. 2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Dawud,dkk.. 2007. Bahasa Paragraf Argumentasi. jakarta: http:/paragraph_ argumentasi.blogspot.com
Kridalaksana. Dalam Wildan Taufik. 2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Mafrukhi,dkk..2006. Kompim Bahasa Indonesia untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Parere,Jospaniel. Dalam Wildan Taufik. 2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Ramlan,M. Dalam Wildan Taufik .2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab.jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Riyadi,Slamet. 2011. Bahasa Indonesia untuk kelas II SMP. Solo: http://bxeinver.com/bse.SMP.html.
Taringan. Dalam Wildan Taufik.2010. Klausa dalam bahasa Indonesia dan arab. jakarta: SMA Negeri 1 Watampone.
Turkan,Paulus. 2005. Mahir Berbahasa Indonesia 3. Jakarta : yudistira
Widjono. Dalam Firdawati. 2011. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta : SMA Negeri 1 Watampone.
Yudha,Sahid.2012. Buku ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Jakarta : Citra Nusantara.
19

 




Pengikut