BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kehidupan
manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik
suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa
akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti
makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga
mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang
lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota
masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap
warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek
politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya
dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik
politik. Jika secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau
berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan jika seraca langsung,
berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.
Kehidupan
politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar warga
negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah
(non-formal), telah menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan
pengetahuan tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem
politik. Oleh karena itu, seringkali kita bisa melihat dan mengukur
pengetahuan-pengetahuan, perasaan dan sikap warga negara terhadap negaranya,
pemerintahnya, pemimpim politik dan lai-lain.
Budaya
politik, merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang
lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan
kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai
politik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan
yang memerintah.
Kegiatan politik juga memasuki dunia
keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara
luas. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik
dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian
sumber-sumber masyarakat.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Pengertian sosialisasi politik
2.
Agen-agen Sosialisasi Politik
3.
Sosialisasi Politik di berbagai Negara
5. Keterkaitan sosialisasi dengan
terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa
6. Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa
C.
TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian sosialisasi
politik
2.
Mengetahui Agen-agen Sosialisasi Politik
3.
Mengetahui Sosialisasi Politik di berbagai Negara
5. Mengetahui Keterkaitan sosialisasi
dengan terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa
6. Mengetagui Makna Persatuan dan
Kesatuan Bangsa
D.
METODOLOGI
Dalam penulisan makalah ini penulis
menggunakan metode/cara pengumpulan data atau informasi melalui :
Penelitian
kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan melalui studi
literature, internet, dan sebagainya yang sesuai atau yang ada relevansinya
(berkaitan) dengan masalah yang dibahas.
E.
SISTEMATIKA
PENULISAN
Untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang penulisan ini, maka terlebih dahulu penulis akan menguraikan
sistematika penulisannya agar lebih mudah dipahami dalam memecahkan masalah
yang ada, di dalam penulisan ini dibagi dalam 3 (tiga) bab yang terdiri dari:
Bab I : Bab ini merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, metodologi, dan sistimatika penulisan.
Bab II : Bab ini merupakan bab yang berisi tentang analisis terhadap
masalah efektivitas hukum dalam masyarakat.
Bab III : Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
DENGAN SOSIALISASI POLITIK DAPAT TERWUJUDNYA
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
A.
Pengertian sosialisasi politik
Menurut
Rachman ( 2006) menjelaskan dari pengertian sosialisasi Politik berasal dari
dua kata yaitu Sosialisasi dan Politik. Sosialisasi berarti pemasyarakatan dan
Politik berarti urusan negara. Jadi secara etimologis Sosialisasi Politik
adalah pemasyarakatan urusan negara. Urusan Negara yang dimaksud adalah semua
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan
menurut Michael Rush dan Phillip Althoff yang menjelaskan Sosialisasi politik
adalah proses oleh pengaruh mana seorang individu bisa mengenali sistem politik
yang kemudian menentukan persepsi serta reaksinya terhadap gejala-gejala
politik. Sosialisasi politik juga sarana bagi suatu suatu generasi untuk
mewariskan keyakinan-keyakinan politiknya kepada generasi sesudahnya.
Sosialisasi politik ini merupakan proses yang berlangsung lama dan rumit yang
dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antara kepribadian individu dan pengalaman-pengalaman
politiknya yang relevan dan memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya.
. Menurut Hyman dalam buku panduan Rusnaini ( 2008) sosialisasi
politik merupakan suatu proses belajar yang kontinyu yang melibatkan baik
belajar secara emosional (emotional learning) maupun indoktrinasi
politik yang manifes dan dimediai oleh segala partisipasi dan pengalaman si
individu yang menjalaninya. Sosialisasi politik melatih individu dalam
memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di dalam sebuah sistem politik.
B. Agen-agen Sosialisasi
Politik
Menurut
Tischler (1999) yang menjadi agen atau perantara dalam proses sosialisasi
meliputi :
1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat
pertama dan utama bagi seorang anak untuk tumbuh dan berkembang.keluarga
merupakan dasar pembantu utama struktur social yang lebih luas, dengan
pengertian bahwa lembaga lainya tergantung pada eksistensinya. Bagi keluarga
inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara
kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama
dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan
diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas
karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi
kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Fungsi keluarga
antara lain:
1.
Pengaturan seksual
2.
Reproduksi
3.
Sosialisasi
4.
Pemeliharaan
5.
Penempatan anak di dalam masyarakat
6.
Pemuas kebutuhan perseorangan
7.
Kontrol sosial
2. Teman Pergaulan
Teman pergaulan (sering
juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu
berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai
kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam
proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada
masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian
seorang individu.
3. Lembaga pendidikan formal
(sekolah)
Lembaga pendidikan formal
seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga
dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi
(achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah
seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai
pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan
sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Sehingga sekolah dirasa sebagai
tempat yang cukup efektif dalam mendidik seorang anak untuk memupuk rasa tanggung
jawab untuk kewajiban dan haknya.
4. Media massa
Yang termasuk kelompok
media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media
elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat
tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
5. Pemerintah
Pemerintah merupakan agen
sosialisasi politik secondary group. Pemerintah merupakan agen yang punya
kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Pemerintah yang menjalankan
sistem politik dan stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam
politik pendidikan, di mana beberapa mata pelajaran ditujukan untuk
memperkenalkan siswa kepada sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan,
dan sejenisnya. Pemerintah juga, secara tidak langsung, melakukan sosialisasi
politik melalui tindakan-tindakannya. Melalui tindakan pemerintah, orientasi
afektif individu bisa terpengaruh dan ini mempengaruhi budaya politiknya.
6. Partai Politik
Partai politik adalah agen
sosialisasi politik secondary group. Partai politik biasanya membawakan
kepentingan nilai spesifik dari warga negara, seperti agama, kebudayaan,
keadilan, nasionalisme, dan sejenisnya. Melalui partai politik dan kegiatannya,
individu dapat mengetahui kegiatan politik di negara, pemimpin-pemimpin baru,
dan kebijakan-kebijakan yang ada.
7. Agen-agen lain
Selain keluarga, sekolah,
kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi
agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan.
Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan
membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas
dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.
Selain itu, sosialisasi politik juga
ditentukan oleh faktor interaksi pengalaman-pengalaman seseorang dalam
keluarga, tempat tinggal, pendidikan dan pergaulannya. Karena hal ini yang
sangat berperan membentuk karakter anak untuk dewasa nantinya.
C. Sosialisasi Politik di berbagai
Negara
a. Di Negara Liberal
Sosialisasi politik di
negara liberal merupakan salah satu sebagai pendidikan politik. Pendidikan
politik adalah proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui
proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai,
norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak seperti
sekolah, pemerintah, dan partai politik. Pendidikan politik dipandang sebagai
proses dialog antara pendidik, seperti sekolah, pemerintah, partai politik dan
peserta didik dalam rangka pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai, norma
dan simbol politik yang dianggap ideal dan baik.
b. Di Negara Totaliter
Sosialisasi politik di
negara totaliter merupakan indoktrinasi politik. Indoktrinasi politik ialah
proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat
untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap pihak yang berkuasa
sebagai ideal dan baik. Melalui berbagai forum pengarahan yang penuh paksaaan
psikologis, dan latihan penuh disiplin, partai politik dalam sistem politik
totaliter melaksanakan fungsi indoktinasi politik.
c. Di Negara Berkembang
Menurut Robert Le Vine
dalam handout perkuliahan Rusnaini ( 2008:17) berpendapat bahwa “sosialisasi
politik pada negara berkembang cenderung mempunyai relasi lebih dekat pada
sistem-sistem lokal, kesukuan, etnis, dan regional daripada dengan
sistem-sistem politik nasional”. Ada 3 faktor penting dalm sosialisasi politik
pada masyarakat berkembang, yaitu :
1.
Pertumbuhan pendidikan di negara-negara berkembang dapat
melampui kapasitas mereka untuk memodernisasi kelompok tradisional lewat
industrinalisasi dan pendidikan.
2.
Sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan
nilai-nilai tradisional antara jenis kelamin, sehingga kaum wanita lebih erat
terikat pada nilai tradisional.
3.
Mungkin pengaruh urbanisasi yang selalu dianggap sebgai saru
kekuatan perkasa untuk mengembangkan nilai-nilai tradisional.
d. Di Masyarakat Primitif
Proses sosialisasi politik
pada masyarakat primitif sangat bergantung pada kebiasaan dan tradisi
masyarakatnya, dan berbeda pada tiap suku. Sosialisasi politik pada masyarakat
primitif sangat tergantung pada kebiasaan dan tradisi masyarakatnya, dan
berbeda pada tiap suku.
1. Imitasi
Peniruan
terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi
masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyakbercampur dengan
kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada
instruksi mupun motivasi.
2. Instruksi
Peristiwa
penjelasan diri seseornag dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi
yang intruktif sifatnya.
3. Motivasi
Sebagaimana
dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari
melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error).
Jika
imitasi dan instruksi merupakan tipe khusus dari pengalaman, sementara motivasi
lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya.
Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi melalui cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung meliputi berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik tetapi dikemudian hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau kepribadian politik. Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau pembnetukan orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya bersifat politik.
Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi melalui cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung meliputi berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik tetapi dikemudian hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau kepribadian politik. Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau pembnetukan orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya bersifat politik.
Proses sosialisasi politik tidak langsung meliputi metode
belajar berikut:
1. Pengoperasian Interpersonal
Mengasumsikan
bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik secara eksplisitdalam keadaan
sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungna-hubungan dan
pemuasan-pemuasan interpersonal.
2. Magang
Metode
belajat magang ini terjadi katrna perilau dan pengalaman-pengalaman yang
diperoleh di dalam situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan
nilai-nilai yang pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang
lebih bersifat politik.
3. Generalisasi
Terjadi
karena nilai-nilai social diperlakukan bagi bjek-objek politik yang lebih
spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik terentu.
Proses sosialisasi langsung terjadi melalui:
1) Imitasi
Merupakan
mode sosiaisasi yang paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang
perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak
sadar.
2) Sosialisasi Politik Antisipatoris
Dilakukan
untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diemban
oleh actor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan
professional atau posisi social yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai
mengoper nilai-nilai dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan
peranan-peranan tersebut.
3) Pendidikan Politik
Inisiatif
mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh
individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga,
sekolah, lembaga-lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan
organisasi yang tidak terhitung jumlahnya. Pendidikan politik sangat penting
bagi kelestarian suatu system politik. Di satu pihak, warga Negara memerukan
informasi minimaltentang hak-hak dan kewajiban yang mereka mliki untuk dapat
memasuki arena kehidupan politik. Di lain pihak, warga Negara juga harus
memperoleh pengetahuan mengenai seberapa jauh hak-hak mereka telah dipenuhi
oleh pemerintah dan jika hal ini terjadi, stabilitas politik pemerintahan dapat
terpelihara.
4) Pengalaman Politik
Kebanyakan
dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada
kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalamn-pengalamannya
didalam proses politik.
E.
Keterkaitan sosialisasi dengan
terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa
Persatuan ialah gabungan (ikatan, kumpulan dan sebagainya)
dari beberapa bagian yang sudah bersatu, sedangkan Kesatuan
ialah ke-Esaan, sifat tunggal atau keseutuhan (WJS. Poerwadarminta, 1987).
Defenisi kesatuan dan persatuan sesuai sosialisasi politik ;
- Dengan sebutan persatuan bangsa
berarti gabungan suku-suku bangsa yang sudah bersatu. Dalam hal ini,
masing-masing suku bangsa merupakan kelompok masyarakat yang memiliki
ciri-ciri tertentu yang bersatu. Penggabungan dalam persatuan
bangsa, masing-masing bangsa tetap memiliki ciri-ciri dan adat istiadat
semula.
- Dalam persatuan bangsa, satu
suku bangsa menjadi lebih besar dari sekedar satu suku bangsa yang
bersangkutan karena dapat mengatasnamakan bangsa secara keseluruhan.
Misalnya suku Bugis atau suku Batak dapat menyebutkan dirinya bangsa
Indonesia, yang memiliki ciri jauh lebih luas dan komplek dari pada suku
Bugis atau Batak itu sendiri.
- Sebutan kesatuan bangsa atau
kesatuan wilayah mempunyai dua makna yaitu
1. Menunjukkan sikap kebersamaan dari
bangsa itu sendiri.
2. Menyatakan wujud yang hanya satu dan
utuh, yaitu satu bangsa yang utuh atau satu wilayah yang utuh.
Sebagai
contoh : kesatuan
bangsa Indonesia berarti satu bangsa Indonesia dalam satu jiwa bangsa seperti
yang diputuskan dalam kongres Pemuda pada tahun 1928 dalam keadaan utuh dan
tidak boleh kurang, baik sebagai subyek maupun obyek dalam penyelenggaraan
kehidupan nasional. Sedangkan kesatuan wilayah Indonesia berarti satu
wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari daratan,
perairan dan dirgantara diatasnya seperti yang dinyatakan dalam deklarasi Juanda
1957, dalam keadaan utuh dan tidak boleh kurang atau retak.
- Persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah, merupakan suatu kondisi dan
cara terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Suatu masyarakat yang
didorong oleh keharusan pemenuhan kebutuhannya perlu bekerja sama atau
bersatu dalam bekerja karena pada dasarnya saling membutuhkannya.
Masyarakat juga perlu bersatu agar dapat menghimpun kekuatan untuk
mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri.
Disamping itu, pencapaian suatu tujuan masyarakat dapat efektif bila
dilakukan dalam satu tatanan atau suatu tata hubungan dalam masyarakat
yang berada dalam satu kesatuan. Persatuan dan kesatuan tidak
saja berlaku secara nasional, tetapi juga diperlukan dalam lingkup
regional dan global, wujudnya seperti Uni Eropa, ASEAN, APEC atau WTO.
- Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia diwujudkan dalam semboyan pada lambang Negara Republik
Indonesia yaitu ”BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang keberadaannya berdasarkan pada
PP No. 66 Tahun 1951, mengandung arti beraneka tetapi satu (Ensiklopedia
Umum, 1977). Semboyan tersebut menurut Supomo, meng- gambarkan
gagasan dasar yaitu menghubungkan daerah-daerah dan suku-suku bangsa di
seluruh Nusantara menjadi Kesatuan Raya (ST Munadjat D, 1928). Bila
dirujuk kepada asalnya yaitu Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu
Tantular abad ke XIV, ternyata semboyan tersebut merupakan seloka yang
menekankan tentang pentingnya kerukunan antar umat dari agama yang berbeda
pada waktu itu adalah agama Siwa dan Budha. Lengkapnya Bhinneka
Tunggal Ika berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma
Mangrva. Hal tersebut merupakan kondisi dan tujuan kehidupan yang
ideal dalam lingkungan masyarakat yang serba majemuk.
- Keberagaman atau kehidupan
dalam lingkungan majemuk bersifat alami dan merupakan sumber kekayaan
budaya bangsa. Setiap perwujudan mengandung ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dari perwujudan yang lain, tidak mungkin satu perwujudan
mengandung semua ciri yang ada, karena bila hal itu terjadi maka dia akan
menjadi maha sempurna, padahal hanya satu maha sempurna yaitu TUHAN.
Tidak mungkin pula bila semua perwujudan sama, karena makanisme
tesis-antitesis-sintesis tidak akan terjadi, dalam arti tidak akan ada
perkembangan atau kemajuan. Didunia ini yang ”tetap” adalah perubahan
terus menerus mengikuti hukum evolusi (Charles Darwin) yang ditegaskan
oleh Herakletos, bahwa satu-satunya realitas ialah perubahan.
Atas dasar pemahaman tersebut, perbedaan-perbedaan yang ada dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sebenarnya untuk memenuhi kepentingan bersama agar
dapat hidup sejahtera.
- Dalam kehidupan masyarakat yang
serba majemuk, berbangsa dan bernegara, berbagai perbedaan yang ada
seperti dalam suku, agama, ras atau antar golongan, merupakan realita yang
harus didayagunakan untuk memajukan negara dan bangsa Indonesia, menuju
cita-cita Nasional kita adalah masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
F.
Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam
proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa
terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat
Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali
Unsur-unsur
sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa
gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia
yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan.
Karena masuknya kebudayaan dari
luar, maka terjadi proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari
luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur kebudayaan
lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk
diseleksi oleh bangsa Indonesia.
Kemudian
sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut
kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan musyawarah dan
mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia
Jadi
makna persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa
gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya. Dari penjelasan uraian di atas
dapatkah Anda memberikan contoh lain?
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang
paling menonjol ialah sebagai berikut:
a.
Perasaan senasib
b.
Kebangkitan Nasional
c.
Sumpah Pemuda
d.
Proklamasi Kemerdekaan
Tetapi apabila hal-hal yang
berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia dikaji lebih jauh,
terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu
kita amalkan
Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
1)
|
Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita
mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai
suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita
bersatu sebagai bangsa Indonesia.
|
2)
|
Prinsip Nasionalisme Indonesa
Kita mencintai bangsa kita, tidak
berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme
Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain.
Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan
semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti
itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang adil dan beradab.
|
3)
|
Prinsip Kebebasan yang
Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab
tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang maha Esa.
|
4)
|
Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan
manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial,
budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia
Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air,
serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
|
5)
|
Prinsip Persatuan Pembangunan
untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi
Dengan semangat persatuan
Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan
menuju masyarakat yang adil dan makmur.
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan
penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai
makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya
mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang
bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah).
Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan
penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status
sebagai anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan
sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu
bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun
tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak
langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini
sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang
terjadi. Dan jika seraca langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam
peristiwa politik tertentu.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan
saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena
persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur
sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu
yang lama sekali.
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat
kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat
pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan
Jadi makna persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan
sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya.
B.
SARAN
Kehidupan
manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik
suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa
akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti
makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga
mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang
lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota
masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
I have been reading your posts regularly. I need to say that you are doing a fantastic scr888 casino job. Please keep up the great work.
BalasHapus
BalasHapusYour Post is very useful, I am 918kiss download apk 5.3 truly happy to post my note on this blog . It helped me with ocean of awareness so I really consider you will do much better in the future.
You have a great blog - I would think your 119 127 162 8099 apk scr888 casino game 4 readership is very high?
BalasHapusDude.. I am kiss918 android download not much into reading, but somehow kiss918 download I got to read lots of articles on your blog. Its scr888 download pc amazing how interesting it is for me to visit you very often.
BalasHapus