Tugas kelompok
Pengujian Urine
Oleh :
Kelompok I
Kasmia
Ade
Meilasari
Cici Nurul Magfirah Dewa
Yulianty
Riska Rahayu Syam
Sabriawan
SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN 2010-2011
Uji Urine
Teori
Urine atau air seni atau air kencing adalah
cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis
cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai
sarana komunikasi
olfaktori. Urin disaring
di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.
Fungsi utama urin adalah untuk
membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan
umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan
dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang
terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri.
Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat,
secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan
berasal dari urea.
Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril. Urin dapat
menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat
Urin adalah suatu cairan esensial dari
hasil metabolisme nitrogen dan sulfur,garam-garam anorganik dan pigmen-pigmen.
Biasanya berwarna kekuning-kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya.
Mempunyai bau yang khas untuk speciesyang berbeda. Jumlah urin yang
diekskresikan tiap harinya bervariasi, tergantung pada pakan, konsumsi air,
temperatur lingkungan, musim dan faktor-faktor lainnya (Ganong, 2003).
Proses pembentukan urine dalam ginjal
meliputi proses penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan
penambahan zat – zat (augmentasi). Proses filtrasi terjadi di glomerulus dan
kapsula bowman. Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan augmentasi
terjadi di tubulus distal. Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang
beroprasi secara paralel. Tiap nefron terdiri dari suatu glomerulus yang
dibekali dengan darah dalam sistem kapiler arteri sedemikian sehingga terjadi
tekanan filtrasi yang memadai untuk mempengaruhi ultrafiltrasi material
berberat molekul rendah dalam plasma. (Roberts, 1993).
Urin sering
dianggap hasil buangan yang sudah tidak berguna. Padahal urin sangat membantu
dalam pemeriksaan medis. Urin merupakan salah satu cairan fisiologis yang
sering dijadikan bahan untuk pemeriksaan (pemeriksaan visual, pemeriksaan mikroskopis,
dan menggunakan kertas kimia) dan menjadi salah satu parameter kesehatan dari
pasien yang diperiksa. Selain darah, urin juga menjadi komponen yang penting
dalam diagnosis keadaan kesehatan seseorang. Ada 3 macam pemeriksaan, antara
lain (1) pemeriksaan visual. Urin mengindikasikan kesehatan yang baik bila
terlihat bersih. Bila tidak, maka ada masalah dalam tubuh. Kesehatan bermasalah
biasanya ditunjukkan oleh kekeruhan, aroma tidak biasa, dan warna abnormal. (2)
Tes yang menggunakan kertas kimia yang akan berganti warna bila substansi
tertentu terdeteksi atau ada di atas normal. (3) Hasil yang datang dari
pemeriksaan mikroskopis yang dilakukan untuk mengetahui apakah kandungan
berikut ini berada di atas normal atau tidak (Ganong 2002).
Karakteristik
urin normal memiliki warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun pagi)
sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Warna urin normal
kuning pucat sampai kuning. Nilai normal
1.003-1.03 g/mL Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, misalnya umur. Berat
jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir)
berkisar pada 1.012, dan bayi 1.002-1.006. Urin pagi memiliki berat jenis lebih
tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026. Urin berbau harum atau
tidak berbau, tetapi juga tergantung dari bahan-bahan yang diekskresi. Normal
urin berbau aromatik yang memusingkan. Bau merupakan indikasi adanya masalah
seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu. urin yang normal rata-rata 1-2 liter / hari. Kekurangan minum menyebabkan
kepekatan urin meningkat (konsentrasi semua substansi dalam urin meningkat)
sehingga mempermudah pembentukan batu. pH urin dapat berkisar dari 4,5 – 8,0.
pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan, bersifat basa
setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya.
Urine pagi hari (bangun tidur) bersifat lebih asam. (Evelyn 1993). Berikut ini cara mengetahui pH urin
dapat dilihat pada Gambar 2.
Tujuan:
Mengetahui pH urine dan
adanya protein, gula, dan klorida dalam urine
Alat dan bahan:
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Gelas ukur 100 ml
Indikator universal
Pembakar spiritus
Larutan Biuret ( CuSO4 1% dan NaCl 1%)
Fehling A dan B atau Benedict
Urine
Korek api
Cara Kerja:
I.
Mengukur pH urine
1. Sediakanlah 1 sampai 2 ml
urine dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ujilah pH urine dengan
menggunakan kertas indikator universal, kemudian cocokkan warnanya dengan
standar pH dan catatlah hasilnya.
II.
Uji Kandungan Protein dalam Urine
1. Isilah tabung reaksi
dengan urine setinggi 2 ml
2. Masukkanlah ke dalam
tabung tersebut 5 tetes larutan Biuret dan biarkan bercampur kira-kira 5 menit
3. Amatilah perubahan yang
terjadi pada tabung tersebut dan catatlah hasilnya.
III.
Uji Kandungan Glukosa dalam Urine
1. Isilah tabung reaksi
dengan urine setinggi 2 ml
2. Masukkanlah ke dalam
tabung tersebut 5 tetes larutan Fehling
A dan B atau larutan Benedict
3. Panaskanlah tabung
tersebut dengan pembakar spiritus sekitar 2 menit
4. Amatilah perubahan yang
terjadi pada tabung tersebut dan catatlah hasilnya
IV.
Uji Kandungan Klorida dalam Urine
1. Isilah tabung reaksi
dengan urine 2 ml
2. Amatilah perubahan yang
terjadi pada tabung tersebut dan catatlah hasilnya
Uji
urine
|
|||||||
NO
|
Urine
|
pH
|
F.A & F.B
|
Biuret
|
Keterangan
|
||
1
|
Cici Nurul
|
6
|
Biru
|
kuning
|
pH normal
|
(-)diabetes
|
(-) protein
|
2
|
Yulianty
|
5
|
Coklat Kekuningan
|
kunig
|
dehidrasi
|
(-)diabetes
|
(-) protein
|
3
|
Sabriawan
|
7
|
|
kuning
|
pH normal
|
(-)diabetes
|
(-) protein
|
Pertanyaan
1. Berapakah pH urine? Apakah
arti angka pH urine tersebut?
2. Bagaimana reaksi urine
setelah ditetesi larutan Biuret? Apa arti perubahan tersebut?
3. Bagaimana reaksi urine
setelah ditetesi Benedict? Apa arti perubahan tersebut?
Jawaban
1. pH urine Cici Nurul
Magfirah dan Sabriawan adalah 6 & 7 artinya pH tersebut tergolong normal (
tidak dehidrasi) sedangkan pH urine Yulianty adalah 5 yang menunjukkan bahwa pH
5 tergolong dehidrasi
2. Reaksi urine pada saat
ditetesi biuret adalah terjadi perubahan warna yang artinya menunjukkan urine
tersebut (-) protein
3. Reaksi urine pada saat
ditetesi benedict adalah terjadi perubahan warna yang artinya menunjukkan urine
tersebut (-) diabetes
Kesimpulan
1. Apabila pH urine dibawah 6
maka urine tersebut tergolong tidak normal atau dihidrasi (kekurangan air) dan
sebaliknya, jika ph urine diatas 6 maka urine tersebut tergolong normal atau
bebas dari dihidrasi.
2. Apabila pada urine yang
ditetesi dengan larutan fehling A dan fehling B terdapat endapan berwarna merah
bata didasar tabung maka urine itu tergolong diabetes dan sebaliknya, jika
tidak terdapat endapan berwarnah merah maka tergolong normal.
3. Apabila pada urine yang
ditetesi dengan larut biuret terdapat protein maka lambung tersebut dalam
keadan normal dan sebaliknya, jika tidak terdapat protein maka lambung tersebut
dalam keadaan tidak normal.
Seharusnya pH yg normal dibawah 7 karena bersifat asam. Apabila pH urine 7 berarti urine netral dan perlu ditanyakan kenapa urine bisa netral? Tidak ada kaitannya dengan dehidrasi atau tidak. Apalagi pH yg diatas 7. Artinya urine tersebut bersifat basa, perlu ditanyakan juga kenapa bisa sampai bersifat basa.
BalasHapus