Senin, 09 Mei 2016

PELUANG PEMASARAN



PELUANG PEMASARAN



Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
KuliahManajemen Pemasaran Pada Semester VI program
Studi Ekonomi Syariah Kelompok 6 Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone

Oleh


KASMIA
SAMSUAIDIN


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) WATAMPONE
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan  hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan  pasar. Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pemasaran yang dijalankannya .
Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan demikian pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk dapat mendistribusikan kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah.
Oleh karena itu, dalam proses pendistribusian barang kepada konsumen harus ada perhatian penuh dari manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level bawah . Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah banyaknya saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari produk lain. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan perubahan-perubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran oleh manajemen pemasaran agar dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang dan akan datang mengharuskan kita untung dapa membaca pasar dan memahami peluang yang dapat dikerahkan.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas mengenai proses dalam membaca peluang pemasaran.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa sistem pemasaran?
2.      Bagaimana mengelola informasi pemasaran?
3.      Bagaimana sistem untelejen pemasaran?
4.      Bagaimana sistem riset pemasaran
5.      Bagaimana sistem pendukung keputusan pemasaran?
2. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini akan membahas tentang pengertian sistem pemasaran. Dalam makalah ini juga akan membahas bagaimana mengelola sistem pemasaran, selain itu juga akan membahas sistem intelejen dan sistem riset pemasaran. Tidak hanya itu, makalah ini akan membahas sistem pendukung keputusan pemasaran.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pemasaran
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup :[1]
1.      Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.
2.      Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.
3.      Target pasar.
4.      Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).
5.      Kendala lingkungan (environmental constraints).
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.
Macam-macam sistem pemasaran yaitu
a.    Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
b.    Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul
c.    Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
Lingkungan sistem pemasaran adalah
a.    Lingkungan makro ekstern.
Lingkungan makro tersebut ialah:
a)      Demografi (kependudukan).
b)      Kondisi ekonomi.
c)      Teknologi.
d)     Kekuatan sosial dan budaya.
e)       Kekuatan politik dan legal.
f)       Persaingan.
b.    Lingkungan mikro eksternal
a)      Pasar (market)
b)      Pemasok
c)      Pialang (marketing intermediaries)
c.    Lingkungan Non- – Pemasaran Intern
Kekuatan non – pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan, ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern bersifat menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen.
B. Mengelolah Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran (SIPEM) atau marketing Informasi system(MKTIS) merupakan sistem informasi yang diterapkan di fungsi pemasaran. Informasi pemasaran haruslah dikelolah dengan baik, cara pengelolahan informasi pemasaran yaitu kita harus mengetahui dulu fungsi dari system informasi pemasaran. Fungsi informasi pemasaran adalah untuk memberikan informasi yang benar kepada para manager dalam bentuk yang tepat, pada saat yang tepat untuk membantu mereka mengambil keputusan pemasaran yang lebih baik, dan Untuk menghasilkan nilai dan kepuasan pelanggan yang tinggi, perusahaan memerlukan informasi pada hampir setiap langkahnya.
Berarti informasi itu penting bagi perusahaan dimana kebutuhan persaingan dsb, bisa Nampak begitu jelas. Jadi informasi sangat membantu untuk kemajuan perusahaan, dimana zamana yang serba cepat ini persaingan begitu ketat sehingga membuat perusahaan harus terus upgrade atau up to date, supaya tidak tertinggal dan jangan sampai gulung tikar. Tetapi kita juga harus bisa memilah mana informasi yang baik dan benar, karena kebanyakan informasi bisa menimbulkan masalah pasalnya dalam hal penyelesaian nya akan lama dan informasi tetap akan terus berdatangan. Oleh karena itu perusahaan harus merancang sistem informasi yang tepat untuk membantu mereka mengambil keputusan pemasaran yang lebih baik.
Paling utama dari sistem informasi pemasaran adalah melayani manager pemasaran perusahaan dan manager lainnya. Di samping itu mis juga memberikan informasi kepada mitra eksternal karena untuk mencukupi kebutuhan semua pengguna, maksud nya system ini juga bertujuan untuk memepermudah jalan nya informasi bagi pemasok, penjual perantara, atau agen jasa pemasaran (mitra eksternal).
Dalam system informasi pemasaran ada positif dan negativenya, ada kelebihan dan kekurangan. Dasatu sisi kita membuthkan informasi untuk dapat mengembangkan dan meng-upgrade perusahaan, di sisi lain jika mendapatkan informasi yang berlebihan dapat menghambatkan pekerjaan karena terlalu banyak permasalahan, tetapi sebagai manager yang professional kita harus focus pada sisi positifnya atau kelebihan dari system informasi tersebut, dan hanya membuat suatu antisipasi bila ada masalah diluar dari jangkauan atau diluar dari perkiraan.
Sekarang memasuki tahap pengembangan sistem informasi pemasaran :
1.      Data internal
Kumpulan informasi elektronik tentang konsumen, dan pasar yang diperoleh dari sumber data di dalam jaringan perusahaan.
Manager pemasaran dapat mengakses dan bekerja dengan informasi di dalam database untuk mengenali peluang dan masalah pemasaran, merencanakan program, dan mengevaluasi kinerja.
2.      Intelegen pemasaran (marketing intellegence)
Kumpulan dan analisis sistematis dari informasi yang tersedia secara umum mengenai pesaing dan perkembangan di pasar. Tujuan intelegen pemasaran adalah memperbaiki pengambilan keputusan strategis, menilai dan melacak tindakan pesaing, serta memberikan peringatan dini tentang peluang dan ancaman.
3.      Riset pemasaran
riset pemasaran (marketing research) adalah desain, kumpulan, analisis, dan laporan sistematis tentang data yang berhubungan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi sebuah organisasi.
Selain melengkapi informasi tentang pesaing dan kejadian di pasar, pemasar sering memerlukan studi formal tentang situasi tertentu. Dalam situasi semacam itu, intelegent pemasaran tidak akan menyediakan informasi detail yang diperlukan. Manager akan memerlukan riset pemasaran.
Proses riset pemasaran :
1)      Mendefinisikan masalah dan tujuan riset .
2)      Mengembangkan rencana riset untuk mengumpulkan informasi .
3)      Mengimplementasikan rencana riset, (mengumpulkan dan menganalisis data).
4)      Menerjemahkan dan melaporkan hasil penemuan.
Terlihat sedikit berabe atau ribet untuk melakukan sebuah riset tetapi dengan adanya usaha dan kerja keras focus terhadap apa yang dihadapi perusahaan sebagai manager yang baik dan professional serta bertanggung jawab atas jabatan dan pekerjaannya harus senantiasa optimis untuk dapat menyelesaikannya dan akhirnya akan mendapat hasil yang memuaskan.
Karena itu, sistem informasi pemasaran harus membuat informasi itu tersedia bagi manager dan orang lain yang membuat keputusan pemasaran atau berhubungan dengan pelanggan. Dalam beberapa kasus, hal ini berarti menyediakan laporan berkala dan data terkini; dalam kasus lain, hal ini berarti membuat informasi nonrutin tersedia untuk situasi khusus dan keputusan di tempat. Banyak perusahaan menggunakan jaringan dalam dan luar perusahaan untuk menfasilitasi proses ini. Berkat teknologi modern sehingga sekarang manager pemasaran bisa mendapatkan akses langsung terhadap sistem informasi setiap saat dan dari berbagai lokasi virtual.
C. Sistem Intelejen Pemasaran
Sistem Intelijen Pemasaran adalah suatu prosedur dan sumber yang digunakan oleh manajer untuk mendapatkan informasi setiap harinya tentang perkembangan berkelanjutan dari pasar. Jadi sistem ini memberikan data/informasi apa yang terjadi pada pasar (Kotler, 1997). Tujuannya yang mendasar adalah untuk membantu para manajer pemasaran membuat keputusan yang mereka hadapi setiap hari dalam berbagai area tugasnya, termasuk memutuskan besarnya harga. Sebagai pemimpin di perusahaannya, para manajer pemasaran mempunyai kebutuhan yang tinggi mengenai informasi pasar, seperti perubahan cara membeli kliennya, perubahan kebutuhan jasa/produknya, dan lain-lain (Churchill, 1995)
Dua teknik IP berbasis teknologi informasi yang terus meningkat kepopulerannya adalah Marketing Information Systems (MIS) and Decision Support Systems (DSS)
MIS adalah satu set prosedur dan metoda untuk secara reguler mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi untuk keperluan membuat keputusan pemasaran. Kata kuncinya adalah "reguler", karena penekanan pada MIS adalah sistem pengumpulan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang berulang. Dalam merancang MIS, yang diperlukan adalah analisis yang rinci bagaimana cara dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusannya. Tidak saja jenis informasinya, tetapi juga bagaimana informasi itu harus disajikan kepada manajer tersebut. Kemudian perancang MIS merumuskan dan membuat berbagai bentuk penyajian informasi kepada para pengambil keputusan (McLeod dan Rogers, 1985).
"Dialog Systems", biasa disebut juga "language systems", adalah perkembangan DSS yang paling penting yang juga sangat membedakan antara DSS dan MIS. Sistem ini memungkinkan manajer yang tidak mengerti masalah program komputer dapat dengan mudah meng-eksplor database, dan membuat suatu report yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Hal ini memungkinkan mereka mandapatkan informasi yang benar-benar mereka butuhkan. Dengan sistem ini, manajer dapat bertanya, kemudian bedasarkan jawaban DSS dapat bertanya lagi, terus menerus sampai mendapatkan informasi spesifik yang diperlukan. Menjawab peledakan database "on-line" yang dapat diakses, perusahaan besar menggunakan jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain. Sehingga manajer dapat memasukkan data, menarik data (termasuk dari database yang "on-line"), melakukan analisa-analisa, memplot, melakukan analisa statistik, bahkan dapat menyiapkan suatu report, dengan hanya menggunakan perintah dan prosedur yang sederhana di meja masing-masing. Jadi DSS menekankan pada fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi. DSS dapat mengakomodir berbagai cara yang berbeda dari manajer dalam mengolah data dan mengambil keputusan, serta perubahan kondisi eksternal perusahaan (Churchill, 1995).
Tahap-tahap meningkatkan kualitas intelijen pemasaran.
1.      Melatih dan memotivasi wiraniaga untuk menemukan dan melaporkan perkembangan baru.
2.      Perusahaan memotivasi distributor, pengecer, dan para perantara lain untuk memberikan informasi penting.
3.      Perusahaan dapat memakai spesialis untuk mengumpulkan intelijen pemasaran melalui pembelian produk pesaing, menghadiri promosi terbuka dan pameran dagang, membaca laporan publikasi pesaing, menghadiri rapat pemegang saham mereka, berbicara dengan karyawan, dealer, distributor, pemasok, dan agen transportasi, mengumpulkan iklan-iklan pesaing, dan melihat berita tentang pesaing di internet
4.      Perusahaan mendirikan “ customer advisory panel ” untuk menyusun wakil pelanggan atau perusahan yang banyak pelanggan atau yang paling blak-blakan atau pelanggan yang berpengalaman.
Perusahaan dapat membeli informasi dari pemasok luar, seperti AC Nielsen dan survey research groups .
5.      Beberapa perusahaan telah menyebarkan intelijen pemasaran. Stafnya mengamati publikasi-publikasi utama, meringkas berita-berita yang relevan, menyebarluaskan buletin berita kepada manajer pemasaran
D. Sistem Riset Pemasara
Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan penelitian, pengumpulan data, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian. Kesemuanya itu ditujukan untuk untuk masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.
Berkenaan dengan definisi yang luas mengenai riset pemasaran, American Marketing Association (AMA) memberikan definisi resmi mengenai riset pemasaran pada tahun 1987 sebagai “fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan-tindakan pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif. Riset pemasaran menentukan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan tersebut; merancang metode untuk pengumpulan informasi; mengelola dan mengimplementasikan proses pengumpulan data; menganalisis hasil-hasil yang diperoleh; dan mengkomunikasikan hasil temuan dan implikasinya”.
Maksud tindakan yang sistematis seperti yang dijelaskan di atas adalah suatu tindakan yang dilakukan secara teratur dan konsisten didasarkan atas kegiatan-kegiatan yang ilmiah serta dapat dibuktikan kebenarannya. Untuk kegiatan riset pemasaran, kegiatan yang sistematis tersebut meliputi berbagai  kegiatan, mulai dari; perumusan masalah, penentuan desain riset, perancangan metode pengumpulan data, perancangan sampel dan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data serta penyusunan laporan riset.
Proses Riset Pemasaran[2]
1.      Mendefinisikan masalah, Alternatif keputusan, dan Tujuan riset.
Manajer  Pemasaran harus berhati-hati agar tidak mendefinisikan suatu masalah terlalu luas atau terlalu sempit bagi periset pemasaran. Untuk membantu memikirkan perancangan riset tersebut, manajemen harus lebih dahulu menyatakan secara jelas keputusan yang mungkin dihadapi dan kemudian berpikir ke belakang.
2.      Menyusun Rencana riset
Tahap kedua riset pemasaran mengharuskan penyusunan rancangan yang paling efisien untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran tersebut perlu mengetahui biaya renacan riset tersebut sebelum menyetujuinya. Perancangan rencana riset membutuhkan keputusan tentang sumber data, pendekatan riset, instrument riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontak.\
3.      Mengumpulkan Informasi
Tahap pengumpulan data umumnya merupakan tahap yang paling mahal dan paling sering terjadi kesalahan. Dalam kasus survey, misalnya, terdapat empat masalah utama. Sebagian responden mungkin sedang tidak ada dirumah dan harus dihubungi lagi atau diganti responden lain. Responden lain mungkin menolak untuk bekerja sama. Juga ada responden yang memberikan jawaban bias atau tidak jujur. Yang terakhir, beberapa pewawancara terkadang juga bersikap bias atau tidak jujur.
4.      Menganalisis Informasi
Langkah berikutnya dalam proses riset pemasaran adalah menyaring temuan-temuan yang berguna dari data yang dikumpulkan. Peneliti membuat tabulasi dan distribusi frekuensinya. Rata-rata dan ukuran dispersi dihitung untuk variabel-variabel utama. Peneliti juga akan menetapkan sejumlah tekhnik statistik dan model keputusan yang lebih canggih dengan harapan dapat memperoleh temuan tambahan.
5.      Menyajikan Hasil Temuan
Sebagai langkah riset pemasaran yang terakhir, para peneliti menyajikan temuan-temuan mereka. Peneliti harus menyajikan temuan-temuan mereka yang relevan dengan keputusan pemasaran utama yang dihadapi manajemen.
6.      Mengambil Keputusan
Para manajer yang mengadakan riset perlu memberi bobot atas buktinya. Mereka tahu bahwa temuan-temuan itu bisa mengalami berbagai kesesatan. Sejumlah organisasi yang sedang bertumbuh menggunakan satu system dukungan keputusan pemasaran untuk membantu para manajer pemasaran mereka mengambil satu keputusan yang lebih baik.
E. Sistem Pendukung Keputusan Pemasaran
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang  yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.  Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan.
Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur atau pun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.
Ada dua alasan penting mengapa  manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
1.       Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas.  Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama di tingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat  kebijakan dengan dampak luas dan/atau pada situasi yang tidak terstruktur.
Contoh:  Terkait dengan kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur yang bertanggungjawab untuk memerintahkan Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan sehingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan penimbunan.
2.       Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna).  Manajemen di sini di dorong untuk bagaimana mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi sistem informasi manajemen yang ada,  yaitu:  
  1.  untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan, 
  2. untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas, 
  3. untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan, dan 
  4. untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya. Banyak sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada. Beberapa sistem pendukung yang akan dibahas di sini, di antaranya adalah:
    • Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
    • Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems (GDSS
    • Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
    • Sistem Pakar/Expert System
Keempat sistem pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara. Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan keputusan tertentu.
Contoh:  Penentuan sistem distribusi BBM agar kelangkaan dipasar dapat segera di atasi, penetapan harga eceran  tertinggi untuk tetap menjaga pasar mendapatkan jumlah persediaan yang paling tepat pada saat dibutuhkan, menjaga persediaan pada jumlah yang paling optimal dan memaksimalkan permintaan pengguna dan menjaga tingkat kelancaran distribusinya. 
Sistem pendukung ini juga mampu untuk menyajikan informasi atas berbagai aspek untuk pengambilan keputusan pada situasi yang beragam. Akhirnya, sistem pendukung ini juga akan mampu menstimulir inovasi dalam pengambilan keputusan dengan menggali berbagai alternatif solusi yang ditawarkan.  Kemampuan menggali hasil dari alternatif skenario yang ditawarkan, penggunaan informasi yang tepat dan akurat, dan penyajian berbagai alat bantu untuk memudahkan proses pengambilan keputusan pada akhirnya dapat membantu para manajer dalam membuat keputusan yang akan membantu aktivitas yang ada dalam mencapai tujuannya yang strategis.


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai pembahasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
2.      Sistem informasi pemasaran (SIPEM) atau marketing Informasi system(MKTIS) merupakan sistem informasi yang diterapkan di fungsi pemasaran. Informasi pemasaran haruslah dikelolah dengan baik, cara pengelolahan informasi pemasaran yaitu kita harus mengetahui dulu fungsi dari system informasi pemasaran.
3.      Sistem Intelijen Pemasaran adalah suatu prosedur dan sumber yang digunakan oleh manajer untuk mendapatkan informasi setiap harinya tentang perkembangan berkelanjutan dari pasar. Jadi sistem ini memberikan
4.      Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan penelitian, pengumpulan data, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian.
5.      Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang  yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat.
B. Saran
Melalui makalah ini, penulis akan memberikan saran kepada pembaca mengenai  pembahasan yang terkait dengan makalah sebagai berikut :
1.      Sistem pemasaran seharusnya mencipatkan cara baru dalam mengelola pemasaran sehingg masyarakat dalam negeri dapat bersaing dengan produk luar.
2.      Dalam mengelolah pemasaran sebaiknya dipauti oleh rasa kepercayaan dari distribotor kepada masyarakat.
3.      Sistem pemasaran setidaknya mampu menjadi bahan ajaran dalam berwirausaha.
4.     Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Freddy Rangkuti. 2011. Riset Pemasaran. Cetakan ke 10. Jakarta : Percetakan PT. Gramedia




Kotler Philip dkk, 2012, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Buku Dua, Edisi Pertama, Andy, Yogyakarta.

Kotler,Philip & Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks


Muhammad Firdaus. 2008,manajemen agribisnis. PT Bumi Aksara Jakarta

Swastha, Basu dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua,Cetakan Kesebelas, Liberty Offset, Yogyakarta.






[1] Kotler,Philip & Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks

[2] Freddy Rangkuti. 2011. Riset Pemasaran. Cetakan ke 10. Jakarta : Percetakan PT. Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut