GELOMBANG, BUNYI, DAN
CAHAYA
Diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas
Mata Pelajaran Fisika
KASMIA
14794
16
XII IPA1
SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang elektromagnetik merupakan
radiasi dari percepatan muatn listrik dalam medan listrik dan medan magnet yang
bersesuaian. Energi dapt dianggap sebagai gelombang yang merambat tanpa
menggunakn medium melibatkan osilasi merdan listrik dan medan magnet. Dalam
ruang cepat rambat gelombang elektromagnetik adalah 3 x 108 m/s. hal ini
dikemukakan oleh Maxwell bahwa gelombang elektromagnetik dapat menunjukan hal
yang sama dengan gelombang cahaya sehingga keduanya dapat dikatakan gelombang
transversal.
Maxwell menyatakan bahwa, suatu medan listrik yang berubah-ubah menginduksikan medan magnet yang juga berubah-ubah. Selanjutnya, medan magnetik yang berubah-ubah ini menginduksikan kembali medan listrik yang berubah-ubah. Demikian seterusnya sehingga diperoleh proses berantai dari pembentukan medan listrik dan medan magntik yang merambat kesegala arah. Hasilnya adalah gelombang elektromagnetik.
Maxwell menyatakan bahwa, suatu medan listrik yang berubah-ubah menginduksikan medan magnet yang juga berubah-ubah. Selanjutnya, medan magnetik yang berubah-ubah ini menginduksikan kembali medan listrik yang berubah-ubah. Demikian seterusnya sehingga diperoleh proses berantai dari pembentukan medan listrik dan medan magntik yang merambat kesegala arah. Hasilnya adalah gelombang elektromagnetik.
Berbeda dengan Thomas Young,
ilmuwan Inggris yang mendemonstransikan gelombang elektromagnetik sebagai
fenomena dimana dua sumber cahaya koheren yang dihasilkan oleh celah ganda
membentuk pita terang dan pita gelap secara bergantian pada layar. Fenomena
gelombang dapat dilihat seperti ombak lautan dipantai, riak-riak air di kolam,
bunyi musik yang dapat didengar, dll. Bentuk gelombang yang biasa dilihat dalam
kehidupan sehari-hari adalah gelombang mekanik. Dimana gelombang mekanik
merupakan suatu gangguan yang berjalan melalui beberapa materi atau zat yang
dinamakan medium. Gelombang transversal pada tali dan gelombang longitudinal
pada pegas ayunan merupakan contoh dari gelombang mekanik. Gelombang pada
permukaan air merupakan gelombang dua dimensi, karena medium gelombang ini
yaitu permukaaan air mempunyai dua dimensi, panjang dan lebar. Alat khusus
untuk menyelidiki gerak gelombang dipermukaan air disebut tangki riak( ripple
tank). Dalam
kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang
adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang
merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. Hal
inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita selau mendengarkan beranekaragam suara, mulai dari suara musik, kicauan
burung, tlakson kendaraan bermotor, suara
rel kereta api dan suara orang yang sedang
berbicara. Semua suara itu dapat kita dengar karena ada sumber suara/bunyi.
Bunyi merupakan salah satu bentuk energi yang
ada di dunia ini. Ia dapat diciptakan
dari berbagai benda dan hampir setiap makhuk hidup dapat menciptakan suatu
bunyi.
Bunyi memberikan manfaat yang sangat banyak bagi kita, contohnya kita dapat
mengetahui apa yang disampaikan guru di depan kelas. Selain itu dengan adanya
bunyi, maka dunia tidak akan sepi.
Kami mengambil judul makalah ini
dengan “Bunyi” karena kami ingin membahas lebih banyak lagi tentang bunyi
khususnya tentang konsep bunyi itu sendiri, pemanfaatan bunyi dalam kehidupan
sehari-hari, serta ingin mencoba membuat suatu alat yang menghasilkan bunyi.
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita tentunya mengenal cahaya. Setiap hal yang kita lakukan pasti
berkenaan dengan cahaya. Dengan adanya cahaya, kita dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
Perkembangan
teori cahaya sendiri telah dimulai sejak zaman Plato sebelum abad masehi. Pada
awal abad ke-10, seorang ahli matematika mesir, Al Haitam dapat menunjukkan
tingkah laku cahaya ketika cahaya merambat dari medium kurang rapat ke medium
yang lebih rapat. Sejak saat itu, para ahli mulai melakukan percobaan-percobaan
sehingga ditemukanlah berbagai hukum yang berkenaan dengan konsep cahaya yang
selanjutnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu
aplikasi konsep cahaya yang ditemukan oleh para ahli yakni, melalui cahaya kita
dapat memperoleh informasi seputar kejadian-kejadian di alam yang luas ini.
Sebagai contoh, umur alam semesta ini adalah sekitar 15 miliar taun cahaya.
Informasi mengenai hal tersebut diperoleh dari cahaya yang berasal dari bintang
terjauh yan berjarak 15 miliar tahun cahaya, yang teramati oleh teleskop luar
angkasa.
Terdapat dua
teori umum yang membahas tentang cahaya yakni teori partikel yang digagas oleh
Sir Isaac Newton dan teori gelombang yang digagas oleh Christian Huygens. Pada
kesempatan ini, penulis akan berkiblat pada teori cahaya yang merupakan
gelombang.
Cahaya yang kita
kenal saat ini merupakan suatu gelombang transversal. Sebagai gelombang, cahaya
memiliki banyak sifat, sebagai contoh, seorang anak bermain dan meniup air
sabun. Saat gelembung-gelembungnya terkena sinar matahari ternyata terjadi warna-warni. Hal ini yang akan penulis bahas dalam karya
tulis ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan gelombang ?
2. Menjelaskan
jenis-jenis gelombang ?
3. Bagaimanakah
yang dimaksud dengan gelombang berjalan dan gelombang stasioner?
4. Apa konsep bunyi itu?
5. Bagaimana sifat-sifat bunyi?
6. Bagaiman pemanfaatan bunyi untuk kehidupan sehari-hari?
7. Bagaimana cara membuat alat yang dapat menghasilkan bunyi
(bel listrik sederhana)?
8. Apa itu dispersi, Interferensi, Difraksi, dan Polarisasi
Cahaya ?
9. Apa penyebab terjadinya polarisasi pada cahaya ?
C. Tujuan
1.
Menambah pengetahuan siswa/penulis
tentang gelombang.
2.
Mencari dan menelusuri
literatur tentang gelombang elektromagnetik.
3.
Menambah pemahaman
siswa/penulis dalam meningkatkan kemampuan tentang manfaat gelombang dalam
kehidupan sehari-hari.
4.
Mengembangka rasa
tanggung jawab siswa/penulis akan tugas yang telah dibebankan.
5. Mengetahui
lebih jelas mengenai materi tentang cahaya.
6. Melatih
cara berpikir penulis dalam membahas suatu masalah.
7. Memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran fisika.
D. Manfaat
1.
Kita dapat lebih
memahami tentang apa yang dimaksud dengan gelombang elektromagnetik.
2.
Kami dapat menyusun
deret gelombang elektromagnetik berdasarkan frekuensi/panjang gelombang.
3.
Kami dapat menjelaskan
perbedaan penggunaan rentang frekuensi / panjang gelombang.
4.
Mengetahui konsep
dari bunyi.
5.
Mengetahui
sifat-sifat bunyi.
6.
Mengetahui
pemanfaatan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
7.
Mencoba membuat
alat yang dapat menghasilkan bunyi (bel listrik sederhana)?
BAB II
PEMBAHASAN
GELOMBANG
A.
Pengertian
Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat,
dalam perambatannya gelombang membawa energi. Dengan kata lain, gelombang
merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang.
Jadi, gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan
merambatkan energi (tenaga).
Gelombang juga dapat diatikan sebagai bentuk dari getaran yang merambat pada
suatu medium. Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat
medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung
jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak
antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat
rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu
detik.
B.
Jenis-jenis Gelombang
1.
Berdasarkan arah rambat dan arah
getar
a. Gelombang transversal
Gelombang
transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah
getarannya. Contoh gelombang transversal yaitu gelombang air, cahaya, dan tali.
Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun
dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang.
b. Gelombang longitudinal
Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan arah
getarannya (misalnya gelombang slinki). Gelombang yang terjadi pada slinki yang
digetarkan, searah dengan membujurnya slinki berupa rapatan dan regangan. Jarak
dua rapatan yang berdekatan atau dua regangan yang berdekatan disebut satu gelombang.
2.
Berdasarkan Mediumnya
a. Gelombang
mekanik
Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam
perambatannya memerlukan medium, yang menyalurkan energi untuk keperluan proses
penjalaran sebuah gelombang. Suara merupakan salah satu contoh gelombang
mekanik yang merambat melalui perubahan tekanan udara dalam ruang
(rapat-renggangnya molekul-molekul udara).
b. Gelombang
elektromagnetik
Gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau
tidak ada
medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa
karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang, frekuensi, amplitudo, dan
kecepatan. Contohnya yaitu, Gelombang radio, Gelombang Mikro, Sinar infra
merah, Sinar ultraviolet, Cahaya tampak, Sinar X dan Sinar gamma.
3.
Berdasarkan Amplitudonya
a. Gelombang berjalan
Gelombang
berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang dilewatinya.
b. Gelombang stasioner
Gelombang
stasioner adalah gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik yang
dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah gelombang datang dan
pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya
berlawanan.
C.
Gelombang Berjalan dan Gelombang
Stasioner
1.
Gelombang Berjalan
Gelombang
berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang dilewatinya. Gelombang
berjalan bisa juga disebut sebagai gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di
setiap titik yang dilalui gelombang.
a. Persamaan untuk gelombang berjalan
adalah sebagai berikut :
y = A sin 2Ï€/T t
Keterangan :
A
: amplitudo gelombang (m)
T
: periode gelombang (s)
t : lamanya titik 0 (sumber getar) bergetar (s)
y : simpangan (m)
t : lamanya titik 0 (sumber getar) bergetar (s)
y : simpangan (m)
Ï€
: 22 / 7 atau 3,14
·
Apabila gelombang merambat ke kanan dan titik asal 0
bergetar ke atas maka persamaan simpangan titik P yang digunakan adalah:
yp = A sin 2Ï€/T (t- x/v)
·
Apabila gelombang merambat ke kiri dan titik asal 0 bergetar
ke bawah maka persamaan simpangan titik P yang digunakan adalah:
yp = - A sin 2Ï€/T (t-
x/v)
b. Fase dan Sudut fase gelombang
Fase di definisikan sebagai
perbandingan antara waktu sesaat untuk meninggalkan titik keseimbang (titik 0)
dan periode. Dengan demikian fase gelombang dititik P dapat ditulis sebagai
berikut:
φ
= tp/T = (t-
x/v)/T φp
= t/T - x/λ
= t/T- x/vT
Sedangkan untuk mengukur besarnya sudut fase di titik P dapat dituliskan sebagai berikut:
Sedangkan untuk mengukur besarnya sudut fase di titik P dapat dituliskan sebagai berikut:
θp = 2π φ_p
= 2π (t/T- x/λ)
Beda fase antara dua titik yang
berjarak X2 dan X1 dari sumber getar dapat dituliskan
sebagai berikut:
Δφ = ( x2 - x1)/λ
Δφ = ∆x/λ
Δφ = ∆x/λ
Contoh Soal
1:
Gelombang merambat dari sumber O
melalui titik p. Simpangan getar gelombang dititk p memenuhi: y=0,02 sin 10Ï€
(2t-x/20). Semua besaran dalam satuan SI. Tentukan :
a. Amplitude gelombang
b. Periode gelombang
c. Frekuensi gelombang
d. Panjang gelombang
e. Cepat rambat gelombang
Penyelesaian:
y = 0,02 sin 10Ï€ (2t-x/20)
= 0,02 sin 2Ï€ (10t-x/4)
y = A sin 2π (t/T - x/λ)
Jadi dapat diperoleh:
a. Amplitude : A = 0,02 m
b. Periode : T = = 0,1 s
c. Frekuensi : f = = 10 Hz
d. Panjang gelombang : λ = 4 m
e. Cepat rambat gelombang : v = λ . f
= 4 . 10 = 40 m/s
Contoh Soal 2 :
Sebuah gelombang berjalan dari titik
A dan B dengan kecepatan 5 m/s. Periode gelombang tersebut 0,4 s. Jika beda
fase antara titik A dan B adalah 6Î /5, tentukan jarak AB !
Penyelesaian :
λ = v . T
= 5 . 0,4 = 0,2 m
Jarak
titik AB = 0,2 x (6Î /5)/2Î = 1,2 m
c. Contoh
peristiwa pemanfaatan gelombang berjalan :
Seutas tali yang salah satu ujungnya
diikat pada suatu tiang dan ujung lainnya digerakkan ke atas dan ke bawah. Peralatan yang digunakan untuk membangkitkan
gelombang berjalan :
·
Tali
secukupnya.
·
Tiang (sebagai sarana untuk diikat).
2.
Gelombang Stasioner
Gelombang
Stasioner adalah gelombang yang memiliki amplitudo yang berubah – ubah antara
nol sampai nilai maksimum tertentu. Pada proses pantulan gelombang, terjadi
gelombang pantul yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama dengan
gelombang datangnya, hanya saja arah rambatannya yang berlawanan.
Nama lain Gelombang stasioner adalah
gelombang diam atau bisa dibilang gelombang tegak atau gelombang berdiri.
a.
Persamaan untuk gelombang stasioner adalah sebagai berikut
:
y = 2 A sin kx cos (ωt- 2πl/λ)
Keterangan
:
A
: amplitude gelombang datang atau pantul
(m)
k : 2π/λ
ω : 2π/T (rad/s)
l : panjang tali (m)
x : letak titik terjadinya interferensi dari ujung terikat (m)
λ : panjang gelombang (m)
t : waktu sesaat (s)
k : 2π/λ
ω : 2π/T (rad/s)
l : panjang tali (m)
x : letak titik terjadinya interferensi dari ujung terikat (m)
λ : panjang gelombang (m)
t : waktu sesaat (s)
y1= A sin 2Ï€/T (t-
(l-x)/v)
untuk gelombang datang,
y2= A sin 2Ï€/T (t-
(l+x)/v+ 1800) untuk gelombang pantul
Sehingga untuk hasil interferensi
gelombang datang dan gelombang pantul di titik P yang berjarak x dari ujung
terikat adalah sebagai berikut:
y = y1+ y2
= A sin 2π (t/T- (l-x)/λ)+ A sin2π(t/T- (1+x)/λ+ 1800 )
Dengan menggunakan aturan sinus maka penyederhanaan rumus menjadi:
sin A + sin B = 2 sin 1/2 (A+B) - cos1/2 (A-B)
Dengan menggunakan aturan sinus maka penyederhanaan rumus menjadi:
sin A + sin B = 2 sin 1/2 (A+B) - cos1/2 (A-B)
Menjadi:
y= 2 A sin (2π x/λ ) cos 2π (t/T - l/λ)
y= 2 A sin kx cos (2π/T t - 2πl/λ)
y= 2 A sin (2π x/λ ) cos 2π (t/T - l/λ)
y= 2 A sin kx cos (2π/T t - 2πl/λ)
Rumus
interferensi :
y= 2 A sin kx cos (ωt- 2πl/λ) (persamaan gel stasioner)
Contoh Soal :
Tali sepanjang 2 m dilihat pada
salah satu ujungnya dan ujung lain digetarkan sehingga terbentuk gelombang
stasioner. Frekuensi getaran 10 Hz dan cepat rambat gelombang 2,5 m/s. tentukan
jarak titk simpul ke-4 dari (a) titk pantul dan (b) titk asal getaran !
Penyelesaian :
l
= 2 m
f
= 10 Hz
v = 2,5 m/s Ä—
= = = 0,25
m
(a) Simpul ke-4 berjarak x dari pantulan
dan besarnya memenuhi :
x = Ä— = 0,25 = 0,375
m
(b) Jarak simpul ke-4 dari sumber
gelombang memenuhi :
(l – x) = 2 – 0,375 = 1,624
m
Contoh Soal 2 :
Ujung seutas tali digetarkan secara harmonic dengan periode
0,5 sekon dan amplitude 6 cm. Getaran ini merambat ke kanan sepanjang tali
dengan cepat rambat 20 cm/s. Persamaan umum gelombangnya adalah…
Penyelesaian :
y = A sin (ωt- kx) λ = = = 10
y = 6 sin ( t - x )
y = 6 sin ( 4t – 0,2 x)
3. Hukum Melde
Hukum
melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat
gelombang transversal tali. Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat
rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan
berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai. Dari hasil
percobaan diperoleh persamaan :
v2
~
v2
~ V
=
4.
Sifat-sifat Gelombang
a. Refleksi (pemantulan)
Refleksi
(pemantulan) Menurut
Hukum Snellius, gelombang dating, gelombang pantul, dan garis normal berada
pada satu bidang dan sudut dating akan sama dengan sudut pantul, seperti tampak
pada gambar berikut:
b.
Pembiasan Gelombang
Pembiasan
gelombang adalah peristiwa pembelokan gelombang, ketika gelombang merambat dari
satu medium (misalnya udara) menuju medium lain (misalnya air). Pada peristiwa
ini frekuensi dalam kedua medium tetap sama, tetapi cepat rambat dan panjang
gelombangnya tidak sama. Pada pembiasan berlaku hukum pembiasan sebagai berikut
:
·
Gelombang datang, garis
normal, dan gelombang bias terletak pada satu bidang datar.
·
Gelombang yang datang
dari medium rapat (air) ke medium kurang rapat (udara) dibiaskan menjauhi garis
normal.
·
Gelombang yang datang
dari medium kurang rapat (udara) ke medium rapat (air) dibiaskan mendekati
garis normal.
c.
Interferensi
Gelombang
Intrerferensi gelombang akan terjadi pada dua buah gelombang yang koheren sehingga menghasilkan pola gelombang baru.
Intrerferensi gelombang akan terjadi pada dua buah gelombang yang koheren sehingga menghasilkan pola gelombang baru.
d.
Difraksi
Gelombang
Peristiwa difraksi atau lenturan
dapat terjadi jika sebuah gelombang melewati sebuah penghalang atau melewati
sebuah celah sempit.
e.
Dispersi Gelombang
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu medium.
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu medium.
BUNYI
1. Pengertian Bunyi
Bunyi adalah energi gelombang yang berasal dari sumber
bunyi, yaitu benda yang bergetar. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik
yang dapat merambat melalui medium. Gelombang bunyi adalah gelombang
longitudinal .
Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal
dari sumber bunyi yang digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran
tersebut oleh pengantar diantarkan atau dipancarkan keluar. Dan bila getaran
ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat mendengarkannya.
2. Komponen
Bunyi
a. Sumber
Bunyi
Sumber bunyi berupa benda-benda yang bergetar. Dilihat
dari bahannya sumber bunyi ada tiga macam yaitu :
1)
Logam
2)
Kulit
3) Udara
Selain
perbedaan bahannya, sumber bunyi dapat dibedakan oleh bentuk dan ukurannya.
Bila bentuknya berbeda, maka berbeda pula bunyinya. Jadi sumber bunyi akan
berbeda oleh perbedaan bahan, bentuk dan ukurannya.
Sumber bunyi akan bergetar, bila terdapat tenaga atau
energi yang menggetarkannya. Tenaga ini bisa berupa :
1) Tenaga
Manusia
2)
Tenaga Listrik
3) Tenaga
Angin
4)
Tenaga Uap
5) Tenaga
Air
6) dll.
Dari
bermacam-macam tenaga tersebut ada beberapa kesamaan sifat, yaitu bahwa tenaga
itu :
1)
Dapat diubah atau dikurangi
2)
Dapat disimpan
3)
Dapat dialihkan
4)
Dapat digabungkan.
Contoh:
Jam
weker, tenaganya dapat disimpan untuk berbunyi. Pemain
biola tidak langsung menyentuh sumber bunyinya.
b. Pengantar
Udara adalah pengantar bunyi yang paling banyak kita
gunakan. Namun sebenarnya udara pengantar bunyi yang lamban, bukan berarti
tidak baik. Kecepatan merambat bagi udara sebagai pengantar bunyi hanyalah 345
meter per detik. Bandingkan dengan kecepatan rambat bunyi pada zat pengantar
lain :
Gabus……………………………….....500 meter per detik
Gabus……………………………….....500 meter per detik
Timah………………………………...1190 meter
per detik
Air………………………………........1440 meter per detik
Besi………………………………......5120 meter per detik
Angka-angka
tersebut memang dapat berubah oleh peruubahan suhu. Namun perubahan ini kecil
sekali sehingga praktis kurang begitu berarti.
c. Frekuensi
Tinggi-rendahnya bunyi ditentukan oleh cepat-lambatnya
getaran dari sumber bunyi. Biasanya dari banyaknya getaran per detik. Semakin
banyak getaran per detiknya, semakin tinggi bunyinya. Dan banyaknya getaran per
detik ini disebut frekuensi. Dalam penguluran frekuensi biasanya dihitung denga
satuan Cps ( cyeles per second) yang berarti getaran per detik. Disamping itu,
khususnya dalam tehnik radio dipakai pula satuan Hz (hertz) ini diambil dari
nama Heinric Hertz (1857-1894) seorang ahli pengetahuan alam bangsa Jerman. Maka : 440 Cps
= 440 Hz = 440 getar per detik.Secara umum daya dengar manusia antara 16 Hz sampai
dengan 16.000 Hz. Usia merupakan salah satu pengaruh frekuensi
tinggi-rendahnya daya dengar manusia.
d. Kekuatan
bunyi
Bunyi yang kuat berbeda dengan bunyi yang tinggi.
Kekuatan bunyi ditentukan oleh :
1)
Amplitudo, adalah lebar getar atau simpang
getar yang dibuat oleh sumber bunyi. Semakin lebar getaranya, semakin kuat pula
bunyinya.
2) Resonansi,
berarti ikut bergetar sejalan getaran bunyi. Biasanya dilakukan oleh benda atau
bagian terdekatnya. Dan sedikit banyak kejadian ini akan menambah kekuatan
getar sumber bunyi.
Contoh
:
Gitar,
walaupun sumber bunyinya pada senar, namun kekuatannya bunyinya lebih berasal
dari kotak kayunya. Sebab, udara di dalam kotak itulah pelaku resonansi, yang
justru lebih kuat daripada sumber bunyi. Sehingga kotak tersebut dinamakan
kotak resonator. Namun kotak resonatornya hanya berlaku pada gitar accostic.
Pada gitar elektrik resonansi dibuat oleh proses elektrik
3)
Jarak dimaksukan bahwa kekutan bunyi juga
ditentukan oleh jarak antara sumber bunyi dengan alat pendengar atau penerima.
Memakin dekat, akan semakin keras bunyinya. Sebagaimana frekuensi, kekuatan
bunyi juga dapat diiukur. Biasanya digunakan satuan decibel yang disingkat db.
Angka
petunjuk antara 0 db sampai kurang lebih 120 db. Sebagai bandingan; bunyi biola
selembut-lembutnya yang setara dengan siulan kita lebih kurang 20 db. Sedangkan
bagian kuat dari pemain orkes besar kurang lebih hanya mencapai 95 db.
e.
Timbre
Timbre
adalah warna bunyi, berupa keseluruhan kesan pendengaran yang kita peroleh dari
sumber bunyi, setelah dipengaruhi resonansi dan zat pengantar.
A. Sifat-sifat
Bunyi
Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama
dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat dipantulkan (refleksi),
dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi) dan dapat
diresonansikan.
Sifat-sifat
dasar gelombang bunyi:
a. Gelombang
bunyi memerlukan medium.
b. Gelombang
bunyi mengalami pemantulan.
c. Gelombang
bunyi mengalami pembiasan.
d. Gelombang
bunyi mengalami pelenturan.
e. Gelombang
bunyi mengalami perpaduan.
a.
Gelombang bunyi
memerlukan medium dalam perambatannya
Karena
gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam perambatannya bunyi
memerlukan medium. Hal ini dapat dibuktikan saat dua orang astronout berada jauh dari bumi dan
keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara, astronout tersebut tidak dapat
bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat komunikasi seperti telepon. Meskipun dua
orang astronout tersebut berada dalam satu pesawat.
b.
Gelombang bunyi
mengalami pemantulan (refleksi)
Salah
satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga
dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut
pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa
pemantulan bunyi
dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung.
dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung.
Yaitu sebagian bunyi
pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli
terdengar tidak jelas. Untuk menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop,
studio radio dan televisi, dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat
peredam suara yang biasanya terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau
besi.
terdengar tidak jelas. Untuk menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop,
studio radio dan televisi, dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat
peredam suara yang biasanya terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau
besi.
c.
Gelombang bunyi
mengalami pembiasan (refraksi)
Salah
satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih
keras daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara
lapisan atas
lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu
dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara
atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas
lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam
hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara atas
kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat kalian lihat pada
gambar dibawah.
lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu
dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara
atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas
lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam
hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara atas
kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat kalian lihat pada
gambar dibawah.
d.
Gelombang bunyi
mengalami pelenturan (difraksi)
Gelombang
bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi diudara memiliki
panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang
kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah
didifraksikan.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil
ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang
oleh bangunan tinggi dipinggir tikungan.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil
ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang
oleh bangunan tinggi dipinggir tikungan.
e.
Gelombang bunyi
mengalami perpaduan (interferensi)
Gelombang
bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang dibedakan
menjadi dua yaitu interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan interferensi
destruktif atau pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada diantara dua
buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
Penerapan
dari sifat-sifat gelombang bunyi diantaranya:
a. Dua
astronout tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat
komunikasi seperti telepon karena keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara.
b. Terjadinya
gaung, yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga
bunyi asli terdengar tidak jelas.
c. Pada
malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari.
d. Kita
dapat mendengar bunyi ditikungan meskipun kita belum melihat mobil tersebut
karena terhalang tembok yang tinggi.
B. Pemanfaatan
Bunyi dalam Kehidupan Sehari-hari
1)
Aplikasi Ultrasonik.
Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara
lain:
a. kacamata
tunanetra, dilengkapi dengan alat pengirim dan penerima ultrasonik memanfaatkan
pengiriman dan penerimaan ultrasonik. Perhatikan bentuk kaca tuna netra pada
gambar berikut.
b. mengukur
kedalaman laut, untuk menentukan kedalaman laut (d) jika diketahui cepat rambat
bunyi (v) dan selang waktu (t), pengiriman dan penerimaan pulsa adalah :
c. alat
kedokteran, misalnya pada pemeriksaan USG (ultrasonografi). Sebagai contoh,
scaning ultrasonic dilakukan dengan menggerak-gerakan probe di sekitar kulit
perut ibu yang hamil akan menampilkan gambar sebuah janin di layar monitor.
Dengan mengamati gambar janin, dokter dapat memonitor pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan janin. Tidak seperti pemeriksaan dengan sinar X,
pemeriksaan ultrasonik adalah aman (tak berisiko), baik bagi ibu maupun
janinnya karena pemerikasaan atau pengujian dengan ultrasonic tidak merusak
material yang dilewati, maka disebutlah pengujian ultrasonic adalah pengujian
tak merusak (non destructive testing, disingkat NDT). Tehnik scanning
ultrasonic juga digunakan untuk memeriksa hati (apakah ada indikasi kanker hati
atau tidak) dan otak. Pembuatan perangkat ultrasound untuk menghilangkan
jaringan otak yang rusak tanpa harus melakukan operasi bedah otak. “Dengan cara
ini, pasien tidak perlu menjalani pembedahan otak yang berisiko tinggi.
Penghilangan jaringan otak yang rusak bisa dilakukan tanpa harus memotong dan
menjahit kulit kepala atau sampai melubangi tengkorak kepala.
2)
Manfaat cepat rambat
bunyi dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a. Cepat
rambat gelombang bunyi juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mengetahui
siang dan malam.
b. Pada
malam hari kita mendengar suara lebih jelas daripada siang hari karena
kerapatan udara pada malam hari lebih rapat dibandingkan dengan siang hari.
3)
Resonansi sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
a. Pemanfaatan
resonansi pada alat musik seperti seruling, kendang, beduk dan lainnya.
4)
Manfaat pemantulan
bunyi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
a. menentukan
kedalaman laut
Pada
dinding kapal bagian bawah dipasang sebuah sumber getaran (osilator). Di dekat
osilator dipasang alat penerima getaran (hidrofon). Jika waktu getaran (bunyi)
merambat (t) sekonuntuk menempuh jarak bolak-balik yaiu 2 L meter, maka cepat
rambat dapat dihitung sebagai berikut.
Di
mana:
v
= cepat rambat bunyi (m/s)
L
= dalamnya laut (m)
t
= waktu (t)
b. melakukan
survei geofisika
mendeteksi,
menentukan lokasi dan mengklasifikasikan gangguan di bumi atau untuk
menginformasikan struktur bumi, mendeteksi lapisan batuan yang mengandung
endapan minyak.
c. prinsip
pemantulan ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pelat logam,
pipa dan pembungkus logam yang mudah korosi (karat).
d. Mendeteksi
retak-retak pada struktur logam
Untuk
mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan scanning ultrasonic
inilah yang digunakan untuk memeriksa retak-retak tersembunyi pada bagian-bagian
pesawat terbang, yang nanti bisa membahayakan penerbangan pesawat. Dalam
pemerikasaan rutin, bagian-bagian penting dari pesawat di-scaning secara
ultrasonic. Jika ada retakan dalam logam, pantulan ultrasonic dari retakan akan
dapat dideteksi. Retakan ini kemudian diperiksa dan segera diatasi sebelum
pesawat diperkenankan terbang.
CAHAYA
A.
Dispersi
Cahaya
Dispersi
adalah peristiwa terurainya cahaya putih yang melewati sebuah prisma menjadi
spectrum warna. Disperse ini terjadi akibat perbedaan indeks bias masing-masing
warna cahaya.
1.
Sudut
Deviasi
Sudut deviasi
adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-mula pada bidang
I dengan sinar bias akhir pada bidang II. Perhatikan gambar !
Pada segiempat berlaku hubungan : β
+ < AFB = 1800 . Sedangkan pada segitiga PSQ berlaku hubungan : r1
+ i2 + <AFB = 1800. Dengan demikian, diperoleh
hubungan baru :
β + < AFB = r1
+ i2 + <AFB
β
= r1 + i2
………………(2-13)
dengan β = sudut puncak atau sudut
pembias prisma
r1 = sudut bias pada
permukaan pertama
i2 = sudut datang pada
permukaan kedua
pada segitiga ABC berlaku hubungan
< ACB + <BAC + <ABC = 1800 dimana < BAC = i1
– r1 dan <ABC = r2 – i2 sehingga diperoleh
< ACB + (i1 – r1)
+ (r2 – i2) = 1800
<ACB = 1800 + (r1
+ i1) - (i2 + r2)
Dengan demikian,
sudut deviasi D adalah
D = 1800 -
< ACB
= 1800 -
[1800 + (r1 + i2) - (i1 + r2)]
= (i1 + r2)
- (r1 + i2)
Karena
β = r1 + i2 ,
maka diperoleh
D
= i1 + r2 –
β……………………(2-14)
Dengan
D = sudut Deviasi
i1 =
sudut datang pada permukaan pertama
r2 = sudut
bias pada permukaan kedua
Deviasi
minimum
Deviasi
minimum Dm terjadi pada saat sudut datang pertama i1 sama
dengan sudut bias kedua r2. Secara matematika dapat dituliskan
syarat deviasi minimum Dm adalah
i1
= r2 atau r1 =
i2…………(2-15)
sehingga
persamaan (2-14) dapat ditulis menjadi
Dm
= i1 – β……………(2-16)
Pada saat terjadi
deviasi minimum, maka persamaan (2-13) dapat ditulis menjadi r1 = β dan persamaan (2-14) menjadi i2 =
(β
+ Dm). jika indeks bias prisma adalah np
dan indeks bias medium adalah nm, maka dengan menggunakan hukum
Snellius akan diperoleh
nm sin i1
= np sin r1
nm
sin (β
+ Dm)
= np sin β
……………..(2- 17)
untuk sudut pembias
(sudut puncak) prisma yang kecil (β ≤ 150), maka sin (β
+ Dm) = (β
+ Dm) dan sin β = β sehingga persamaan (2-17) dapat ditulis
menjadi
nm
[ (β
+ Dm) = np ( β)
Dm
= () β …………………….(2-18)
2.
Sudut
Dispersi
Pada
gambar, tampak bahwa cahaya yang melalui prisma diuraikan menjadi spectrum
warna, yaitu warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Hai ini
menunjukkan bahwa sesunggguhnya cahaya putih tersebut merupakan gabungan dari
ketujuh warna di atas. Cahaya yang merupakan gabungan dari beberapa jenis warna
disebut polikromatik, sedangkan cahaya yang terdiri dari satu warna disebut
monokromatik.
Apabila
spectrum warna hasil disperse diurutkan dari warna merah hingga ungu, maka
diperoleh beberapa sifat : sudut deviasi semakin besar, indeks bias semakin
besar, frekuensi semakin besar, dan panjan elomban semakin kecil.
Sudut disperse
dinyatakan φ menyatakan lebar spectrum yang ditimbulkan oleh prisma yang
besarnya bergantung pada selisih antara
sudut deviasi warna ungu dan warna merah.
φ = Du
– Dm
= (nu - 1)β – (nm -
1)β
φ
= (nu - nm )β
…………..(2-19)
Dengan φ = sudut
disperse
nu = indeks bias warna
ungu
nm = indeks bias warna
merah
β = sudut puncak atau sudut
pembias prisma
B.
Interferensi
Cahaya
Interferensi
cahaya adalah perpaduan dari dua gelomabang cahaya. Apabila kedua cahaya
bersifat koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitude sama (atau hamper
sama) serta beda fase tetap (tidak harus nol), maka hasl interferensinya
memiliki pola yang teratur dan dapat
dtangkap pada layar sebagai garis terang
(hasil interferensi maksimum) dan garis gelap (hasil interferensi minimum).
1.
Interferensi
Celah Ganda
a.
Interferensi
Maksimum (Terang)
Interferensi
Maksimum pada celah ganda akan terjadi apabila kedua gelombang memiliki fase
yang sama, yaitu ketika beda lintasannya sama dengan nol atau kelipatan dari
panjan gelombang. Secara matematika syarat terjadinya interferensi maksimum
adalah
d
sin θ = nλ ; n = 0, 1,2,… ………………(2-20)
dengan : d =
jarak antar celah (m)
θ = sudut yang dibentuk berkas
cahaya dengan garis mendatar
n = pola interferensi (orde), n
= 0,1,2,3, . . .
λ = panjang gelombang cahaya
yang terinterferensi (m)
Mengingat bahwa
untuk d << 1, maka sedut θ secara kecil dan secara pendekatan berlaku sin
θ = tan θ = sehingga persamaan (2-20) dapat ditulis
menjadi
= nλ ……………………….(2-21)
dengan p adalah jarak
terang ke-n dari terang pusat
b.
Interferansi
Minimum (gelap)
Interferensi
Minimum pada celah ganda akan terjadi apabila kedua gelombang berbeda fase
sebesar 180o, yaitu ketika beda lintasannya sama dengan bilangan
ganjil kali setengah panjang gelombang. Secara matematika syarat terjadinya
interferensi minimum adalah
d sin θ = (2n -
1) λ
d
sin θ = (n - )
λ ;
n = 1,2,3, … …………………(2-22)
dengan : d =
jarak antar celah (m)
θ = sudut yang dibentuk berkas
cahaya dengan garis mendatar
n = pola interferensi (orde), n
= 0,1,2,3, . . .
λ = panjang gelombang cahaya
yang terinterferensi (m)
untuk n = 1
disebut minimum orde ke-1 atau gelap ke-1, dan seterusnya. Dengan pendekatan
yang sama untuk sin θ = tan θ = sehingga persamaan (2-22) dapat ditulis
menjadi
= (n - )
λ ;
n = 1,2,3, … …………(2-23)
Dengan p adalah jarak
terang ke-n dari terang pusat.
Garis
Terang dan Garis Gelap Berurutan
Jika antara dua garis
terang maupun jarak antara dua garis gelap pada interferensi celah ganda adalah
sama dan dapat dihitung dengan menggunakan pers. (2-21) maupun (2-23) sehingga
dipeoleh
= Δnλ …………..(2-24)
Untuk dua garis terang
maupun dua garis gelap berurutan berarti Δn = 1 sehingga jarak antara dua garis
terang maupun jarak dua garis gelap berurutan dapat diperoleh malalui persamaan
= λ …………. (2-25)
2.
Interferensi Lapisan Tipis
Pola interfernsi
pada lapisan tipis dipengaruhi oleh dua factor, yaitu perbedaan panjang lintasan
optic dan perubahan fase sinar pantul. Dengan mempertimbangkan kedua factor
tersebut , maka dapat ditentukan syarat-syarat interferensi sebagai berikut.
a. Syarat
terjadinya interferensi maksimum (terang)
2nd
cos r = (m- )λ ; m = 1,2,3, . . . …………(2-26)
b. Syarat
terjadinya interferensi minimum (gelap)
2nd
cos r = m λ ; m = 1,2, . . . …………(2-27)
3.
Cincin
Newton
Cincin
newton merupakan pola interferensi berupa lingkaran-lingkaran gelap dan terang
secara berurutan. Pola interfernsi cincin newton ini terjadi jika cahaya yan
panjang gelombannya λ datang dalam arah tegak lurus pada system optic yang
terdiri dari lensa cembung-datar (plan-konveks) denan jari-jari R yan
diletakkan di atas kaca paln- paralel.
Apabila r adalah
jari-jari linkaran gelap dan terang hasil interferensi, maka syarat terjadinya
interferensi adalah :
a. Syarat
terjadinya interferensi maksimum (lingkaran terang)
rt2
= (n- )λR ; n = 1,2,3, . . . ……………(2-28)
dengan rt adalah
jari-jari lingkaran terang ke-n
b. Syarat
terjadinya interferensi minimum (lingkaran gelap)
rg2
= n λR ; n = 0,1,2, . . . ……………(2-29)
dengan rg adalah
jari-jari lingkaran gelap ke-n
C.
Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya adalah
peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit
sehingga gelombang cahaya tampak melebar pada tepi celah. Cahaya tidak lagi
merambat garis lurus yang mengakibatkan terjadinya interferensi sehingga
tepi-tepi bayangan menjadi kabur.
1.
Difraksi
celah tunggal
Pada
difraksi celah tunggal ini, akan dibahas difraksi Fraunhoer, yaitu difraksi
yang diterangkan dengan menggunakan prinsip Huygens yang menyatakan bahwa tiap
bagian dari celah berperan sebagai gelombang. Dengan demikian, cahaya dari satu
bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian lainnya dengan
intensitas resultan pada layar bergantung pada sudut θ.
Pada gambar, menunjukkan bahwa suatu
elombang cahaya datang pada celah tunggal yang memiliki lebar d. apabila celah
dibai dua bagian yang sama dengan lebar d, maka gelombang 1 dan 3 maupun
gelombang, 2 dan 4 akan berbeda lintasan sebesar d
sin θ. Interferensi minimum terjadi jika
beda lintasan sama dengan setengah panjang gelombang sehingga
d
sin θ = λ
atau d
sin θ = λ
Apabila
celah dibagi menjadi empat bagian, dengan penalaran yang sama diperoleh d
sin θ = λ atau d
sin θ = 2λ, demikian seterusnya.
Secara umum
dapat ditentukan syarat terjadinya pola difraksi pada celah tunggal sebagai
berikut.
Pola difraksi minimum (gelap) :
d sin θ = nλ ; n = 1, 2, 3, .
. . …………….(2-30)
Pola difraksi mkasimum (terang)
d sin θ = (n- )λ ; n = 1, 2, 3, . . . ……………..(2-31)
2.
Difraksi
Celah Majemuk (kisi)
Kisi adalah
peralatan yang memiliki celah yang sangat banyak dengan lebar celah dan jarak
antarcelah sama. Sebuah kisi biasanya terdiri dari ribuan celah berupa garis
per sentimeter. Sebagai contoh, sebuah kisi memiliki 1000garis/cm, maka
dikatakan tetapan kisi (jarak antarcelah) d = ()
cm = 10-3 cm. jika N menyatakan jumlah garis per cm, maka tetapan
kisi d dalam satuan cm adalah
d = ……….(2-32)
syarat terjadinya pola
difraksi pada kisi adalah sama dengan syarat terjadinya pola interferensi pada
celah ganda, yaitu :
pola difraksi maksimum
:
d sin θ = nλ ; n = 1, 2, 3, .
. . ………(2-33)
pola difraksi minimum :
d sin θ
= (n- )λ ; n = 1, 2, 3, . . . ……….(2-34)
3.
Pengaruh
Difraksi terhadap Pembesaran Maksimum pada Alat Optik
Suatu kriteria
yang menyatakan bagimana bayanan dari dua benda titik masih dapat dipisahkan
dengan baik oleh suatu alat optic disebut criteria Rayleigh, yaitu :
Dua
titik sumber dapat dilihat terpisah bila pusat bola difraksi sumber pertama
berimpit dengan minimum pertama pola difraksi sumber kedua.
Apabila suatu
optic memiliki diameter diafragma D, maka dua sumber cahaya dengan panjang
gelombang λ masih dapat dipisahkan secara tepat berdasarkan persamaan Airy dan
criteria Rayleigh.
sin θm
= 1,22 ……………..(2-35)
dengan θm =
sudut pemisah atau sudut resolusi minimum.
Untuk sudut θm
yang sangat kecil, maka sin θm = θm sehingga
berlaku
θm =
1,22 ………………(2-36)
dengan θm
dalam satuan radian.
D.
Polarisasi
Cahaya
Polarisasi
adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga hanya
tinggal memilki satu arah getar saja. Cahaya dapat terpolarisasi karena
peristiwa pemantulan, pembiasan dan pemantulan, bias kembar, absorpsi selektif,
dan hamburan.
1.
Polarisasi
karena pemantulan
Suatu sinar yang
datang pada cermin datar dengan sudut 57o akan menghasilkan sinar
pantul yan terpolarisasi seperti tampak pada gambar.
2.
Polarisasi
karena pembiasan dan pemantulan
Pada gambar, menunjukkan sinar datang pada
bidang batas dua medium mengalami pembiasan dan pemantulan. Berdasarkan hukum
pemantulan, maka i = i’ dan karena sinar pantul tegak
lurus dengan sinar bias, maka
i’+ r
= 90o. Dengan menggunakan pembiasan, maka diperoleh
n1
sin ip = n2 sin r
n1
sin ip = n2 sin (90o - ip)
n1
sin ip = n2 cos ip
tan
ip = …………….(2-37)
3.
Polarisasi
karena bias kembar (pembiasan ganda)
Cahaya yang
melewati kaca, pada umumnya bergerak dengan kelajuan yang sama ke segala arah
karena kaca hanya memiliki satu indeks bias. Akan tetapi, bahan-bahan Kristal
tertentu seperti kalsit dan kuarsa memiliki dua indeks bias sehingga kelajuan
cahaya tidak sama untuk ke segala arah. Hal ini akan menyebabkan cahaya
mengalami pembiasan ganda.
4.
Polarisasi
karena absorpsi selektif
Suatu
bahan tertentu, misalnya Polaroid, dapat menyerap berbagai arah getar sinar
yang melaluinya dan mentransmisikan ke satu arah tertentu yang disebut sumbu
mudah Polaroid.
Untuk
menentukan arah polarisasi intensitas cahaya yang ditransmisikan digunakan dua
buah Polaroid seperti gambar. Polaroid pertama P1 disebut
polarisator, yang berfungsi melewatkan sinar terpolarisasi dengan arah getar
sesuai dengan sumbu mudah P1. Intensitas sinar terpolarisasi I1
ini sama dengan setengah dari intensitas sinar tak terpolarisasi Io,
sehingga
I1 = Io ……….(2-38)
Polaroid
kedua P2 disebut analisator yang berfungsi menganalisis sinar yang
dilewatkan oleh polarisator. Apabila analisator diputar, maka pada saat sumbu
mudahnya sejajar dengan sumbu mudah polarisator, akan terlihat sinar yang
paling terang. Selanjutnya sinar meredup dan akan tampak gelap pada saat sumbu
mudah polarisator dan analisator saling tegak lurus. Menurut Etiene Louis Malus (1774-1812), jika
sudut antara sumbu mudah P1 dan P2 adalah θ, maka
intensitas cahaya yang dilewatkan analisator adalah
I2 = I1 cos2
θ = Io cos2
θ
………….(2-39)
Persamaan
(2-40) selantnya dikenal sebagai Hukum
Malus.
5.
Polarisasi
karena hamburan
Hamburan adalah
peristiwa penyerapan dan pemancaran kembali suatu cahaya oleh system partikel.
Apabila gelombang cahaya yang tidak terpolarisasi datang pada system partikel
gas, maka gelombang cahaya yang dihamburkan ke samping dapat terpolarisasi
sebagian atau seluruhnya. Arah polarisasi gelombang cahaya adalah sedemikian
rupa sehingga teak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh garis sinar datang
dengan garis penglihatan.
6.
Pemutaran
bidang Polarisasi
Apabila
gelombang cahaya terpolarisasi melewati zat optic aktif, maka arah
polarisasinya dapat berputar, seperti pada gambar. Besarnya sudut perubahan
arah polarisasi cahaya θ bergantung pada konsentrasi larutan c, panjang larutan
l, dan sudut putar jenis larutan α. Hubungan ini dapat ditulis secara
matematika sebagai berikut.
θ = cαl ……..(2-40)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Gelombang
didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya
atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam
gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut.
2.
Jenis-Jenis Gelombang
a. Gelombang berdasarkan
mediumnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu
·
Gelombang mekanik yaitu gelombang yang dalam perambatannya
membutuhkan medium. Contoh gelombang mekanik adalah gelombang bunyi.
·
Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang dalam
perambatannya tidak membutuhkan medium. Contoh gelombang elekromagnetik adalah
gelombang cahaya.
b. Gelombang berdasarkan arah rambatnya dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
·
Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya
sejajar dengan arah getarnya. Contohnya adalah gelombang bunyi.
·
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah rambatnya
tegak lurus denganarah getarnya. Contohnya gelombang cahaya.
c. Berdasarkan Amplitudonya
·
Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap
pada titik yang dilewatinya.
·
Gelombang stasioner adalah gelombang yang amplitudonya tidak
tetap pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah
gelombang datang dan pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo
sama tetapi fasenya berlawanan.
3.
Sifat-sifat Gelombang
a.
Refleksi (pemantulan)
Refleksi
(pemantulan) Menurut
Hukum Snellius, gelombang dating, gelombang pantul, dan garis normal berada
pada satu bidang dan sudut dating akan sama dengan sudut pantul, seperti tampak
pada gambar berikut:
b. Pembiasan Gelombang
Pembiasan
gelombang adalah peristiwa pembelokan gelombang, ketika gelombang merambat dari
satu medium (misalnya udara) menuju medium lain (misalnya air). Pada peristiwa
ini frekuensi dalam kedua medium tetap sama, tetapi cepat rambat dan panjang
gelombangnya tidak sama
c. Interferensi
Gelombang
Intrerferensi gelombang akan terjadi pada dua buah gelombang yang koheren sehingga menghasilkan pola gelombang baru.
Intrerferensi gelombang akan terjadi pada dua buah gelombang yang koheren sehingga menghasilkan pola gelombang baru.
d. Difraksi
Gelombang
Peristiwa difraksi atau lenturan
dapat terjadi jika sebuah gelombang melewati sebuah penghalang atau melewati
sebuah celah sempit
e. Dispersi Gelombang
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu medium.
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu medium.
4.
Bunyi adalah energi gelombang yang berasal
dari sumber bunyi, yaitu benda yang bergetar. Gelombang
bunyi adalah gelombang longitudinal sehingga mempunyai sifat-sifat dapat
dipantulkan (reflection),
dapat dibiaskan (refraction),
dapat dilenturkan (difraction), dan
dapat dibiaskan (interferention). Komponen
bunyi berupa sumber bunyi, pengantar, frekuensi, kekuatan bunyi, dan timbre.
Bunyi
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatannya antara lain
dengan pemanfaatan ultrasonik (pemanfatan dalam dunia kesehatan). Bunyi dapat
dimanfaatkan dengan adanya cepat rambat bunyi, pemantulan bunyi dan resonansi. Pemanfaatan dalam kehidupan
sehari-hari diantaranya untuk menghitung kedalaman laut, melakukan survei
geofisika, dan mendeteksi retak-retak pada struktur logam.
Bunyi
juga merupakan salah satu bentuk energi. Energi bunyi didapat dari perubahan
beberapa energi seperti listrik dan kimia. Di dalam pengubahannya tentu saja
menggunakan alat. Misalnya membuat bel untuk mengubah energi listrik menjadi
energi suara. Bel dapat dibuat dengan menggunakan beberapa komponen dan
langkah-langkah yang sistematis.
5.
Dispersi cahaya terjadi akibat perbedaan indeks bias
masing-masing warna cahaya. Interferensi cahaya adalah perpaduan dari dua
gelomabang cahaya. Difraksi cahaya adalah peristiwa
pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit sehingga
gelombang cahaya tampak melebar pada tepi celah. Polarisasi
adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga hanya
tinggal memilki satu arah getar saja.
6.
Cahaya dapat
tepolarisasi karena pemantulan, pembiasan dan pemantulan, bias kembar, absorbsi
Selektif, hamburan, dan pemutaran bidang polarisasi.
B.
Saran
1. Untuk pembaca dapat menambah wawasan
dan bisa memberikan kritik membangun bagi penulis.
2. Diharapkan pada pembaca dapa
memberikan kritikdan saran membangun bagi penulis.
3. Untuk lembaga pendidikan diharap
agar bisa menerapkan dalam pembelajaran.
4. Untuk lembaga penelitian diharapkan
bisa menghasilkan penemuan yang lebih baik.
5.
Bunyi merupakan
bentuk energi. Bunyi juga dapat dikatakan gelombang. Bunyi sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia. Sehingga ketikasudah mempelajari tentang bunyi kita
dapat memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin. Adanya bunyi terkadang juga
dapat memberi pengaruh negatif seperti polusi suara sehingga kita juga harus
bisa menempatkan pemanfaatan bunyi sesuai keadaan.
6.
agar penulis dapat
mengetahui dan memaknai materi tentang cahaya.
7.
hendaknya sebagai
penerus, terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan memperluas wawasannya
dengan jalan literatur, observasi, dan otoritas.
8.
sebaiknya di
perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku pengetahuan tentang cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani,
Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Kanginan,
Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Supiyanto. 2006.
Fisika SMA untuk Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
www.google.com
gambarnya mana???
BalasHapusrumusnya ada yang tak terlihat tolong diperbaiki ya gan !
BalasHapusrumusnya ada yang tak terlihat tolong diperbaiki ya gan !
BalasHapus