Jumat, 27 Juni 2014

Filsafat



RESUME FILSAFAT UMUM
MATERI 1
OBJEK DAN METODE FILSAFAT
A.  Objek Filsafat   
1. Pengertian Objek Filsafat
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahwa dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan.Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek,yang dibedakan menjadi dua,yaitu objek material dan objek formal.
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipIkirkan. Objek yang dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat itu bukan main luasnya”, tulis Louis Katt Soff, yaitumeliouti segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dan mungkin ada menurut akal piirannya. Jadi objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.
Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan formal. Objek material ini banyak yang sama dengan objek material sains.
1. Objek materia filsafat ialah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yakni:
1.    Hakekat Tuhan
2.    Hakekat Alam, dan
3.    Hakekat Manusia.
Objek Material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu  sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.
Objek material dari filsafat ad beberapa istilah dari pada cendikiawan, namun semua itu sebenarnya tidak ad yang bertentangan,
Mohammad Noor Syam berpendapat, ‘Parah ahli membedakan bahwa objek filsafat itu atas objek material dan objek material filsafat; segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.
2.    Objek formal filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai ke akhirya) tentang objek materi filsafat (sarwa-yang-ada).
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebihmenaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmupengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagimanusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuanyakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologi.

B.  Metode Filsafat   
Istilah metode berasal dari kata Yunani, methodeuo yang berarti mengikuti jejak atau mengusut, menyelidiki dan meneliti yang berasal dari kata methodos dari akar kata meta (dengan) dan hodos (jalan). Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tertentu. Metode yang benar dan tepat akan menjamin kebenaran yang diraih.
Oleh karena itu, setiap cabang ilmu pengetahuan harus mengembangkan metodologi yang sesuai dengan objek studi ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini merupakan suatu keharusan karena sesungguhnya tidak ada satu metode yang cocok digunakan bagi semua bidang ilmu pengetahuan. Filsafat pun memiliki metode sendiri, namun harus ditegaskan pula bahwa filsafat sesungguhnya tidak memiliki metode tunggal yang digunakan oleh semua filsuf sejak zaman purba hingga sekarang ini. Dapat dikatakan bahwa jumlah filsafat adalah sebanyak jumlah filsufnya. Sangat banyak metode filsafat yang digunakan oleh para filsuf dari dahulu sampai sekarang ini.
1.    Metode Zeno : Reductio ad Absurdum
Memang Zeno dikenal sebagai seorang pemikir jenius yang berhasil mengembangkan metode untuk meraih kebenaran, dengan membuktikan kesalahan premis-premis lawan, yang caranya ialah mereduksikannya menjadi suatu kontradiksi sehingga konklusinya pun menjadi mustahil ( reduction ad absurdum ).
2.    Metode Sokrates : Maieutik Dialektis Kritis Induktif 
Bagi Sokrates, kebenaran objektif yang hendak digapai bukanlah semata-mata untuk membangun suatu ilmu pengetahuan teoritis yang abstrak, tetapi justru untuk meraih kebajikan karena, menurut Sokrates, filsafat adalah upaya untuk mencapai kebajikan. Kebajikan itu harus tampak lewat tingkah laku manusianyang pantas, yang baik dan terpuji. Untuk menggapai kebenaran objektif itu, Sokrates menggunakan suatu metode yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang amat erat digenggamnya.
3.    Metode Plato : Deduktif Spekulatif Transendental
Plato memusatkan perhatiannya pada pada bidang yang amat luas, yaitu mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Dari berbagai ilmu pengetahuan yang diminatinya itu, eksaktalah bidang ilmu yang memperoleh tempat istimewa. Pada umumnya para ahli membagi dialog-dialog Plato ke dalam tiga periode :
1)      periode dialog-dialog awal, disebut juga sebagai oeriode penyelidikan (inquiry)
2)      periode dialog-dialog pertengahan, disebut juga sebagai periode spekulasi/pemikiran (speculation).
3)      periode dialog-dialog akhir, disebut juga sebagai periode kritisisme, penilaian dan aplikasi (critism, appraisal, and application).
Inti dan dasar dari seluruh filsafat Plato ialah ajaran-ajaran tentang ide-ide. Plato percaya bahwa ide yang tertangkap oleh pikiran lebih nyata daripada objek-objek material yang terlihat oleh mata. Hanya ide yang merupakan realitas yang sesungguhnya dan abadi

MATERI 2

ISI DAN ARTI FILSAFAT
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat berasal dari bahasa Yunani, Philosophia. Philein berarti cinta, mencintai, philos yang berarti pencinta sedangkan shophia berarti kebijaksanaan/hikmat. Secara etimologi, filsafat ialah cinta akan kebijaksanaan. Cinta adalah hasrat yang besar/berkobar-kobar/yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan adalah kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat itu keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Berikut ini merupakan pengertian filsafat menurut beberapa ahli :
1.    Prof. Dr. Harun Nasution, kata filsafat yang banyak terpakai dalam Bahasa Indonesia bukan berasal dari Bahasa Arab (falsafah) bukan pula dari bahasa Barat (philoshopia). Secara terminologi, filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu yang biasa, yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
2.    Menurut Katsoff, filsafat adalah berpikir secara kritis, berpikir secara sistematis, menghasilkan sesuatu yang runtun, berfikir secara komperhensif (keseluruhan).
3.    Poedjawijatna mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
4.      Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli.
5.      Aristoteles, filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang bergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika.

Filsafat terdiri dari tiga cabang besar, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi.
1.      Ontologi
Ontologi sering disebut dengan teori hakikat. Teori hakikat membicarakan pengetahauan itu sendiri. Ontologi yaitu cabang filsafat yang membicarakan atau memikirkan objek-objek secara mendalam sampai ke hakikatnya. Pertanyaan yang muncul di dalam ontologi yaitu “Apa ?”. Adapun aliran di dalam ontologi :
a)      Logika
Logika membicarakan norma-norma berpikir yang benar agar diperoleh dan terbentuk pengetahuan yang benar. Din dalam logika terdapat kesimupalan yang tepat.
b)      Etika
Etika yaitu teori tentang nilai benar-buruk.
1)      Islam : Etika terdiri dari 5. Wajib disejajarkan baik sekali, sunah disejajarkan dengan baik, mubah disejajarkan dengan netral dan makruh disejajarkan dengan buruk serta haram disejajarkan dengan buruk sekali.
2)      Hedonisme : Sesuatu dianggap baik bila mengandung kepuasan.
3)      Vitalisme : Baik-buruk ditentukan oleh ada atau tidak adanya kekuatan hidup yang dikandung oleh objek yang dinilai. Misalnya, manusia yang kuat, cerdas, ulet adalah manusia yang baik.
4)      Utilitarianisme : Yang baik adalah yang berguna. Harus mempertimbangkan jumlah kenikmatan dikurangi jumlah penderitaan tentang hasil perbuatan. Menanggung derita dalam melakukan kebaikan adalah tidak baik.
c)      Estetika
Estetika berarti keindahan. Baik sama artinya dengan indah. Namun, terdapat perbedaan dalam penggunaannya. “Baik” digunakan untuk menunjukkan perbuatan sedangkan “indah” lebih merujuk kepada seni.
2.      Epistemologi
Epistemologi disebut juga sebagai teori pengetahuan. Teori pengetahuan membicarakan cara memperoleh pengetahuan. Pertanyaan yang muncul di dalam ontology yaitu “bagaimana ?”. Adapun aliran dari  epistemologi :
a)      Empirisme
Empirisme berarti berdasarkan pengalaman. Manusia mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Yang ditekannkan di dalam empirisme ialah indera. Indera adalah sumber pengalaman. Misalnya, kita mengetahui gula itu manis karena kita pernah mengecapnya.
b)      Rasionalisme
Akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur oleh akal. Rasionalisme tidak mengingkari indera. Indera digunakan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja.
c)      Positivisme
Terukur, menggunakan alat bantu untuk mendukung kebenaran-kebenaran yang diperoleh dari bukti empiris. Kekurangan indera dapat dikoreksi dengan eksperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas seperti neraca, meteran dan sebagainya.
d)     Intuisionisme
Intusi berarti menangkap objek secara langsung tanpa pemikiran atau pengetahuan diperoleh dengan proses berfikir yang tidak disadari.
3.      Aksiologi
Aksiologi disebut juga dengan teori nilai. Teori nilai membicarakan tujuan dari pengetahuan. Pertanyaan yang muncul di dalam aksiologi ialah “Untuk apa” ?. Kegunaan filsafat:
a)      Filsafat sebagai kumpulan teori.
Singkatnya, apabila kita ingin turut andil dalam membangun atau member corak terhadap dunia, bagi dari segi kebudayaan, ekonomi, politik, sosial dan sebagainya, maka kita harus mempelajari teorinya terlebih dahulu. Kita harus mempelajari teorinya terlebih dahulu sebelum melakukan praktek.
b)      Filsafat sebagai pandangan hidup
Kalau agama dijadikan sebagai pedoman hidup, begitu pula dengan filsafat. Dengan filsafat kita dapat membedakan yang baik dan buruk.
c)      Filsafat sebagai metode pemecahan masalah
Bila cara yang diguanakan amat sederhana biasanya masalah tidak akan selesai secara tuntas. Penyelesaian yang sulitlah yang bisa menyelesaikan masalah secara tuntas. Filsafat sebagai metode pemecahan masalah artinya berusaha memecahkan masalah dengan cara berfikir secara mendalam dan seluas-luasnya.

MATERI 3
PEMBIDANGAN FILSAFAT
Pembidangan filsafat menurut obyek material dan obyek formal
Menurut ungkapan archi j bahm no problem , no scince, ini seolah sederhana namun padat akan makna . dari ungkapan ini kita bisa mengetahui bahwa sahnya ilmu ilmu pengetahuan muncul dari adanya permasalahan tertentu. Ilmu pengetahuan menurut bahm, di peroleh dari pemecahan suatu masalah keilmuan. Tidak ada masalah, berarati tidak ada solusi. obyek dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: obyek material dan obyek formal.
1.      Pembidangan filsafat menurut obyek material
Yang disebut obyek material adalah sasaran material suatu penyelidikan suatu penyelidikan pemikiran atau penelitian ilmu. Sedangkan menurut surajiyo dkk. Obyek materal dimaknai dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Obyek material mencangkup apa saja,baik yang konkret maupun yang abstrak,yang material maupun non material.
Istilah obyek material sering juga di sebut pokok persoalan (subyek matter) pokok persoalan  ini diberikan atas dua arti, yaitu:
a.       Pokok persoalan ini dapat di maksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan faktual. Misalnya penyelidikan tentang chlorophyl termaksud penelitian bidang botani atau bio-kimia dan sebagainya.
b.      Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan prtanyaan pokok yang saling berhubungan. Misalnya: anatomi danfisiologi keduanya berkaitan dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari fungsinya. Keduanya ilmu tersebut dapat dikatakan memiliki pokok persoalan yang sama, namun juga dikatakan berbeda. Perbedaan ini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan corak-corak pertanyaan yang di ajukan dan aspek-aspek yang diselidiki dari tubukh tersebut. Anatom mempelajari tubuh dalam  aspeknya yang statis, sedangkan fisiolgi dalam aspeknya yang dinamis.
2.      Pembidangan menurut obyek formal
Pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang. Obyek formaldiartikan juga sebagai sudut padang yang ditunjukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau sudut pandang dari mana obyek material itu disorot. Obyek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang –bidang lain. Suatu obyek  dapat di tinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda.
3.      Perbedaan objek materi dan objek formal filsafat
Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang diselidiki di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Sedangkan objek formal filsafat ilmu tidak terbatas pada apa yang mampu di indrawik saja, melangkan seluruh hakikat sesuatu baik yang nyata maupun yang abstrak.

MATERI 4
FILSAFAT SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan
a.    Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui).  Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)
Ilmu didapatkan melalui hal-hal yang ilmiah dan berstruktur dengan melalui pengkajian pengetahuan dari hal-hal yang kita lihat  dan kita rasakan dengan panca indra.
b.    Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, penalaran yang bersifta pribadi atau kelompok yang belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji.
c.       Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal yang diselidiki (alam, agama, dan manusia) sejauh yang dapat dijangkau daya pikir yang dibantu dengan indra manusia, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset, dan eksperimental.
d.      Filsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuan adalah studi sistematik mengenai sifat hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan dengan metodenya dan kedudukannya di dalam skema umum disiplin ilmu.

B. Objek Ilmu Pengetahuan
Objek ilmu pengetahuan menurut Poedjawijatna (1983) menyatakan bahwa objek Ilmu Pengetahuan bisa dibedakan antara objek material dan objek formal.
a.       Objek Material
Objek Material, adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.
b.      Objek Formal
Objek formal, adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
c.       Perbedaan Objek Material dan Objek Formal
Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.  Sedangkan Objek formal filsafat ilmu tidak terbatas pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang nyata maupun yang abstrak.
C. Kebenaran Ilmiah
Kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang telah diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Problematik mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya ilmu filsafat.
Arti secara verbal kebenaran menurut Aristoteles sudah cukup tepat. Ia mendefinisikan kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya.
Kebenaran dpaat dibagi dalam 3 jenis menurut telaah dalam filsafat ilmu, yaitu:
1.      Kebenaran epistemologikal, adalah kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia.
2.      Kebenaran ontologikal, adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala seasuatu yang ada maupun diadakan.
3.      Kebenaran semantikal, adalah kebenaran yang teradapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa.
D. Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Adapun hubungan antara filsafat dan ilmu penegtahuan yang saling berkaitan, yaitu:
1.      Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan berkembang.
2.      Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus  terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).

MATERI 5
MASALAH ILMU PENGETAHUAN
ARTI ILMU PENGETAHUAN
Dalam konteks, sementara ahli menyebut “ilmu” dan sementara lainnya “ilmu pengetahuan”. Secara kefilsafatan, boleh jadi mana yang tepat “ilmu pengetahuan” ataukah “ilmu”, bukan masalah serius. Karena filsafat memandang bahwa ilmu adalah pengetahuan yang benar menurut cara pandang tertentu, metoda dan sistem tertentu. Jadi, jelas bahwa di dalam ilmu terkandung pengetahuan, tetapi tidak sebaliknya.

Masalah-Masalah Dalam Filsafat  Ilmu  
Problem-problem estetis tentang ilmu :
1. Problem Epistemologi dan metodolog, Di tengah maraknya kemajuan technoscience yang sangat spektakuler masalah landasan epistemology dalam metodologis mempunyai kedudukan yang sentral dan strategis.
2. Problem-problen Etika Ilmu Pengetahuan, Problem etika ilmu pengetahuan disini yakni menyangkut bagaimana penerapan dari pada ilmu pengetahuan dan teknologi apa yang seharusnya dikerjakan/tidak dikerjakan untuk memperkokoh kedudukan dan martabat manusia. Dan disinilah tanggung jawab etis bagi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi karena kedua hal tersebut mempunyai pengaruh pada proses perkembangan.
3. Problem-problem etis tentang ilmu
Adapun persoalan atau problem dalam estetis ini antara lain:
- Pengertian dari estetika
- Munculnya teori-teori tentang estetika
- Munculnya bagian-bagian baru dalam estetika
Adapun masalah-masalah yang berada dalam lingkup filsafat ilmu adalah (Ismaun) :
1.      masalah-masalah metafisis tentang ilmu
2.      masalah-masalah epistemologis tentang ilmu
3.      masalah-masalah metodologis tentang ilmu
4.      masalah-masalah logis tentang ilmu
5.      masalah-masalah etis tentang ilmu
6.      masalah-masalah tentang estetika

Tiga Masalah Utama Filsafat
Di dalam filsafat, terdapat tiga masalah utama, yakni: masalah keberadaan termasuk masalah kenyataan, masalah pengetahuan termasuk masalah kebenaran dan masalah nilai. Masalah pertama dikaji dalam cabang filsafat yang disebut metafisika. Masalah kedua dikaji dalam cabang filsafat yang disebut epistemology, dan masalah ketiga dikaji dalam cabang filsafat yang disebut aksiologi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa problematika filsafat pendidikan akan selalu timbul dan ide-ide filosofis, baik yang menyangkut masalah realitas, pengetahuan, maupun masalah nilai. Sebagaimana kita ketahui ada banyak aliran atau filsuf yang memiliki konsepsi tentang realitas, pengetahuan dan nilai sebagaimana tercermin dalam bagan berikut:
Filsafat Pendidikan
1. Filsafat Pendidikan (Problema-problema pendidikan)
2. Filsafat  Pendidikan (Ide-ide filosofis)
Masalah Utama Filsafat
1. Keberadaan (kenyataan)  Metafisika
2. Pengetahuan (kebenaran) Epistemologi
3. Nilai   Aksiologi.

Masalah Pengetahuan
Masalah pengetahuan termasuk masalah kebenaran juga menjadi salah satu masalah utama filsafat. Apakah hakekat pengetahuan itu? Bagaimana kita (umat manusia) dapat mernperoleh pengetahuan? Pandangan epistemologis antara lain akan menjawab bahwa pengetahuan manusia diperoleh lewat kerjasama antara subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui. Pengetahuan manusia tidak mungkin ada tanpa salah satunya, sehingga pengetahuan manusia selalu suhyektif-obyektif atau obyektif-subyektif.
Masalah Nilai
Masalah Nilai, baik nilai kebaikan (etika), maupun nilai keindahan (estetika) juga menjadi salah satu bagian utama filsafat. Apakah nilai itu absolut ataukah relatif? Dalam filsafat pendidikan, masalah nilai merupakan bagian yang sangat penting, karena dalam pendidikan, bukan hanya menyangkut transfer pengetahuan, melainkan juga menyangkut penanaman nilai-nilai.

MATERI 6
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT MENURUT SEJARAH BERFILSAFAT
A.      Filsafat Pada Masa Yunani Kuno
Yunani kuno adalah peradaban dalam sejarah yunani yang dimulai dari periode yunani arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, sehingga berakhirnya zaman kuno dan dimulainya abad pertengahan awal. Peradaban ini mencapai puncaknhya pada periode yunani klasik, yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Peradaban yunani kuno juga sangat berpengaruh pada bahasa, politik, system pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.
Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Periode ini ditanmdai dengan munculnya para ahli piker alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya. Mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir). Mereka mencaari asas yang pertama dari alam semesta yang sifatnya mutlak yang berada dibelakangsegala sesuatu yang serba berubah. Filosof tersebut diantaranya:
1.        Thales (625-545 SM)
Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air. Dia mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi dari alam semesta. Sebagai ilmuan dia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika.
2.        Socrates (470 SM – 399 SM)
Socrates (470 SM – 399 SM) adalah filsuf dari Athena, yunani dan merupakan salah satu figure paling penting dalam tradisi filosofis barat. Dia merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Karena itu Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral dan juga filsafat secara umum.
3.        Plato (428-348 SM)
Plato adalah filsuf besar Yunani dan ilmuan spekulatif yang menegaskan bahwa filsafat atau ilmu merupakan pencarian perekaan (spekulatif) tentang seluruh kebenaran.
4.        Aristoteles
Aristitoles lebih memahami ilmu sebagai pengetahuan demonstratif, tentang sebab-sebab utama segala hal. Ilmu ini bersifat teoretis, praktis, dan produktif, semuanya dalam kesatuan utuh. Aristitoles mempelajari berbagai ilmu antara lain; biologi, psikologi, dan politik.

B.       Filsafat Pada Abad Pertengahan
Filsafat abad pertengahan lazim disebut filssafat Scholastik. Filsafat abad pertengahan (476-1496 M) dapat dikatakan sebagai abad gelap, karena pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Pada saat itu, tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi mendapatkan kebebasan untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Para ahli fikir pada saat itu tidak memiliki kebebasan berfikir. Pada abad ini apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang itu akan mendapatkan hukuman yang berat. Filosof pada masa ini diantaranya:
1.        Agustinus (354-430)
Tentang Tuhan dan manusia, tentang teori pengetahuan. Agustinus juga berpendapat tentang jiwa, jiwa bersifat immortal karena kebenaran adalah abadi. Tentang moral, iman berarti patuh kepada peraturan Tuhan, tetapi iman harus dibuktikan dengan perubahan dalam tata hidup.
2.        Thomas Aquinas
Dia membahas tentang teologi alam selalu bergerak, tentang kosmologi, tentang teori pengetahuan, dan tentang etika.

C.      Zaman Modern
Pada masa ini muncul banyak aliran pemikiran filsafat yang berkembang seperti:
1.        Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan karena suatu pengetahuan dapat diperoleh dengan cara berfikir.
2.        Empirisme
Aliran empirisme beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya dapat diperoleh lewat indera dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan.
3.        Kritisme
Aliran kritisme beranggapan bahwa diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Dan jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis pada setiap gejala-gejala, karena itu dibutuhkan sebuah analisis.
4.        Idealisme
Idealism adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Menurut aliran idealism segala peristiwa didunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat tertentu terpenuhi.
5.        Positivisme
Aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu yang diluar atau kenyataan dikesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan.
6.        Materialisme
Aliran filsafat materialism memandang bahwa realitas yang ada seluruhnya adalah materi belaka.
7.        Pragmantisme
Aliran pragmantisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.
8.        Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang berarti gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata. Suatu gejala tidak harus diamati oleh indera karena gejala juga dapat dilihat secara batiniah dan tidak harus berupa kejadian-kejadian.

D.      Filsafat Dewasa Ini
Filsafat pada dewasa ini memiliki perkembangan yang segnifikan dengan banyaknya muncul aliran-aliran baru atau aliran-aliran yang merupakan kelanjutan aliran yang telah berkembang pada zaman modern, seperti neo-thomisme, neo-marxisme. Demikian, sebagian aliran-aliran filsafat yang berkembang sampai saat ini. Pemikiran-pemikiran para filsuf dalam berbagai alirannya ini, sedikit banyaknya telah mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, termasuk teori-teori dalam pendidikan.

MATERI 7
NILAI FILSAFAT BAGI ILMU PENGETAHUAN
1.    PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dapat dijabarkan dari perkataan “philosopia”. Kata “philos” berarti cinta dan kata “sopos” berarti kebijaksanaan/pengetahuan yang mendalam. Perkataan ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti: “Cinta Akan Kebijaksanaan” (Love Of Wisdom).
Sudut praktis yang sesungguhnya mengenai arti dan nilai hidup itu, arti dan nilai manusia itu. Dengan demikian, dapat diberikan definisi filsafat sebagai berikut
`Filsafat adalah pengetahuan yang mempelajari sebab-sebab yang pertama atau prinsip-prinsip yang tertinggi dari segala sesuatu yang dicapai oleh akal budi manusia`
Dari definisi tersebut, jelas yang menjadi objek materialnya (lapangannya) ialah segala sesuatu yang dipermasalahkan filsafat. Sedangkan objek formalnya (sudut pandangnya) ialah mencapai sebab-sebab yang terdalam dari segala sesuatu, sampai kepada penyebab yang tidak disebabkan , ada yang disebabkan, ada yang mutalk ada, yaitu penyebab pertama (causa prima) ialah Allah itu sendiri.
Mengenai “ada” yang tidak mutlak adalah segala ciptaan Tuhan, sewaktu-waktu bisa punah di muka bumi ini apabila sudah ada saatnya sesuai dengan hukum alamatau hukum Allah (sunnatullah).
2.    CABANG-CABANG FILSAFAT
1.    Epistemologi,  yaitu  menyoroti  dari sudut sebab pertama, gejala pengetahuan dan kesadaran manusia.
2.      Kritik ilmu, adalah cabang filsafat yang menyibukkan diri dengan teori pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang diberikan yang tidak termasuk bidang ilmu pengetahuan melainkan merupakan tugas filsafat.
3.      Ontologi, sering  disebut  metafisika umum atau filsafat  pertama adalah filsafat tentang seluruh kenyataan atau segala sesuatu sejauh itu ”ada”.
4.      Teologi Metafisik, membicarakan filsafat ke-Tuhan-an atau  Logos (ilmu) tentang theos (Tuhan) menurut ajaran dan kepercayaan.
5.      Kosmologi, membicarakan tentang kosmos atau alam semesta hal ihwal dan evolusinya. Filsuf yang berperan antara lain Pitagoras, plato dan ptolemeus.
6.      Antropologi, berkaitan dengan filsafat manusia mempelajari manusia sebagai manusia,  menguraikan apa atau siapa manusia menurut adanya yang terdalam, sejauh bisa diketahui mulai dengan akal budinya yang murni.
7.      Etika, atau filsafat moral adalah bidang filsafat yang mempelajari tindakan manusia. Etika dibedakan dari semua cabang filsafat lain karena tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia seharusnya bertindak dalam kaitannya dengan tujuan hidupnya.
8.      Estetika, sering juga disebut filsafat keindahan (seni), adalah cabang filsafat   yang berbicara tentang pengalaman, bentuknya hakikat keindahan yang bersifat jasmani dan rohani.
9.      Sejarah filsafat, sejarah filsafat adalah cabang filsafat yang mengajarkan jawaban para pemikir besar, tema yang dianggap paling penting dalam periode tertentu, dan aliran besar yang menguasai pemikiran selama satu zaman atau suatu bagian dunia tertentu.

3.    PENGERTIAN ILMU
Ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima/ya’lamu yang berarti tahu/mengetahui. Pengertian ilmu     yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998)..
Dalam Ensiklopedia Indonesia, kita temukan pengertian sebagai berikut:
“Ilmu adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing sesuatu lapangan pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, hingga menjadi kesatuan. Suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode-metode tertentu.”
Menurut Prof. DR. Mohammad Hatta:
“Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunnya dari dalam.”
4.    HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU
Hubungan filsafat dengan ilmu dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.    Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.
2.    Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukkan sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam. Dengan satu kalimat dapat dikatakan:
-            Ilmu mengatakan “bagaimana” barang-barang itu (to know ..., technical know how, managerial know how ..., secundary causes, and proximate explanation)
-            Filsafat mengatakan “apa” barang-barang itu (to know `what` and `why` ..., first causes, highest principles, and ultimate explanation)
3.      Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan, dan mengkoordinasikannya.
4.      Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu, tetapi sudut pandangnya berlainan. Jadi, merupakan dua pengetahuan yang tersendiri.
Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu, ada baiknya kita lihat pada perbandingan antara ilmu dengan filsafat dalam bagan di bawah ini, (disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992)
Ilmu
Filsafat
·      Segi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti
·      Obyek penelitian yang terbatas
·      Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu.
·      Bertugas memberikan jawaban
·      Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari prinsip-prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan
·      Keseluruhan yang ada
·      Menilai obyek renungan dengan suatu makna, misalkan , religi, kesusilaan, keadilan dsb.
·      Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu

5.    PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN ILMU
Selain memiliki hubungan, filsafat dan ilmu juga memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat di lihat dari berbagai objek, yakni:
v Obyek material [lapangan]
Filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.
v Obyek formal [sudut pandangan]
·           Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
·           Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.
·           Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
·           Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder [secondary cause]
·           Filsafat = berpikir kritis atau selalu mempertanyakan segala hal tanpa ada eksperimen. Sedangkan ilmu selalu dengan eksperiman untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya.

Pengikut